3.2~Slice of Suprise (I)

26 6 4
                                    

Sejak kepulangannya dari kebun, Aksa tak mau sama sekali mengajak Lala berbicara. Tapi satu sisi Aksa merasa penasaran, ada sesuatu yang mereka berdua mencoba sembunyikan.

"Telepon Fakhri aja"

Aksa menghubungi Fakhri. Ia khawatir dengan keadaannya. Ia yakin Fakhri pasti melihat kejadian itu.

"Halo Aksa? "
"Fakhri, lo liat kejadian emak sama Papa di kantor? "
" Iya, saya melihatnya. Saya kecewa dan malu. Maaf... "
"Gaperlu lo minta maaf ke gue. O ya keadaan mama gimana? "
" Nyonya sudah kembali waras, Sa. Saya gatau juga kenapa sejak saya kunjungi kamar dia, nyonya sudah waras "
"Alhamdulillah, gue sebenarnya kecewa. Gue bakal cari cara biar emak ga nemuin Papa. Gue mau Mama sama Papa cerai karena selama ini Papa ga becus jagain Mama"
" Lakukan apa saja, Sa. Yaudah saya pamit dulu"
"Iya Ri"

  Lala memasuki kamar Aksa. Ia duduk di samping Aksa dan memgusap surai rambut Aksa.
"Nak, mak tau Fakhri kecewa dan malu tapi mak terpaksa lakukan ini"
"Terpaksa?.Udahlah mak, jangan coba-coba membohongi gue. Gue tau lo sayang Papa, tapi Papa lebih ngincer cewek kaya kan buat di peras? "

Lala seketika terkejut. Logatnya berbeda dengan Fakhri dan anak ini cenderung lancang. Tapi kenapa ia tau?.

"K-kenapa  tau nak? "
"Denger ya mak, gue, Fakhri udah kecewa sama lo. Andai aja terus terang sama kami, kami gabakal sedalam ini kecewanya. Fakhri meminta maaf sama gue buat tingkah lo tapi lo malah lakuin Fakhri seolah-olah budak tanpa gaji lo. Fakhri udah menderita gegara lo"
"Nak-"
"Tapi itu faktanya. Ia berusaha mati-matian buat keinginan lo terpenuhi, tapi lo peras terus peras terus sampe dia capek. Lo jujur ama gue, Fakhri itu sebenarnya adik kembar gue kan? "

Lala membulatkan matanya. Badannya seketika seperti tersengat listrik menatap lelaki muda itu yang menatapnya sengit.

"Gue bukan Fakhri, tapi gue Aksa Abimanyu"
"A-Aksa..."
"Iya. Lo serumah dengan pengusaha muda terkenal di kota yang nyamar jadi anak desa gegara perintah Papa"

Duh, Davin bodoh. Aksa sudah tau 60% dari rencanaku. Sial, aku harus berbuat apa?. Dia tidak bisa di bodohi seperti Fakhri.

"O-oh... "
"Cepat atau lambat semuanya bakal kebuka"

Aksa meninggalkan Lala. Lala panik, ia harus berbuat apa. Kalau seperti ini, namanya ia sudah tertangkap basah.

"Fakhri, Adnan, Rangga ayuk makan malam sini"

  Semuanya langsung keluar dari kamar begitu Annesha memanggilnya, dan juga.... Davin. Yah, dia terlihat sangat terkejut akan kemunculan Annesha.
"Annesha, bukankah kamu masih gila? "
"Aku sudah sembuh. Memangnya kenapa?. Kau terkejut ?"
"Yah... Aku terkejut"

Tiba-tiba Annesha merebut tas kerja Davin yang membuat semuanya terdiam, Davin langsung melayangkan protes kepada Annesha.

"Apa maksudmu? "
"Mulai detik ini, masa kepimpinanmu sudah habis. Dan yah barangkali kamu lupa bahwa perusahaan Abimanyu adalah punyaku. Dan kepimpinanmu akan di gantikan oleh.. "

Annesha memberi tas kerja Davin kepada Fakhri, sontak semuanya terkejut. Apalagi Fakhri yang kebingungan sekali dengan tasnya.

"Ya benar, Fakhri Ramadhan Abimanyu"

Saya jadi CEO? Bagaimana bisa?. Saya belajar dari dasar, jauh tertinggal daripada temen Aksa tapi kenapa saya jadi CEO?

"Mama.. "
"Fakhri di bimbing sama Mama. Ah yaudah silahkan makan"

Semuanya makan dalam keadaan hening, tapi Davin benar-benar tak terima, bagaimana bisa lelaki kampung itu merebut kekuasaannya bagaikan kau memegang dandelion, dalam sekejap kelopaknya hilang bila angin menerjang nya.

"KENAPA KAU BERI KEKUASAAN SAMA ANAK KAMPUNG TUKANG KEBUN INI?! "

Annesha sama sekali tak memberi respon. Ia lanjut menikmati santapannya yang membuat emosi Davin meledak.

"DASAR BENALU KAU FAKHRI! "

Fakhri menatap Davin dan langsung beranjak dari meja makannya.

"Kalau saya benalu, kenapa anda suruh kami bertukar kehidupan?. Asal anda tau sebuah parasit tak akan datang jika targetnya bukanlah tempat ia bertahan hidup. Benalu itu datang sendirinya pada tubuh tumbuhan, ia serakah ingin merebut zat hara dari pemilik aslinya"

"Dan sebuah benalu tak pernah puas jika ia sudah berhasil merebut zat hara sampai tumbuhan perlahan kehilangan makanannya"

Fakhri beranjak pergi dan melanjutkan acara makannya. Davin terdiam, tak sebar-bar Aksa tapi tembakannya tepat sasaran. Yang di ujarkan Fakhri benar-benar mencerminkan Annesha. Sangat tenang tapi sangat menusuk.

"Yasudahlah, saya ke kamar"

.

"Rencana apalagi yang di rancang perempuan gila itu?. Huft... Fakhri benar-benar mewarisi pemikiran Annesha"

"Kali aja itu karma"
"Adnan? "

Adnan memberi Davin masakan Annesha kepadanya. Adnan duduk di hadapan Davin, tetapi Davin menikmati makanannya.

"Kalo bang lupa, ya wajar Annesha memberi kekuasaan lo ke Fakhri, itu artinya babak baru di mulai"
"Kenapa kau tinggalin Aksa di kampung? "
"Sengaja. Toh dia tinggal bareng pacar gelap lo. Lagian lo ngaca ya bang lo latar belakangnya sama ama gue, bujang kampung jangan lo sok ngatain anak lo sendiri bujang kampung padahal dia bujang eropa. Anak lo derajatnya lebih tinggi daripada lo"
"Bentar.. Kenapa lo kasi Aksa ke Lala? "
"Lupa? ,Ahahahaha aduh bang bang tinggal nunggu idup lo melarat aje lagi bang. Tinggal tunggu lo di cerein Annesha, kelar idup lo"
"Adnan tolong jangan cerein gue sama Annesha"
"Mohon maap ye bang gue gasudi tolong lo, gue masi dendam ama lo karena seenak jidat nikung cewe gue. Tunggu aja"

Adnan langsung pergi meninggalkan Davin. Ia benar-benar pusing, Annesha waras, 1/2 wilahnya jatuh ke Fakhri, Aksa bersama Lala, lalu apalagi?. Ternyata Annesha punya jurus yang tak bisa di deteksi.

  Lala tertidur, Aksa sudah siap mengemasi terong dan cabai biar besok bisa di antarkan, ia menangkap sebuah tempat tidur bayi usang berwarna biru. Terdapat beberapa berkas di atasnya.

"Wah ini tempat tidur bayinya mewah banget, mana made in germany."

Seketika ia menemukan satu kotak coklat kayu kecil dan membukanya. Ada kalung nama yang terbuat dari perak, bernama Fakhri. Aksa bergegas melihat lehernya memakai kalung itu.

"Kalung kembar... "

Aksa menemukan  photo keluarga. S Satu keluarga catur bahagia dengan menggendong dua bayi seiras di sebuah rumah sakit. Sontak ia menangkap sosok di sebelahnya terlihat sangat mirip dengan Fakhri.

  "Jadi... "

  Aksa menemukan sebuah surat tes DNA dan Akte Kelahiran. Pertama, ia membuka surat tes DNA lalu Akte Kelahiran.

Buk!

Aksa seketika terdiam sembari memegang kalung dan berkas itu hingga Lala beranjak bangun karena terkejut.

"Aksa... "

Lala kaget tatkala Aksa memegang berkas kunci dari semuanya. Sial, semuanya akan terbuka.

"Aksa... Ayok kasi ke emak.. "
"Nga"
"Aksa... "
"Gue akan kasih ini ke Fakhri. "
"Jangan macam-macam kau"

Lala mendekati Aksa sembari menodongkan pisau. Lebih baik ia menghabisi Aksa daripada semua kebusukannya terbuka secara lebar dan transparan.

"Kasih, atau emak kau bunuh"

Lala mendekati Aksa sembari mencari target untuk ia menikam. Aksa semakin berjalan mundur sampai Lala dengan agresif menghampirinya dan bersiap untuk menikam Aksa, ia mencoba menutup matanya.

" AKKKHHHHH"

See you in next chapter <3

Aksa & FakhriWhere stories live. Discover now