7. Saling Berkaitan

3.1K 322 24
                                    

Sepanjang perjalanan menuju rumah Cintya bersama mobil yang dikendarai Detektif Fahri, Jihan melamun memikirkan tentang mimpi yang baru saja dia alami.

Kira-kira apa arti semua ini? Apa hubungan suaminya dengan jelmaan ular yang dia lihat dalam mimpi, juga keterkaitannya dengan kematian Burhan dan Cintya?

Detektif Fahri yang menyadari gelagat Jihan mulai merasa heran, dan berinisiatif untuk menanyakan.

"Apa ada yang mengusik pikiranmu? Siapa tahu saya bisa bantu." Ucapan Detektif Fahri menyentak lamunan Jihan. Perempuan itu mengusap tengkuk lalu tersenyum sungkan.

"Tidak ada. Sebenarnya saya belum bisa memastikan dugaan ini benar," ujar Jihan tak yakin.

"Dugaan, tentang?" pancing Detektif Fahri.

Jihan yang tak mampu lagi menyimpan semua ini sendiri sedikit demi sedikit mulai menjabarkan.

"Begini ... saya merasa kalau kasus ini mulai berkaitan dengan privat party yang diadakan seminggu sekali, secara kebetulan suami saya dan Cintya juga meninggal dalam waktu yang berdekatan. Apa ini ada hubungannya dengan tumbal dan pesugihan?" tanya Jihan hati-hati.

Detektif Fahri terdiam sejenak. "Sebenarnya saya kurang percaya dengan takhayul apalagi di zaman yang sudah modern ini. Namun, setelah mengkaji beberapa kasus kematian dan kehilangan tak wajar yang sudah terjadi hampir dua puluh tahun terakhir ini. Semuanya terbilang cukup masuk akal."

"Dua puluh tahun!" Jihan terkejut mendengar angka fantastis yang disebutkan Detektif Fahri.

"Ya. Kematian tak wajar dan kasus kehilangan bukan yang pertama kalinya terjadi. Sebenarnya pihak kepolisian sudah memiliki catatan panjang tentang ini, tapi karena kebanyakan pihak keluarga memilih menyudahi investigasi, beberapa kasus terpaksa ditutup akibat kurangnya bukti. Sampai saat ini tak ada media yang berani memuatnya. Sampai akhirnya kamu berani angkat bicara dan kami mulai bertindak mengusut kasus yang sebenarnya sudah terjadi puluhan tahun ini."

Jihan benar-benar tak menyangka ternyata Burhan dan Cintya bukanlah korban satu-satunya.

"Saya pikir, kasus semacam ini bukan terpaksa ditutup, tapi sengaja ditutupi. Saya semakin yakin kalau privat party yang diadakan seminggu sekali diikuti orang-orang penting yang memiliki koneksi dan kekuasaan. Hingga media dan polisi dibungkam untuk menutupi kebenaran dibalik korban yang berjatuhan."

Detektif Fahri terdiam. Antara terkejut dan kagum melihat kemampuan menganalisi Jihan yang begitu menakjubkan. Dia yang seorang detektif saja tak bisa berpikir sampai sejauh itu.

***

"Usia pernikahan saya dan Cintya baru menginjak tiga tahun. Selama itu saya mengenal Tya sebagai sosok yang pendiam dan perhatian. Dia tak pernah macam-macam dan sangat mandiri. Saya bahkan kaget setelah mengetahui Tya memiliki tabungan berjumlah milyaran yang dia tinggalkan untuk saya dan anak kami yang baru berumur enam bulan. Saya masih ingat bagaimana bahagianya Cintya saat dinyatakan hamil saat itu. Mengingat dua pernikahan sebelumnya dia gagal mendapatkan keturunan."

"Jadi, Cintya sudah dua kali gagal?" sela Jihan di tengah penjelasan Erwin--suami Cintya di rumahnya yang terletak di Jakarta Selatan.

"Ya, pernikahannya dengan saya adalah yang ketiga kalinya. Dua suami sebelumnya meninggal tak wajar."

"Meninggal!" sahut Jihan dan Detektif Fahri bersamaan.

RANJANG BERDARAH (21+)Where stories live. Discover now