8

2.3K 211 9
                                    

.
.
.

"Aku hanya berjalan jalan saja"

"Lalu?"

"Saat dijalan aku dihadang oleh beberapa preman,mereka menyerangku dan aku mendapatkan luka tusuk ini"

"Apa kau yakin gempa?"tanya sang kakek memastikan

"Tentu saja,untuk apa aku berbohong padamu?"

"Baiklah kalau begitu,kau istirahat lah atok akan pergi ke toko dulu"

"Baik tok"

Usai berkata demikian sang kakek meninggalkan ke-7 cucunya dikamar gempa

"Aku juga akan pergi,jaga dirimu baik baik gempa"ujar taufan tersenyum kepada gempa dan hanya dibalas anggukan kecil dari sang empu

"Aku ikut kak!"ujar thorn dan blaze bersamaan

"Ya ya..terserah kalian"lalu ketiga joli itupun pergi

"Baiklah mungkin tidak ada gunanya aku disini,aku akan pergi" ucap solar yang hanya diangguki oleh saudaranya yang lain

Setelah kepergian solar terjadi keheningan diantara tiga orang yang tersisa

"Em..gempa"

Yang dipanggil menoleh,melihat ice yang sepertinya gugup?

"Aku..aku minta maaf,kalau bukan karna aku kau mungkin tidak akan mendapatkan luka bakar itu"

"Tidak masalah"

"Tapi..itu pasti sakit"

"Aku sudah bilang tidak masalah bukan?"

Ice sedikit tersentak,menunduk takut melihat wajah gempa.Dia tidak takut sih sebenarnya,hanya gugup saja

"Em..sekali lagi aku minta maaf"

"Ya"

"Bolehkah aku memelukmu?"tanya ice yang membuat dua orang didepan nya sedikit terkejut

Yang ditanya diam tidak menjawab,sedikit bingung ingin menjawab seperti apa

"Punggung dan bahu nya sedang tidak dalam keadaan baik untuk kau peluk ice"ucap sang kakak sulung

Itu sedikit membantu gempa yang sedari tadi kebingungan akan menjawab apa

"Tapi kak.."

"Sudahlah,biarkan saja gempa istirahat.Dia memerlukan banyak energi untuk besok"

Ice terdiam,sedikit memikirkan ulang keinginannya untuk memeluk gempa

"Hah..baiklah,kalau begitu aku pergi dulu"Ucapnya dan pergi meninggalkan gempa beserta halilintar setelah mendapatkan anggukan dari sang kakak

Meninggalkan dua orang didalam kamar yang sedikit canggung

"Terimakasih"

Sang lawan bicara tersentak,untuk apa gempa berterimakasih kepadanya?

"Untuk?"

"Karena telah mengobati lukaku dan membantu ku menjawab pertanyaan dari ice"

Halilintar terdiam

Sebenarnya dia tidak berniat untuk menolong gempa,itu tiba tiba saja keluar dari mulut nya dan entah kenapa

"Tidak masalah"

"Dan terimakasih juga telah merahasiakan ini"

"Aku sudah bilang padamu kalau aku akan merahasiakannya bukan?dan kenapa kau berbohong kepada tok aba tadi?"

"Aku hanya tidak ingin membuatnya khawatir"

Halilintar terdiam,dia kira gempa sama sekali tidak peduli akan kakek nya sendiri,ternyata dia salah

Mereka berdua terdiam sesaat,bingung akan melanjutkan obrolan seperti apa

"Sudahlah,kau istirahat saja.Obat yang aku berikan padamu sudah mengering kau bisa tidur untuk saat ini"

"Aku tidak mengantuk"

"Tidur atau aku yang akan menidurimu"

Gempa sedikit termenung akan ucapan halilintar,dia bingung

"Cih,cepat tidur"ucap nya menarik gempa berbaring di atas kasur.

"Aku bisa sendiri kau tahu?"

"Ya,tapi kau lama"

Halilintar mengusap pelan kepala gempa,ia tidak tahu kenapa dia melakukan hal tersebut.Sementara yang dielus hanya diam menikmati elusan lembut dikepalanya.Sudah lama tidak ada yang mengelusnya seperti ini

"Tidurlah,kau harus sekolah besok pagi"

"Hmm"

Setelah beberapa menit terlewatkan,gempa mulai tertidur,masih dengan tangan halilintar yang mengusap lembut kepalanya

Dilihatnya gempa yang sudah tertidur,halilintar menghentikan elusan nya.Melihat gempa yang tertidur pulas entah apa yang merasuki dirinya,dia mendekatkan wajahnya kepada gempa,tangannya sudah beralih kepada pipi kiri gempa.Diusapnya pelan pipi itu,semakin mendekatkan wajahnya dan..

Chup

.
.
.

"Baiklah anak-anak kita kedatangan teman baru hari ini"

Suara bisik-bisik terdengar,mereka semua penasaran siapa yang akan memasuki kelas mereka diakhir semester seperti ini

"Silahkan masuk"

Seorang remaja laki laki masuk ke dalam kelas,dia bisa mendengar dengan jelas suara bising-bising dan ia yakin bahwa mereka semua sedang membicarakanya

"Perkenalkan namamu"

"Namaku rayyan

Seorang remaja dengan tubuh yang tinggi,kulit tan dan mata yang melihat tajam,bola matanya yang berwarna biru langit malam menambah kesana menarik di wajah nya

"Baiklah,kau boleh duduk pertama gempa.Gempa angkat tangan mu nak"

Yang dipanggil mengangkat tangan nya,menatap tajam orang yang akan duduk bersama nya

Manik gold dan biru malam saling beradu,tersirat sesuatu di masing masing mata mereka

"Kau boleh duduk,nak rayyan"

Tanpa menjawab perkataan yang guru,rayyan melangkah maju mendekati bangku gempa

"Lama tak jumpa"

"Sebaiknya kau diam"

TBC




saudara angkat(END)Where stories live. Discover now