|| - 2. BUKAN PERUSAK

Start from the beginning
                                    

"Pergi aja!"

Kunyahan Galaksi berhenti. "Maksudnya?" tanyanya seraya mengerutkan dahi tidak paham.

Bintang meletak jagungnya, lalu memaksakan diri untuk tersenyum. "Buat apa lo di sini tapi pikiran lo ke rumah sakit? Gue tunangan lo, bukan perusak persahabatan lo!"

***

"Bunda makan, ya, Galaksi suapin."

Nonyla—bunda Galaksi— menggeleng. Airmatanya berlinang mengingat putra pertamanya—Langit Nugraha Atmadja Wijaksana—yang meninggal tiga minggu lalu. Langit meninggal setelah dua minggu koma akibat luka bakar yang dideritanya karena kecelakaan. Dan sekarang, Nonyla depresi ringan.

"Langit, Gal," kata Nonyla seraya menangis. "Langit kesakitan."

Galaksi benar-benar tidak bisa melihat bundanya seperti ini. Mau mati rasanya. "Langit udah seneng, Bun. Udah bahagianya dianya. Bunda jangan gini. Masih ada Galaksi sama Papa."

"Kamu nggak ngerti gimana rasanya jadi Bunda, Gal. Bunda mau Langit balik lagi sama kita. Cepet, Gal, kamu jemput Langit sana!"

Galaksi meletak bubur itu dinakas meja. Ia tidak mau menangis di depan bundanya. "Galaksi keluar sebentar, ya, Bun."

Galaksi beranjak keluar, ia menutup pintu lalu meringkuk seraya menangis. "Langit bangsat! Bisa-bisanya lo ninggalin gue, bajingan! Bunda nyariin lo, ini gue harus gimana? Bisa mati gue lama-lama kayak gini," umpatnya.

Isakannya makin kencang. "Tolong gue, Lang! Tolong... Bunda kita sakit karena lo."

Bukan hanya Nonyla, Galaksi pun sangat kehilangan Langit. Galaksi tidak baik-baik saja setelah Langit meninggal. Mereka kembar. Insting mereka berkaitan. Juga mereka punya ikatan batin yang kuat.

Galaksi terkejut karena mendengar suara jendela terbuka. Buru-buru ia masuk dan bundanya sudah berdiri dijendela.

"BUNDAAA!"

Terlambat.

Galaksi hanya mampu menggapai tangan Nonyla namun tangan itu langsung terlepas dan Nonyla jatuh dari lantai lima rumah sakit. Tangan Galaksi naik menutup mulutnya yang terbuka melihat bundanya sudah bersimbah darah dibawah sana. Bibirnya keluh. Tak sanggup mengatakan hal apapun.

"Galaksi? Kenapa, Nak?" Atmadja—papa Galaksi— menghampiri Galaksi yang bengong dijendela. Tadi ia ke supermarket karena Nonyla minta semangka.

Galaksi menunjuk bundanya seketika membuat semangka yang dipegang Atmadja jatuh. Jantungnya berdebar kuat berharap ini tidak nyata. "Galak—si? Itu?"

"BUNDAA!" Galaksi teriak sekencang mungkin lalu berlari turun melihat keadaan bundanya, berharap orang yang melahirkannya itu bisa selamat. Namun sayangnya, Nonyla dinyatakan meninggal dunia.

Dan karena kejadian itu, Atmadja menyalahkan Galaksi karena dianggap tidak bisa menjaga Nonyla. Dan sejak saat itu, Atmadja yang hangat berubah menjadi Atmadja yang dingin.

Atmadja melupakan, kalau hati Galaksi juga hancur saat itu.

Galaksi hampir gila karena setiap hari Atmadja terus saja menyalahkannya.

Untung saja ada Venus yang selalu memberinya semangat.

Untung saja ada Venus yang selalu mendengarkan keluh kesahnya.

Untung saja ... ada Venus.

***

Galaksi berlarian di koridor rumah sakit. Setelah Angkasa datang, Galaksi langsung pergi karena Bintang mendiamkannya. Galaksi pun tidak banyak bicara karena takut salah lagi dan membuat Bintang semakin marah.

Antariksa's : After Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️) Where stories live. Discover now