1.1~ Part Abimanyu's Family

32 8 2
                                    

Jika saya selalu mengandalkan perkebunan kecil itu, bagaimana saya bisa bayarkan hutang emak, uang sekolah, kebutuhan berkebun dan buat sehari-hari?. Pelik rasanya jika saya hanya berkebun

Fakhri hanya menyimak bagaimana suara yang muncul dari kepalanya begitu menampar nya.Ia tak tau harus apa. Ibunya seperti lepas tangan akan tanggung jawabnya.

"Fakhri telepon Bang Adnan saja"

Adnan itu kakak kelasnya dulu yang dekat dengannya dari SMP sampai SMA. Dan hanya dialah teman satu-satunya Fakhri dan juga pekerjaan mereka sama sama berkebun sayur-sayuran. Bedanya Adnan berkebun berbagai macam sayur-sayuran. Suara telepon mulai masuk hingga suara Adnan jelas di seberang sana.

"Assalamualaikum Fakhri"
"Waalaikumsalam. Bang? "
"Kenapa Fakhri? "

Fakhri mendadak membisu. Apakah ini keputusan yang bagus?. Merantau ke kota seperti Adnan?. Fakhri begitu ragu akan keputusannya itu mengingat ibunya akan tinggal sendirian jika ia merantau.
"Bang, Fakhri mau bilang sesuatu. "
"Pasal? "
"Fakhri merantau ke kota. Besok pagi Fakhri sampai di terminal kota"
"Bagaimana sama sekolah kau? Kan kau kelas akhir"
"Itu bisa saja nanti, Bang. Bisa ambil sekolah paket kalau agaknya semua hutang habis"
"Baiklah, nanti bang coba minta izin sama atasan dulu. Baik baik ya kau di jalan"
"Iya, Bang. Fakhri mau siap-siap dulu, assalamualaikum"

Fakhri langsung mengambil barang keperluan untuk merantau.Sesudahnya, ia minta restu sama Ibunya untuk mengizinkannya merantau.

"Nak kemana kau? "
"Fakhri mau ngerantau. Fakhri akan bayarkan tanggung jawab Fakhri ke emak. Fakhri bayarkan semua hutang-hutang emak dengan cepat"ucap Fakhri dengan penuh keyakinan.
"Hahahahaha kau kenapa yakin sangat ha? Kau kata mudah cari kerja di kota?. Susah!. Jangan berangan sekali masuk kota kau dapatkan pekerjaan pandai apa kau?. Kau paham berkebun sayuran saja tidak usah banyak gaya" Ucap ibunya dengan nada remeh.

Hati Fakhri seketika ngilu mendengar ucapan ibunya. Ia buru-buru menyalami sang ibu dan pamitan.

"Fakhri pamit"

Fakhri berlenggang pergi ke terminal desa untuk bisa mendapatkan tiket untuk bis ke kota.

"Agaknya dia pulang dengan kantong kosong" Ucap ibunya sembari tersenyum remeh.

                                  ☄

  "Huft... Panas" Keluh Aksa.

Tiga jam lamanya Aksa latihan dance, hingga tubuhnya di basahi keringat. Terlebih, ini adalah ajang untuk menaikkan harga dirinya di depan hatersnya yang sangat keras kepala.

Tok tok

"Masuk"
 

  Muncul lah dua supir keluarga Abimanyu, Adnan dan Rangga.

"Dek bos" Ucap Rangga
"Kenapa nih? "Ucap Aksa heran.
"Teman seperkampungan saya mau kesini. Kami bingung mau nampung dia dimana? Dia ga punya sodara dimari" Ujar Adnan.
"Iya dek bos dia ngerantau kesini juga gegara di kampung hutangnya banyak" Timpal Rangga.
"Hm.. Jadi kang kebun sini aja dia. Soalnya yang lama udah lama resign juga. Besok pagi kan dia sampe?. Yodah kalian jemput aja temennya gue ada motor kok sans aja,intinya stand by ye kalo bokap sama nyokap gue minta anterin"
"Makasih dek bos. Gih dek bos mandi trus tidur udah di omelin buk bos soalnya"
"Oke. Gue ke kamar mandi dulu"

  Setelah Aksa pergi, Rangga dan Adnan menghela nafas lega.
"Tumben banget dek bos ijinin? " Tanya Rangga terheran.
"Kali aja di ejek si Amanda lagi. Tau ajalah itu bocah tengil" Jawab Adnan menduga
"Kepengen banget gue jodohin dek bos sama Amanda wkwkwkwk"
"Yailah lo Nga, nyari mati yang ada udah tau mereka tu galak kayak maung"
"Bercanda Nan lo ih. Yodah deh balik tidur ajalah besok otw terminal kan?"
"Oke. Kita tutup dulu ini"
"Sip"

Aksa & FakhriWo Geschichten leben. Entdecke jetzt