3.1~ Slice of Suprise

19 6 1
                                    

  Aksa pulang sekolah menggunakan sepedanya melenggang ke warung ibunya Cinta, di mana Lala, emaknya Fakhri meninggalkan hutang. Sesampainya di sana, Aksa menemukan Cinta. Ingin rasanya Aksa langsung pergi, tapi ia harus membayar hutangnya Lala.

"Ngapain kau? "
"Bayar hutang. Berapa hutang emak ? "
"2,5 juta"

  Aksa langsung membayar hutang itu dan langsung meninggalkan warung tanpa sepatah kata apapun. Ia langsung mengayuh sepedanya menuju ke rumah, tetiba ia memicing matanya ketika ia menemukan totebag yang berisi pakaian-pakaian branded sudah mencuri pemandangannya sejak beberapa meter menuju rumahnya. Dan benar saja, totebag itu memenuhi pintu rumah.

"Dapet darimana emak? Mahal gini sanggup beli kok buat beli sembako ngutang?.Aneh"
"Fakhri? "

Aksa menemukan Lala dengan berpenampilan ala perempuan kota yang membuat Aksa terheran.

"Mak  dapat barang ini darimana?. Lalu kenapa ngutang buat bayar beli sembako?"

Raut wajah Lala terlihat panik. Aksa memicing matanya sudah menangkap ada yang tidak beres dari Lala. Ia langsung menarik Lala dengan tatapan selidiknya.

  " Jelasin semuanya "

Lala tak berkutik, ia hanya menatap ke arah lain. Ia terlihat enggan menjawab.

"Pejabat mana lagi yang mak. permainkan hingga mau membuang uang demi mak? "

Lala menatapnya terkejut. Tak pernah Fakhri selancang ini sebelumnya.

"Jaga mulutmu! "
"Tapi udah beberapa tahun Fakhri harus menghidupi perempuan yang mikirin duit duit tanpa usaha kayak mak? "
"KETERLALUAN! "
"Apa salahnya jujur?! "
"Apa hak kau? "
"Loh aku anak kau, pantas tau"

Lala perlahan menghela nafas sembari menjauhi Aksa.

"Saya berhubungan gelap dengan Davin Abimanyu"

Papa?

Aksa terdiam. Lala berselingkuh dengan Davin di saat Annesha, nyonya Abimanyu survive dari penyakit gilanya.

"Lalu mak pake uang papa buat berfoya-foya? "

Lala menatap Aksa. Terlihat raut kekecewaan pada Aksa, ia beranjak mengambil alat kebun untuk pergi ke kebunnya. Aksa menatap kecewa ke arah Lala sebelum berpamitan.

"Fakhri benar-benar kecewa sama saya," Gumam Lala dalam hati.

Aksa mengayuh sepedanya dengan kencang, air matanya berlinang. Ia sangat kecewa kepada Davin, sangat sangat kecewa. Apa guna perjuangannya selama ini?, ia membangun perusahaan sendiri kala Davin menekannya untuk mandiri, keluarkan uang untuk membayar psikiater pribadi agar Annesha sembuh tatkala Davin merasa sangsi akan keadaan Annesha. Semuanya terasa kerdil jika di bandingkan dengan Davin yang menghamburkan uangnya kepada selingkuhannya,sungguh terasa sakit.

Sesampainya di kebunnya Fakhri, ia turun dan melihat begitu suburnya kebun itu.

  "Gue kudu panen. Gue bisa sendiri, toh gue dulu pernah panen kebun sayuran juga pas kecil. "

   Aksa memulai memanen hasil kebunnya Fakhri. Aksa terlihat ahli walau ini bukanlah pekerjaannya. Walau wajahnya di penuhi keringat, tapi ia sangat menyukainya. Sampai akhirnya seseorang datang.

"Fakhri"

Gadis bermata sipit itu mendatanginya dengan rantangan dan air mineral. Aksa duduk di samping gadis itu.

"Kau siapa? "
"Saya Aida. Saya sengaja kemari sebab kau jarang makan, jadi saya bawa makanan kesini" Ucap Aida sembari mengambil beberapa lauk pada sebuah wadah yang berisi nasi.
"Kebetulan sekali. Saya lapar"
"Nah ini, makanlah"

Aksa & FakhriWhere stories live. Discover now