Prolog #4

139 111 59
                                    

Malam pun tiba. Akhirnya Azka, satya dan Reyhan menginjakkan kaki mereka kembali di teater besar ini. Tidak ada yang berubah dari segi penampilan. Mulai dari hiasan, lampu-lampu, karpet lantai, dan lainnya. Semuanya masih sama seperti yang mereka lihat dua tahun yang lalu. Hanya saja ada beberapa dekorasi yang mereka tambahkan; sebuah menara megah dengan pepohonan rindang yang membuat susana semakin mencekam.

Mereka bertiga terduduk dengan baik di bagian kedua paling depan. Disini mereka harus benar-benar tenang termasuk Azka, mereka harus menghormati sang Gubernur dengan istri dan tiga anak-anaknya yang tengah menikmati penampilan sekelompok pemuda pada malam hari ini.

Lima pemuda dengan seorang gadis muda itu sukses membuat seluruh pengunjung menitikkan air matanya dengan adegan drama yang mereka mainkan. Tak terkecuali pak gubernur dan istrinya, mereka sama-sama menitikkan air mata lalu terkekeh kecil, mencoba untuk tidak mengeluarkan bulir itu kembali.

Azka mendekatkan mulutnya pada telinga Reyhan yang kebetulan duduk di sebelah kirinya, "lihatlah, pak gubernur saja menangis dibuatnya. Memang kisah yang mengharukan, aku harap suatu hari nanti aku bisa mendapatkan seorang gadis tanpa adanya perselisihan keluarga."

Reyhan yang mendengarnya menyetujui ucapan lelaki itu. Memang benar, kisah ini terlalu menyedihkan ditambah ini adalah kisah nyata yang diambil pada ratusan tahun lalu. Kabarnya menara yang menjadi saksi bisu pertarungan itu masih berdiri dengan kokoh, namun entah dimana. Jika ada kesempatan ingin sekali Reyhan pergi ke sana bersama teman-temannya lalu membuat konten Youtobe bersama, pasti menyenangkan.

Kerajaan Victorys yang berdiri pada tahun 1827 itu menjadi saksi gelap akan perjuangan pangeran bernama Daniel Moajjunies Victory memperjuangkan seorang gadis berdarah Belanda yang membuat pertentangan antar kedua keluarga. Selain berbeda kasta, mereka juga terlibat perselisihan antar daerah, membuat keluarga kerajaan tak senggang untuk melerai.

Namun karena Daniel tetap ingin memiliki gadis berambut coklat emas itu, ia akan melakukan segala cara agar gadis itu jatuh ke pelukannya. Sampai akhirnya terjadilah perang antar kedua kerajaan. Sang gadis yang merasa bersalah pada kerajaan Victoria akhirnya memutuskan untuk menyudahi adegannya.

Daniel yang menyaksikannya terkujur kaku, matanya membulat, lidahnya kelu, kakinya bergemetar hebat, dan tetesan air mata mulai keluar dari pelupuk nya. Ia menghampiri gadisnya yang tergeletak begitu saja di tanah dengan darah segar yang mengalir menyatu dengan tanah itu lalu langsung mengalihkan posisi pada pelukannya.

Daniel merasa gagal melindungi gadisnya, ia terdiam di kamarnya selama berminggu-minggu, tidak makan dan hanya meminum air putih setiap harinya. Saking depresinya sampai-sampai Daniel memutuskan untuk menyusul gadisnya ke alam sana.

Walau mereka tidak bisa bersatu di dunia, namun mereka bisa bersatu di surga.

Kini kerajaan itu sudah terbengkalai dan kabarnya tidak ada lagi yang merawat kerajaan itu seperti sedia kala karena konon arwah Daniel dan gadisnya, serena, bergentayangan di sana membuat pengurus kastil itu bergidik dan memilih untuk meninggalkan pekerjaannya walau pemerintah menjamin bayaran yang besar agar bangunan bersejarah itu tetap kokoh. Tetap saja, berapa banyak bayarannya hanya orang tertentu yang mau berkerja di sana, tapi tidak berlangsung lama, setelahnya mereka di temukan tewas tenggelam di danau besar dekat kastil tersebut.

Bukan Reyhan namanya jika takut hal seperti itu. Lelaki itu tidak percaya dengan hal-hal berbau mistis macam apapun itu.

"Kak.."

Reyhan terkejut setelah mendengar panggilan Sang adik yang sukses membuyarkan lamunannya mengenai legenda kerajaan tersebut.

"Ya? Kenapa?" Tanya Reyhan masih mencoba mengatur nafasnya.

Kill Or Killed || Enhypen Ft.TXTजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें