Part 20

14.6K 1.2K 15
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Untuk apa mempertahankan suatu hubungan, kalau hanya kebohongan yang menjadi alasan. Sudahi saja, dan katakan kejujuran yang sebenarnya."

©©©

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

©©©

Waktu berlalu dengan cepat, setelah mengetahui Aresha hamil, selama lima bulan ini, ia selalu memperketat penjagaan sang istri, membatasi Aresha untuk tidak sering ke butik. Sebab, Arkanza takut, Aresha kelelahan. Mengingat, istrinya tersebut, memiliki kelainan Hefomilia.

Hari Ahad, mereka, akan menghabiskan waktu bersama, dengan Gibran, di area taman perumahan mereka. Ibu-ibu yang membawa sang anak pergi ke taman saja, diam-diam, mengagumi sosok Arkanza sebagai suami siaga.

"Mas ihhh, gak usah sok romantis disini," kesal Aresha membuat Arkanza mengerutkan keningnya.

"Sok romantis gimana maksud kamu, sayang?"

Aresha tidak menjawab, ia berdiri dengan mengelus lembut area perutnya. Dan menghampiri Gibran, yang terlihat senang bermain dengan teman-temannya.

Langkah kaki Arkanza, menghampiri Aresha. Bermaksud ingin menanyakan pada sang istri.

"Sayang," panggilnya begitu lembut, hingga mengalihkan fokus Ibu-ibu di area taman.

"Diem Mas Arka!"

Arkanza tersentak pelan, ia semakin mengerutkan keningnya. Sebenarnya sang istri ini, sedang merajuk, atau memang moodnya mudah berubah-ubah.

"Bunda, Gibran mau kesana dulu dengan teman-teman. Nanti, suruh Pak Faiz yang jaga Gibran. Ayah dan Bunda, bisa pulang dulu," ujarnya sembari mengecup punggung tanggan Aresha, dan Arkanza. Sembari, tangan kecilnya mengusap pelan perut Aresha yang membuncit.

"Hati-hati sayang!" seru Aresha, disambut jempolan tangan dari Gibran.

Arkanza sendiri masih terdiam, sebab sang istri yang menyuruhnya untuk diam tadi.

Aresha menoleh menatap sang suami, seketika, ia teringat, bahwa tadi, karena kecemburuannya pada Ibu-ibu di area perumahan yang dengan terang-terangan mengangumi sosok suaminya. Membuat ia, tidak sengaja membentak Arkanza.

"Mas?" panggil Aresha pelan, sembari memegang lengan kekar Arkanza. Namun, sang suami masih terdiam. Walau, tatapannya menatap netranya dalam.

Aresha cemas, ia semakin mendekat pada suaminya, mengabaikan tatapan Ibu-ibu disekitar area taman.

"Mas Arka marah?"

Arkanza menggeleng pelan.

"Lalu? Kenapa diemin Resha?" tanya Aresha menunduk pelan.

Assalamu'alaikum My Wife [END]Where stories live. Discover now