Bantuan

622 86 1
                                    

Selamat membaca🐶

Jeno sudah siap berangkat ke minimarket untuk yang kedua kalinya di hari ini.

Tadi pagi saat jeno ke minimarket untuk membeli air mineral, Renjun memberitahu bahwa siang nanti dia memiliki waktu kosong untuk membantu Jeno membereskan bajunya.

"Udah rapih, udah wangi juga. Beuh udah ganteng. Pasti ini mah Renjun kepincut" Jeno tertawa didepan cerminnya sambil membolak balik badannya.

Jeno nenaiki motornya yang sudah jarang digunakan, karena ia lebih sering menggunakan mobil yang lebih nyaman dan aman menurutnya.

Tapi untuk kali ini karena urusan yang sedikit berbeda, ia ingin menaiki motornya.

Minimarket lumayan sepi. Sebelum masuk minimarket, Jeno membereskan bajunya dan merapihkan rambutnya di kaca pintu minimarket.

"Siang pak Jeno" sapa Ayen saat Jeno memasuki minimarket.

"Iyaa siang juga. Renjun nya ada?"

"Ada pak, lagi ganti baju kayaknya" Ayen menoleh kearah ruang karyawan.

"Oh begitu yaa" Jeno tersenyum dan berjalan ke lorong rak makanan. Sepertinya ia harus membeli beberapa makanan ringan untuk nanti.

Jeno mengambil beberapa cookies, snack dan minuman dingin. Saat akan menuju kasir ia melihat Renjun yang baru saja keluar dari ruang karyawan.

Sebenarnya pemandangan yang biasa saja bagi orang lain. Namun tidak bagi Jeno. Karena jarang sekali ia melihat Renjun yang berpenampilan feminim, biasanya ia berpakaian yang sedikit err tomboy?

Tapi sekarang renjun terlihat sangat manis, ia menggunakan baju kemeja berwarna kuning pastel dipadukan dengan rok putih selutut. Sungguh luar biasa menurut Jeno, ia terpesona hingga tidak sadar Renjun sudah ada di depannya.

"Pak Jeno" Renjun menepuk pundak kiri jeno

"E-eh Renjun. Udah?"

Renjun mengangguk. Ia melihat ke arah tangan Jeno yang memegang beberapa makanan.

"Bapak mau beli ini?"

"A-ah iyaa ini saya mau beli" Jeno gugup. Ia lupa dari tadi berdiri disana, padahal niat awal ingin membayar makanannya "saya bayar dulu yaa. Kamu tunggu diluar aja"

Renjun mengangguk dan berjalan ke luar duluan, sebelumnya ia menyapa ayen dulu untuk berpamitan.

"Ayen aku duluan yaa" ucap Renjun

"Iyaa hati hati"

Setelah keluar, Renjun mencari mobil Jeno. Tapi setelah mencari di tempat parkir dan sekitar minimarket, Renjun belum menemukan mobil Jeno.

"Dimana sih mobil pak Jeno? Duh, mana badannya wangi banget lagi. Bikin mual deh, semoga nanti gak mabok. Apa dia pake parfumnya sebotol kali ya" cerocos Renjun sambil mencari mobil Jeno yang masih belum di temukan.

Beberapa menit kemudian Jeno keluar membawa kantung kresek berisi makanan.

"Pak" panggil Renjun

"Iya, ada apa?"

"Dimana mobil bapak?"

"Oh saya bawa motor" Jeno menunjuk motor berwarna merah marun yang terparkir di depan minimarket.

"Motor?" tanya Renjun kaget.

"Pak,"

"Ada apa?"

"Saya pake rok"

Renjun kembali masuk kedalam minimarket dengan kaki yang di hentakan. Kesal! Padahal biasanya Jeno membawa mobil, jadi tidak masalah jika Renjun memakai rok.

Renjun mengganti roknya dengan celana training, supaya lebih nyaman saat menaiki motor.

Sekarang Renjun dan Jeno telah sampai di apartemen Jeno. Jeno mempersilahkan Renjun untuk duduk dulu di ruang tengah nya, sementara ia mengambil minuman di kulkas.

Saat di motor tadi, Jeno terus saja bercerita. Renjun yang duduk di belakang, rasanya ingin menyumpal mulut Jeno dengan kaus kaki supaya ia diam. Tapi itu tidak mungkin!

"Ini diminum dulu, saya mau ke kamar mengambil koper saya dan baju saya dulu"

"Baik pak silakan"

Karena sekarang adalah weekend, Renjun menyetujui untuk membantu Jeno hari ini.

Ia berdiri dan berkeliling melihat-lihat ruang tengah apartemen Jeno. Ruangannya rapih, hanya ada televisi, sebuah PlayStation, dan beberapa foto yang di pajang.

Ada foto Jeno dengan temannya yang kalau Renjun tidak salah namanya Jaemin. Renjun duduk kembali dan meminum minuman yang Jeno beri tadi.

"Renjun, ini baju saya. Menurut kamu gimana?" Jeno meletakkan koper yang ia bawa dan membukanya.

Hanya beberapa baju kemeja, celana panjang hitam, baju dinas, kaus dan celana santai. Renjun mengangguk dan mengetuk jari telunjuknya ke dagu.

"Bapak disana, mungkin ada mesin cuci kan? Karena kan bapak bakal lama tuh disana"

"Biasanya ada si, menangnya kenapa?" Tanya Jeno, ia beralih duduk di samping Renjun yang tadinya berada di bawah dekat koper sambil jongkok .

"Eem kalau menurut saya udah cukup sih pak, yang penting kan baju dinas sama baju kemeja paling yah, kalo baju biasa si bapak bisa aja beli kalo misal kurang. Baju dinas bapak udah masuk semua kan?"

"Udah, saya gak bakal lupa kalo baju dinas"

"Sip deh pak, em kira kira apa lagi ya yang kurang" tanya Renjun pada dirinya sendiri.

"Sebenarnya saya itu jarang bepergian jauh apalagi lama pak, jadi kurang tau kalo baju bapak ini cukup atau kurang. Tapi menurut saya sih ini udah cukup pak"

"Oh begitu ya. Jadi segini sudah cukup kan ya?"

"Iyaa pak sudah"

Hening menyelimuti keduanya
"Oya pak saya jadi bingung deh, kenapa bapak mau bepergian begini tanya ke saya, kan mungkin, mohon maaf ya pak, bapak bisa tanya pacar bapak atau ibu bapak"

"E-eh" Jeno kaget. Kalo urusan begini sebenarnya Jeno sudah hapal baju apa dan apa saja yang harus dibawa.

Ini kan sebenarnya hanya modus saja untuk PeDeKaTe dengan Renjun. Jeno blank, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal "ibu saya jauh jadi saya susah tanya tanya"

Renjun mengangguk dalam hati ia bertanya 'apa gunanya ponsel dong pak? Ini kayanya faktor usia bukan sih dia jadi lemot plus aneh' 

"Pak sudah kan berati? Saya boleh pulang" tanya Renjun

"Eh, kita makan siang dulu gimana? Sekaligus ucapan terima kasih saya. Saya ke kamar dulu sebentar" Jeno berdiri dan bergegas ke kamarnya.

Renjun mengangguk dan berdiri. Ia mengambil tasnya. Namun Renjun duduk kembali ia menyeruput minuman yang tinggal sedikit lagi dan kembali berdiri dan merapikan pakaiannya.

'Apaan sih cuma gini doang pake minta bantuan segala, padahal itu bajunya udah dia pilihin sendiri, tinggal di rapihin di kopernya, kenapa harus nyuruh aku milihin lagi sih' gerutu Renjun dalam hati.

Tiba-tiba Renjun terkejut saat mendengar ada seseorang yang membuka pintu apartemen jeno.

Bersamaan dengan suara pintu terbuka, Jeno keluar dari kamarnya.

"Renjun ayo" ucap Jeno sambil menggandeng lengan Renjun. Renjun terkejut dengan perlakuan Jeno

"Jeno~" panggil orang tersebut

"Eh?" Jeno terkejut mendengar seseorang memanggil namanya selain mereka berdua, Jeno menolehkan kepalanya pada Renjun.

'siapa yang datang?'  tanya Jeno dalam hati

Renjun mengedikkan bahu seakan paham apa yang Jeno tanyakan dalam hati.





TBC

©Myxluw

TRUE TIME | NOREN GSWhere stories live. Discover now