p a r t [2]

29.2K 1.5K 49
                                    

Seorang pemuda dengan rahang tegas muka datar duduk dengan angkuh berada di ruangan yang minim cahaya.dia bernama Axel Lawrence.

"Barang sudah di kirimkan semua tuan" ucap sekretaris Axel bernama bastian. Bastian sudah lama bekerja menjadi sekretaris Axel saat Axel usia 15 tahun.

"Hm. Saya tidak ingin ada yang hilang seperti kemarin jika masih ada nyawa taruhan" ucap Axel sambil meminum wine lalu Bastian pun pergi dari situ.

Tiba-tiba ada telefon masuk dari handphone Axel.

"Besok opa dan yang lain akan berkunjung ke mansion mu"

"Hm"

Axel langsung menutup telefon dari opanya itu. Sungguh si Axel nihh durjanah sekali.

Setelah selesai dengan urusannya Axel pergi menuju mansion entah kenapa dia menjadi kangen dengan adiknya yang mungil itu.

•••••••••••

Malam hari ini semua keluarga berkumpul di ruang keluarga mereka sudah makan malam jadi tinggal nyantuy saja.

"Papahh ayok main sama Aksa" ajaknya saat melihat Samuel sedang nyantuy sambil bermain handphonenya.

"Main apaa hm" ucap Samuel sambil meletakkan handphone miliknya.

Aksa membisikkan sesuatu ke telinga Samuel. Yang lainnya hanya memperhatikan dengan penasaran sih sebenarnya. Saat Aksa sedang berbisik Samuel tersenyum.

"Baby" panggil David

"Kenapa bang" jawab Aksa saat abangnya itu memanggil dirinya dia segera menjauhkan bibirnya dari telinga samuel.

"Apa yang kamu bisikkan dengan papah?" Tanya David

"Adadehh Abang gak boleh kepo. Ayokk pah" Aksa menarik tangan papahnya lalu meninggalkan kedua Abang serta mamahnya. Samuel hanya mengikuti kemauan anaknya saja.

"Biarkan saja selagi tidak berbahaya" ucap Ghea

"Axel kau sudah mengirim barangnya bukan?" Lanjutnya

"Hm" jawab Axel

Barang yang di maksud yaitu senjata yang berbahaya. Keluarga Lawrance menjual senjata dan lain-lain. Mereka membuat senjatanya sendiri yang pastinya sangat canggih dan harganya pun fantastis. Tidak sembarangan orang bisa membeli senjata itu.

Kita beralih Samuel dan Aksa mari kita tinggalkan ibu dan dua anak tanpa ekspresi.awkwk

Di kamar Aksa Samuel di buat bingung dengan keinginan anaknya ini. Saat ini mereka berdua sedang duduk nyantuy di sofa yang ada di kamar Aksa.

"Hey baby kamu mau mamah mu marah nanti trus hukum kamu,hmm?"

"Tidak mau pah tapi Aksa mau main" rengeknya

Samuel bingung dengan anaknya ini masa dia minta ke pasar malem sudah tau tidak boleh keluar mansion malem-malem bisa-bisa Samuel di gorok dengan istri dan abangnya, dan juga aksa akan mendapatkan hukuman dari kedua anaknya belom lagi sepupunya kalau sampai ketahuan.

"Papah juga ingin pergi sayang tapi kamu tahu sendiri kan mamah dan Abang mu itu" Samuel sebenarnya kasihan dengan aksa dia hanya pergi sekolah saja main pun hanya dengan keluarganya.

"Yaudah deh, tapii kita bisa kabur pahh lewat pintu belakang" yang tadinya lesu langsung punya ide nakal

"Kan ada banyak cctv di sini baby penjagaan juga ada banyak di luar mana mungkin pintu belakang tidak ada yang jaga"

Saat sedang mengobrol tiba-tiba saja ada suara entah darimana.

'jangan macam-macam kalian jika tidak ingin kami hukum. Ingat itu'

𝐅𝐚𝐭𝐡𝐞𝐫 & 𝐒𝐨𝐧Where stories live. Discover now