- Rumah Sakit -

Começar do início
                                    

"Belum ada tanda-tanda dia bakalan sadar?" tanya Yerin. Yuta dan Ten hanya menggelengkan kepalanya.

"Apa separah itu Doyoung mukul dia? Sampai-sampai untuk sadar aja dia nggak bisa," ujar sana yang kini sudah duduk di samping Kun.

"Kun, mimpi lo kayanya indah banget, ya? Sampai lo nggak mau bangun. Lo nggak kangen sama Relly? Sama kita semua?" lanjut Sana dengan pandangan sendu pada pemuda itu.

"Iya, Kun, bangun. Kita janji bakalan jagain lo dari orang jahat termaksud Doyoung sama Jaehyun. Ayo dong bangun," timpal Yerin. Namun tetap saja, tak ada respon dari pemuda itu.

Mereka hanya diam sambil berdoa agar Kun segera bangun. Jam demi jam terus berlalu dan tanpa sadar hari sudah sore. Ten bangkit dan berjalan keluar untuk mencari makan. Karena, besok libur mereka berempat memutuskan untuk menginap malam ini.

Ten keluar dari dalam lift menuju kantin rumah sakit tapi, langkahnya berhenti ketika dia melihat seseorang yang sangat dia kenal ada di sana sedang berbicara dengan seorang dokter dengan sangat serius.

Ten melangkah mendekati mereka, tidak bermaksud untuk menguping namun, dia penasaran sebab tidak mungkin orang itu berada di sana jika tidak ada keperluan penting.

"Bagaimana keadaan Kun?" tanya orang tersebut.

"Dia belum sadar. Irene dan Suho juga belum datang melihatnya," balas dokter tersebut.

"Mereka tidak akan datang," sang dokter terkejut begitupun Ten yang mendengar hal teersebut.

"Kenapa?" tanya dokter itu dengan heran.

"Aku mengatakan bahwa Kun ada di rumah."

"Lalu bagaimana jika Suho atau Irene mengunjungi rumah kita dan tidak mendapatkan Kun di sana?"

"Itu tidak mungkin, Suho dan Irene tidak begitu menyayangi Kun layaknya mereka menyayangi Jaehyun."

"Kamu benar, tapi saat ini Irene kan sedang-"

"Suho tidak memperdulikan hal itu, dia sibuk menyiapkan acara pertunangan Jaehyun dan Relly."

Deg!

Jantung Ten berpacu dengan cepat mendengar hal itu, dia berlari menuju ruangan Kun untuk memberitahu ketiga sahabatnya. Niatnya untuk pergi ke kantin batal setelah mendengar hal tersebut.

Dengan sekuat tenaga Ten terus berlari menaiki tangga menuju ruangan Kun, dia tidak menggunakan lif karena, akan memakan waktu yang cukup lama.

"Kenapa lo?" tanya Sana ketika melihat Ten membuka pintu dengan sangat kuat.

"Lo bakalan kaget sama apa yang gue dengar di bawa," ucap Ten. Ketiga temannya saling memandang satu sama lain dengan heran.

"Lo emang denger apa? Terus dari siapa?" tanya Yerin

"Dari siapa itu nggak penting karena kita kenal sama orang itu, yang paling penting beritanya."

"Ten, buruan ngomong kenapa sih?!" tegas Yuta dengan kesal. Ten menarik nafas dalam dan duduk di sofa.

"Relly sama Jaehyun... Mereka... Mereka.. -"

"Mereka kenapa? Buruan anjir jangan bikin gue emosi!"

"Sabar, Yut," ucap Sana menenangkan pemuda itu.

"Mereka bakalan tunangan."

"APA?!" mereka bertiga terkejut mendengar ucapan itu.

"Tapikan Jaehyun-" ucapan Sana terpotokan tak kala Yerin menyenggol bahunya seakan mengisyaratkan sesuatu pada pemuda itu.

Qalifa [Qian Kun] ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora