5. Is the Devil Gone?

79 20 155
                                    

[1]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


[1]

(Mind Existere and Vision Existere)

Sehari setelah kejadian yang melibatkan Eunae, Jiseok, dan Taeji di kantin. Berbelas-belas kilometer jauhnya, seorang laki-laki dengan rambut hitam disisir ke belakang dan bibir pucat yang tersenyum tipis, menyusuri distrik perdagangan yang ada di Dobong-gu, Ssangmun-dong.

Merencanakan masalah yang akan ia buat di masa mendatang, pria itu dalam perjalanannya mengumpulkan pion-pion untuk direkrut ke dalam Silver Screw. Pion-pion yang ia maksud adalah pasukan Exis--orang-orang yang mendapat anugerah atau melakukan kontrak dengan Existere.

Sebagai sesama Exis dan ketua dari Silver Screw, Wei Eunsang mendatangi calon anggotanya secara khusus. Bukan hanya untuk memberikan impresi baik dan memikatnya dengan karisma untuk mendapatkan loyalitas. Namun, didorong rasa penasaran tentang Exis Pikiran yang terkenal akan kelangkaannya.

Kilatan cahaya di mata abunya memudar, ketika ia mematikan kemampuan membaca profil serta macam Existere yang dikontrak orang-orang di jalan pertokoan. Eunsang pikir dirinya akan menemukan Exis lain yang terlewat penjaringan anak buahnya, ternyata tidak.

Netra abu-abunya membaca huruf hangul yang bertuliskan 'toko barang bekas'. Bangunan yang terhimpit toko baju serta buku itu, dindingnya didominasi warna abu, merepresentasikan kehampaan barang-barang bekas yang dijual lantaran tak lagi diinginkan pemiliknya.

Memasuki toko, keramaian dari susunan barang bekas yang memenuhi ruangan, menyerang mata karena letaknya yang sangat berhimpitan, seakan sebisa mungkin memampatkan segalanya ke ruang toko yang kecil. Entah itu dari barang elektronik seperti kipas sampai pajangan yang besarnya seibu jari.

Namun, di tengah-tengah keramaian barang bekas, dengan cepat Eunsang menangkap sosok pria tua yang memasang raut panik di wajah berjerawatnya.

"Aku ingin bertemu pemuda itu."

"Tu-tuan! Ah, anda bisa melihat barang-barang dulu sebelum bertemu dengannya. Saya ahlinya dalam memperbaiki, jadi kualitasnya terjamin!"

Dari balik kacamata hitam, netra abu-abunya menatap pupil si pria tua yang terus bergetar dan tempo napasnya yang cepat. Dari penilaiannya, pria tua ini gugup karena menyembunyikan sesuatu darinya.

"Di mana pemuda itu?" Sambil tersenyum, Eunsang menyingkirkan si pria. Sepatu pantofelnya beresonansi di lorong yang menghubungkan toko, dengan bagian belakang bangunab yang dialihfungsikan menjadi tempat tinggal.

Menyibak tirai kamar, pandangannya tertuju pada si pemuda yang terbaring di tempat tidur. Ah, jangan lupa tentang air liur yang mengalir dari mulutnya juga.

Wanita gemuk di sebelah si pemuda segera menghalangi presensinya, terus mengucapkan sesuatu seperti anaknya tak bisa bekerja untuk sekarang. Eunsang mulai geram karena perjanjiannya dilanggar. Namun, ia tetap berusaha menyingkirkan wanita gemuk itu dengan sopan.

ExistereWhere stories live. Discover now