💞 6. -Rutinitas Pagi- 💞

9.4K 1.1K 279
                                    

Holla👋

Kalian pernah gak mimpi di kejar setan, terus lari kalian lambat kayak siput..?

💞HAPPY READING💞

💞HAPPY READING💞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6. Rutinitas Pagi

"Qia, bangun!" Qadaffi memukul pelan kaki adiknya.

"Qia!"

Anak yang dipanggil namanya itu bukannya bangun, malah semakin mengeratkan pelukan pada bantal guling kesayangannya. Seolah panggilan dari Qadaffi tadi adalah nyanyian pengantar tidur.

"Qia!" panggil Qadaffi lagi.

"Ya ampun, Abang!!"

Qadaffi langsung menoleh ke sumber suara. Di depan pintu kamar Qia, ada Qabeel yang sedang berdiri sambil memegang segelas susu. Qabeel pun melangkah mendekat.

"Abang coba pikir deh! Ada gak orang yang bangun kalau dipanggil pake nada sepelan itu?"

Qadaffi tidak menjawab.

"Liat ni, aku bakal tunjukin cara bangunin adik yang baik dan benar!!" Qabeel lalu melangkah mendekati Qia yang masih bergelung di alam mimpi.

"Jangan aneh-aneh!" peringat Qadaffi. Ia sedikit was-was dengan kelakuan adiknya yang satu ini.

Qabeel meletakkan gelas di atas meja dan mengambil bantal guling yang sudah terbebas dari pelukan Qia. Kemudian langsung ia hantamkan tepat di wajah anak perempuan itu. Qia yang terkejut pun bangkit dari tidurnya dengan pandangan kosong.

"Qabil!" Qadaffi bahkan sampai melototkan matanya. Ia tidak percaya dengan apa yang dilakukan Qabeel. Bisa-bisanya membangunkan orang menggunakan kekerasan seperti itu.

"Tuh, 'kan, Bang! Anaknya bangun," ujar Qabeel sambil tersenyum bangga.

Qia masih terduduk dengan pandangan kosong. Seakan nyawanya belum terkumpul menjadi satu.

"Yok mandi!!" Qabeel langsung menyeret Qia untuk masuk ke dalam kamar mandi. Sementara yang diseret hanya menurut tanpa bantahan.

Qadaffi sendiri hanya memperhatikan interaksi kedua adiknya. Tak lama, Qabeel keluar dari kamar mandi setelah memasukkan Qia ke dalam sana.

"Bang, tutup telinga!" titah Qabeel tiba-tiba.

"Kenapa?"

Bukannya menjawab, Qabeel bergegas tidur telungkup di atas kasur dan menutup kepalanya dengan bantal. Tak lupa ia bergumam pelan, "Satu, dua, tiga!"

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!"

Qadaffi merasa gendang telinganya akan pecah saat itu juga setelah mendengar teriakan Qia. Sementara Qabeel sudah tertawa terbahak-bahak.

"Kan tadi aku udah suruh tutup telinga, Bang! Merengkel sih!"

"Abang!!" Qia keluar dari kamar mandi dengan baju yang sudah basah. Bahkan lantai yang dilewati Qia juga ikutan basah.

TRIPLE-QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang