8. L a n g k a h A w a l

17 12 1
                                    


Fatamorgana yang tak terukur
Pilihanya mundur atau gugur

________
_____
_______________


12:25

Disebuah cafe bernuansa abu tosca, sosok Reygan terlihat mengenakan jacket dan sebuah topi hitam tengah terduduk dikursi pojok menunggu kehadiran seseorang. Sudah sekitar 10 menit dia datang, namun yang di tunggu belum juga menampakan diri.

Tak lama kemudian suara pintu cafe terbuka, seseorang masuk dengan langkah lebar menuju bangku pojok dimana Reygan berada, "Sorry telat," ucap pemuda yang tidak lain adalah Auriga.

Reygan menatap datar pemuda tersebut lalu melihatnya melepas jas hitam yang dia kenakan, yang mana sangat pas di tubuh pemuda tampan itu.

"Ckkk," decak Reygan merasa jengah.

"Ingat!! jika bukan karena kamu, aku gak akan seribet ini," balas Riga dengan tampang memelas. "Apa rencanamu?" Tanyanya kemudian setelah meminum es coklat yang di pesan Reygan untuknya.

"Pura-pura bodoh," jelasnya singkat.

"Hanya itu?"

"Hn, dengan begitu kita bisa menjebaknya kedalam permainanya sendiri, jangan lupa cari bukti!" 

"Baiklah," jawabnya dengan menatap Reygan serius.

"Jangan menatapku seperti itu!" Ketusnya dengan wajah datar.

"Sekali-kali kamu harus pulang, ayah dan Reena rindu." Ucapnya dengan sendu, menginggat ayah mereka beberapa bulan ini sering jatuh sakit.

"Ya," balas Rey singkat yang mana hal itu membuar Riga menghela nafas kasar.

"Dia disini sedang mengawasi kita," ucap Reygan lirih yang mana sendari tadi sudah menyadari kehadiran seseorang, tepatnya setelah Auriga masuk kedalam cafe.

"Langit maksudmu?" Tanyanya lirih dan langsung mendapatkan anggukan dari Reygan.

"Hahhahaha, kemana aja lo bro? Baru muncul sejak lulus," ucap Riga tiba-tiba dengan suara keras sembari menepuk-nepuk pundak Reygan sok akrab dan hal itu cukup membuat banyak orang melihat kearah mereka berdua.

Alis Reygan menukik tajam merasa aneh dengan sikap Riga yang tiba-tiba itu, menyadari hal itu Riga mengedipkan satu matanya.  Sedetik kemudian Reygan baru paham apa maksud cowok itu. Lantas dia ikut dalam permainan konyol Riga.

"Hahhaha gue sibuk, kaya gak kenal gue aja," ucap Reygan yang tak kalah kerasnya tidak lupa membalas menepuk-nepuk pundak Riga dengan kuat. Dan Riga hanya menampakan wajah masam melihat tingkah Reygan itu.

Setelah pembicaraan tersebut, pintu cafe terbuka dan mereka bisa melihat sosok Langit keluar dari tempat itu. Meninggalkan Reygan dan Riga dengan senyuman puas, karena bisa melabuhi cowok itu dengan mudahnya.

"Sialan, sakit Rey!" Umpat Riga memandang Reygan dengan kesal.

"Salah sendiri main fisik," balas Reygan tak mau kalah, "Kamu harus hati-hati! Dia mulai mengawasi setiap gerak-gerikmu."

"Ya aku tahu, akhir-akhir ini dia memang mulai bertingkah aneh. Setiap gerakanya juga mencurigakan, sepertinya ini akan melelahkan," jelas Riga.

"Jangan sampai lengah, atau kamu yang akan terperangkap ke dalam permainanya."

Dua orang bersaudara itu mulai saling mengingatkan, karena lawan mereka cukup licik dan cerdik. Galaksi Langit Hutama cowok tinggi putih itu sangat berbahaya. Siapa saja bisa tertekam olehnya termasuk Rey dan Riga jika salah langkah.

LUKA (Bintang Yang Hilang) On GoingOnde histórias criam vida. Descubra agora