18

2.2K 205 11
                                    

.
.
.


Di ruang tamu terdapat banyak sekali orang, diantara nya ada tok aba,amato,mara,kembar 6, Supra,frotsfire dan tentu saja glacier

Mereka semua sedang menunggu kedatangan gempa yang sedari tadi belum pulang. Terutama glacier

Terlihat dari raut wajah nya yang takut dan khawatir secara bersamaan. Bagaimana dia tidak khawatir?

Pasalnya yang dilawan oleh kakaknya itu adalah orang yang telah menyekap dan menyiksa nya dulu. Dia orang yang benar-benar keji.

Mara yang melihat anaknya terus saja khawatir, mulai menghampiri dan mengelus pundak nya lembut

"Tenanglah..bunda tau kalo gempa tidak akan kenapa-napa, gempa itu kuat!" Ucap sang bunda berharap akan mengurangi rasa khawatir anaknya.

"Tapi bunda...orang tua itu adalah orang yang benar-benar keji, bagaimana kalau ada sesuatu yang terjadi kepada kak gem nanti?!"

"Aku rasa yang perlu kau khawatirkan adalah pak tua sialan itu" ucap halilintar santai.

.
.

"Gempa bukan kah kau sedikit berlebihan?"

"Bukan sedikit sih, itu mah udah banyak"

"Gempa tolong berhenti"

Melihat gempa yang sedari tadi tak berhenti memutilasi badan Damian membuat mereka menjadi sedikit mual

Tubuh Damian yang sudah tak berbentuk, bahkan organ-organ nya sudah berceceran dimana mana. Entah kapan gempa menjadi spicopat seperti ini.

"Gempa berhenti" ucap kaizo

Mendengar perintah langsung dari kaizo, gempa dengan cepat menghentikan perbuatannya. Dia hanya memandang datar kepada tubuh Damian yang sudah tak berbentuk.

"Kemarilah gempa, dan kau ochobot cepat bersihkan itu"

"Ay ay kapten" ucap ochobot. walaupun dalam hati nya ia tak mau, Tapi mau bagaimana lagi.

"Kau terlalu berlebihan gempa" ucap shielda sembari membawa kain basah untuk membersihkan semua darah yang menempel di tubuh gempa

"Maaf, aku tak sadar"

Setelah membersihkan bekas noda darah di tubuh gempa, serta telah membersihkan semua nya. Mereka pun pulang, karena ini sudah menunjukkan pukul 20.00, sudah 3 jam mereka disini

"Hati-hati gempa" ucap kaizo sembari mengelus pelan kepala gempa.

Jika bisa dibilang, kaizo sangat amat menyayangi gempa layaknya adik sendiri. Bagaimana dia melihat dengan mata kepala sendiri apa yang telah terjadi kepada gempa, membuat ia jadi tak tega untuk bisa marah ataupun kasar dengan nya.

"Tentu" ucap gempa seraya tersenyum lembut

Melihat senyuman yang telah lama tak mereka lihat, membuat hati mereka menghangat. Sudah lama sekali sejak terakhir mereka melihat senyuman bak matahari itu.

"Gempa lucu bangett! Pertahanin yah senyum nya!" Ucap ochobot karena tak tahan dengan keimutan gempa

"Ya.. jarang banget liat kamu kaya gini"

"Hehe...makasih" ucap gempa

"Sudah-sudah, ayo cepat pulang ini sudah malam" ucap kaizo, dia mana kuat melihat senyuman gempa, yang ada dia bisa mimisan

"Alah, tinggal mimisan doang juga ribet" ucap sai meledek kaizo

"Pantes ngomong kaya gitu, orang dia sendiri udah mimisan" ucap shielda cape dengan kelakukan kembaran nya itu.

saudara angkat(END)Where stories live. Discover now