1

4.4K 275 22
                                    

.
.
.

Seorang remaja berumur 17 tahun sedang berada di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup sejak lama.Dia sesekali melihat ke arah jalanan mencari seseorang yang akan menjemput nya.Sudah lama dia menunggu tapi tidak ada ciri-ciri orang yang akan menjemputnya.

10 menit berlalu,datang sebuah mobil avanza putih berhenti didepan nya.

"Sudah menunggu lama sayang?"

"Tidak bunda"

"Maaf kami terlambat gempa"

"Iya ayah,tidak apa-apa"ucapnya lalu masuk ke dalam mobil

"Baiklah kita berangkat"

Gempa,nama anak remaja tadi.Dia adalah satu satunya anak yang dimiliki oleh kedua orang tuanya,apakah dia punya adik?oh tentunya dia punya.Tapi sayang adiknya telah meninggal sejak mereka kecil,lebih tepat nya kembaran..

Remaja ini memiliki badan ideal remaja pada umumnya,dengan kulit putih,dan mata gold nya yang bersinar.

Dia melihat kesamping jendela mobil,melihat sekeliling sambil menunggu lampu merah berganti hijau

"Bagaimana sekolah mu gempa?"tanya sang bunda

"Seperti biasa"

"Bagus kalo begitu,maaf atas apa yang sering terjadi kepadamu akhir-akhir ini"

"Tidak apa-apa,aku bisa mengatasinya"

"Itu bagus,mungkin setelah ayah dan bunda sudah tiada,tidak akan ada yang menganggu mu lagi"ucap nya sendu

"Apa maksud bunda?kalian akan meninggalkan ku?"

"Tentu kami akan meninggalkan mu gempa,kita itu tidak abadi"Jawab sang ayah,seraya melajukan mobil nya

"Sudahlah aku tidak ingin membahas ini"timbal nya kembali melihat ke samping jendela

Matanya sedikit menyipit saat melihat ada sebuah truk yang melaju cepat.Seketika matanya terbelalak melihat truk sudah ada di depan matanya

"Ayah!!Bunda!!"

Gelap

Hanya itu yang terakhir kali diingat oleh nya

.
.
.

Dia membuka matanya pelan,nuansa putih yang pertama kali ia lihat.Dia memegang kepala nya nyeri,dengan sekuat tenaga yang ia punya,ia mulai duduk.

Dia melihat sekeliling tidak ada satupun orang disini.Dia kembali memegang kepalanya, ingatan saat mobil nya tertabrak oleh truk memutari otak nya

"Ayah..bunda.."ucap nya lirih

"kau sudah sadar gempa?"

Gempa mendongak,melihat siapa yang baru saja memanggilnya.Seorang kakek tua dengan tongkat di tangan nya

"Tok aba?"

"Baguslah kau sudah sadar,kau koma selama 3 hari,bagaimana dengan keadaan mu?apakah kau baik-baik saja?"

Pertanyaan beruntun dari sang kakek tak ia gubris,dan dengan cepat menanyakan sesuatu yang terus ada di otak nya

"Dimana orang tuaku?"

Terdengar helaan nafas dari sang kakek,dia tahu itu,orang tuanya...

"Mereka sudah tiada"

Benar apa dugaannya

"Kau akan tinggal bersama kakek di pulau rintis"

"Aku.."

"Tidak ada penolakan gempa"

Dia menghela nafas nya pelan,jika kakek nya sudah memerintah maka tidak bisa dibantah

"Baiklah.."

"Tidak usah lesu begitu,kau akan punya teman disana"

"Siapa?"

"Kau akan tahu nanti"

.
.
.

Dan disinilah dia berada.

Didepan rumah sang kakek.Dia melihat sekeliling tidak banyak yang berubah,kecuali rumah nya yang sedikit membesar

"Baiklah gempa,disini kau akan tinggal"

Gempa hanya diam,karena sedari tadi dia mendengar sesuatu yang berisik di dalam

"Selamat datang gempa"Tok aba membuka pintu,dengan cepat mereka menunduk saat ada sesuatu yang terbang ke arah mereka

Mereka mendongak dan melihat ada 4 orang anak yang seumuran dengan gempa

Ah..gempa tahu apa yang dimaksud dengan teman oleh kakek nya

"Siapa kau?"

TBC



saudara angkat(END)Where stories live. Discover now