Bab 6 - Perihal Filbert

25 4 0
                                    

-ו✿•×-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
-ו✿•×-

"Terima kasih Filbert," ucapku setelah Filbert mengantarku sampai di depan rumah.

Filbert tersenyum, "sama-sama," balasnya.

Seketika kondisi menjadi sangat canggung. Aku tak tau harus begaimana, dia pun juga.

"Eh, aku masuk dulu ya,"

"Baiklah, aku juga mau pulang, ehe, sampai jumpa,"

Percakapan kami hanya sebatas ucapan terima kasih dan sampai jumpa sangking gugupnya. Filbert yang kala itu mengendarai motor lakik yang pelit tempat duduk itu melaju pergi dari rumahku.

Kate yang melihat kecanggungan adiknya dengan seorang pria hanya bisa menggelengkan kepalanya tak percaya. Bagaimana seorang adik dari Kate yang bar-bar dengan pria terbanding kebalik dengan sang adik yang canggungnya minta ampun.

Aku menatap Kate yang berdiri bersenderan dengan pintu dengan tangan yang dia lipat didepan dadanya membuatku sangat malu.

"Siapa pria itu? Pacarmu?" Tanya Kate kepadaku.

Aku yang berdiri di depannya dengan cepat membantah ucapan kak Kate yang mengira Filbert adalah pacarku.

"Mana ada! Dia cuma teman!" Tegasku.

Dengan cepat aku masuk kedalam rumah melewati tubuh Kate menuju dapur untuk mengambil segelas air putih.

"Temen kah temen," sela Kate yang menggodaku.

"Temen!" Tekan ku. Agar tidak terus di goda oleh sang kakak yang menyebakkan ini.

Kate tersenyum sinis, "adikku dah besar sekarang, dia sudah bisa mencari pasangan sendiri. Tak perlu bantuanku lagi untuk mencari pasangan," dengan gaya yang tak biasa, dia merapikan rambutku dan seolah-olah mengambil kotoran yang ada di balik helaian  rambut coklatku tapi sebenarnya tidak ada kotoran sama sekali.

Seketika aku tersedak air putih, mendengar ucapannya yang seperti nenek sihir. Tubuhku seketika merinding dibuatnya.  Aku menatapnya tajam, memandang Kate yang terlihat seperti karakter nenek sihir di buku dongeng anak dengan senyum menakutkan.

"Apaan sih!" Tanganku sepontan menepis tangan Kate yang terus berada di kepalaku mengelusnya pelan.

Aku memundurkan langkahku menjauh dari Kate dan berlari masuk ke dalam kamar.

Pintu kamar ku tutup dengan rapat dan tak lupa juga aku kunci. Dengan begitu Kate tidak bisa masuk dan tidak bisa menggodaku lagi karena seorang lelaki mengantarku pulang ke rumah.

The Return Of The ZodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang