🌃Chapter 4🌃

120 60 90
                                    

Hai semuanyaa... Ada yang nungguin gak?
Ada yang kangen? Gak ada ya.. Ya udah gak apa-apa..
Btw, gimana kabarnya hari ini?
Masih sehat, 'kan? Jaga kesehatan ya jangan sampai sakit.
Maaf ya baru up sekarang

Jangan lupa votemen ya, semoga betah sampai akhir, maaf kalau slow up.. Sekian Terima jungwon😉

________________________________




Malam kedua mereka di penuhi dengan canda tawa, berbeda dengan malam sebelumnya yang sepi bak kuburan, malam ini ramai bagai pasar malam. Tujuh lelaki itu terduduk di ruang tamu bersama Terry seraya menyantap ramen yang di janjikan. Siaran TV menayangkan acara komedi yang sukses membuat tenggorokan mereka terasa pegal setelah lama tertawa.

Gemuruh yang kembali datang hampir tak terdengar saking ramainya. Akibat nya Reyhan yang sedang terduduk manis di sebelah Juan harus berpindah ke sebelah Satya dengan wajah cemberut nya setelah Azka memukuli pundaknya.

"Kenapa sih aku harus punya temen seperti itu," Keluh Reyhan sambil mengusap pundaknya yang terasa kebas setelah menerima puluhan pukulan.

Satya terkekeh lalu bergeser ke belakang Kakak nya lalu memijit perlahan pundak Reyhan. Hal itu sontak membuat Reyhan menoleh ke belakang, baru kali ini Satya mau memijat nya tanpa di suruh biasanya ia akan melontarkan banyak alasan sebagai penolakan atas permintaannya.

Kali ini Reyhan bisa tersenyum tenang setelah mengetahui fakta bahwa Satya tidaklah sejahat yang ia pikirkan.

Jika bukan karena pukulan Azka ia tidak ingin memijat pundak Reyhan seperti ini, apalagi Reyhan belum mandi sore karena lampu kamar mandi mati. Sudah berkali-kali diingatkan untuk mandi di sore hari agar ada cahaya matahari yang masuk, tapi bukan Reyhan namanya jika tidak memilih mandi malam karena menurutnya lebih menyegarkan.

Satya tau betul bagaimana keras dan bersemangat nya pukulan Azka bahkan jika di perhatikan dengan seksama wajah Juan yang awalnya tenang dan merasa aman kini menjadi penuh awas terhadap Azka. Lelaki itu mundur sekitar tiga langkah ke belakang untuk menghindari pukulan yang bisa saja datang kapanpun.

"Kak, kalau ingin memukul sesuatu pukul saja bantal ini, jangan aku.." Ucap Juan seraya menyerahkan bantal kecil yang memiliki robekan di ujung nya.

"Oh? Kenapa? Lumayan, 'kan, bisa di pijat gratis oleh Satya," Ucap Azka membuat Satya menoleh cepat.

"Khusus untuk kak Reyhan. Kalian bayar! Satu menit limapuluh Ribu. Bagaimana? Berani?" Ucap Satya membuat Reyhan terkekeh sambil menatap yang lainnya dengan senyum miring nya.

"Waah, itu namanya perampokan!" Ucap Ricky spontan.

"Ini namanya jasa! Jasa! J.A.S.A, jasa!" Ucap Satya seraya mengeja kata terakhirnya.

"Merampok secara halus," ujar Haris sambil mengunyah ramen pedas miliknya.

Sean mengangguk membenarkan sedangkan Reyhan perlahan membenahi posisinya lalu meraih ponselnya yang tergeletak dingin di lantai mulus itu. Seperti biasa wajah Arin yang tampak di halaman pertama membuatnya tersenyum kecil membayangkan gadis itu ada di hadapannya sekarang.

Satya yang melihat tingkah kakak angkatnya itu terkekeh geli, hampir saja ia menampilkan deretan gigi rapinya jika tidak ia tutup dengan kedua telapak tangannya.

"Oh ya, besok aku harus pergi, kalian masih ingin tinggal?" Terry bersuara membuat semua orang mengalihkan atensinya pada lelaki berambut pirang itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 22, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kill Or Killed || Enhypen Ft.TXTWhere stories live. Discover now