3.3~ Suprise

12 6 5
                                    

Bunyi ambulans dan mobil polisi menghebohkan malam itu. Fakhri semakin pucat di ambulans, Aksa panik dengan kondisi Fakhri yang terus memburuk. Suasana cemas menghiasi ambulans itu.

"Pake jalan tikus aja cepetan, Fakhri kudu segera di tolongin"
"Hei lo plis sadar. Plis plis plis"
"Gue mohon lo sadar. "
"Tenang ya dek, bentar lagi sampai kok"
"Tapi dia bakalan selamat kan? "
"Kita akan berusaha semampu kita"
"Huft.. Baiklah"

.

"Duh... Tanganku ngilu"

Fakhri terbangun sembari meringis kesakitan, ia membaringkan diri sembari memahami peristiwa secepat kecepatan kilat beberapa jam lalu.

"Aksa?. Aksa! "
"Iya? "
"Kamu tak apa-apa? "
"Gapapa. Tapi lo gapapa kan?. Lo di bacok emak"
"Yah.. Ngilu sih. Tapi saya harus ke kota"
"Lo blom pulih. Jangan nekat. Gue udah telepon Mama"
"B-buat? "
"Ya.. Lo kan gada kerabat deket kan makanya telepon Mama"

Fakhri terheran, sikap Aksa begitu sangat berbeda hari ini. Aksa sekarang bukanlah sosok cowok  bossy yang judes dan bermulut tajam seperti pedang, tetapi ia berubah seperti seorang kakak yang perhatian. Benar-benar seperti kakak kandungnya sendiri. Sepertinya ia baru saja hidup di dimensi dunia yang berbeda.

"Lo adik kembar gue, kan? "
"Darimana kamu tau? "
"Gue nemu bukti di rumah. Jujur sama gue"

Fakhri kebingungan, sekaligus terkejut.

"Kamu kenapa bilang begitu? Kamu kenapa yakin saya adikmu?. Saya tak tau apa-apa tentang kamu, keluarga Abimanyu"
"Lo beneran gatau? "
Fakhri menggeleng.
"Emak gada buka tentang keluarga Abimanyu? "
"Ga"

Aksa mengelus kepala Fakhri penuh kelembutan, air matanya turun tanpa ia sadari, sembari tersenyum lembut.

"Adek... "
"Kamu itu matahari yang selama ini aku cari. Mungkin skenarionya memang di rancang seperti ini.. "
"Aku tak bisa bilang selain terima kasih karena selalu bersamaku. Sebagai jiwa yang rapuh, kamu menguatkanku tanpa ku sadari sedetikpun. "

Fakhri tersenyum simpul. Lupakan tentang identitas aslinya, ia tak kuasa menahan tangis, dan pecahlah tangisnya. Rasa haru memenuhi hatinya.
" Saya akan selalu bersama Kak Aksa. Ayo kita tumbuh bersama. Jika saya memang bungsu Abimanyu, saya akan senang hati menerimanya. Anggaplah saya adikmu"

Aksa berhamburan memeluknya erat. Tak berenti ia menangis penuh kebahagiaan. Naluri nya tak akan pernah salah, karena sejatinya Fakhri heronya Abimanyu. Ia hanya ingin bersama mataharinya untuk mengulang masa indah yang terenggut karena kehilangan bungsu.

"Makasih, dek"
"Sama-sama"
"Keknya mereka gabisa kesini. Biar Kaka temenin kamu di sini, sampai kamu sembuh, dek"
Fakhri mengangguk sembari tersenyum.

.

Annesha mencoba mengendarai mobilnya. Ia khawatir dengan keadaan putranya.

"Nes"
"Adnan? "
"Biar kita berdua saja pergi. Saya temenin "

Annesha tersenyum. Ia mengangguk dan mereka sama-sama memasuki mobil untuk menuju ke rumah sakit yang sudah di beri alamatnya oleh Aksa.

"Doakan mereka baik-baik saja, Nes."
"Kenapa kamu palsukan identitasmu,Nan?. Padahal kamu bukanlah lelaki kampung"
"Demi kamu, Nes. "
"Aku? "
"Aku ingin melindungimu dan menemanimu walau radius nya beribu kilometer sekalipun. Karena.."
"..... Perasaanku semakin dalam kepadamu. Kamu udah kayak pelangiku. Kalau aku adalah ayahnya kedua putramu, aku adalah lelaki beruntung"
"Kenapa kita tak membuat kisah baru tentang kita?. Bukan majikan sopir. Melainkan sepasang insan yang benar" terikat oleh perasaan sama"

Adnan menghentikan lajunya.

"Nes... "

Annesha mengeluarkan berkas-berkas penting Abimanyu corp dan surat gugatan cerai.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Jun 26, 2023 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Aksa & FakhriOù les histoires vivent. Découvrez maintenant