2.1~ pertukaran kehidupan

18 6 1
                                    

"Lintang, plis kasi jawaban tugas ini dong haduh gue gapaham kalo nyontek google" Keluh Aksa yang sedang pusing akan tugasnya.
"Gue masih nyari, Aksa. Sabar dikit"
"Iya iya gue cari dulu"

  Setelah mengakhiri panggilan dengan Lintang, Aksa mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Ih kok susah banget. Bercanda banget lo tugas"

   Fakhri langsung datang dengan segelas kopi. Aksa hanya menatap Fakhri dengan tatapan sinis.
"Kayaknya lagi kesusahan. Itu tugas apa? "
"Fisika"
"Boleh saya liat? "

   Aksa memberi ruang buat Fakhri untuk duduk di sampingnya. Ia membaca soalnya dengan cermat.
"Um.. Boleh minjem buram sama pena? "
  Aksa langsung memberi buram dan Pena untuk Fakhri, langsung saja lelaki berambut hitam itu menggores rumus dan angka di buram dengan serius. Langsung saja Fakhri memberi buram kepada Aksa yang membuat Aksa tercengang.
"K-kok pas banget ama yang di kasi rekaman suara sama Lintang? " Ucapnya yang masih tercengang.
"Saya di kampung dulu sekolah kayak kamu. Tapi saya terpaksa putus sekolah karena masalah hutang"
"Hutang? "
"Hutang saya sudah terlalu besar, makanya saya milih putus sekolah"

  Aksa hanya mengangguk dan seketika mencolek tangan Fakhri.
"Ajarin gih. Gue bakal ajarin bahasa gaul"
"Boleh"

    Aksa dengan fokus belajar fisika dengan Fakhri dan terkagum dengan kepintaran Fakhri.
  "Pinter banget lo, kalah ama Lintang"
"Makasih. Sudah selesai kan?. Lebih baik minum kopi dan langsung tidur. Saya pamit"
"Eh nyelondong aja lo. Duduk" omel Aksa.

  Fakhri pasrah duduk di sebelah Aksa. Ia tak tau apa yang di fikirkan oleh manusia mirip rupa dengannya itu. Terlihat matanya tak lepas menatapnya yang membuat firasat Fakhri tak enak.
    "Kenapa kamu menatap saya seperti itu? "
"Formal banget bahasa lo"
"Ya itu bahasa sehari-hari jadi saya terbiasa"
"Gue serius nanya kok muka lo mirip banget ama gue? "
"Saya mana tau, apa kita punya ikatan batin? "
"Gosah ngaco"

Aksa kembali meminum kopi sembari memikirkan sesuatu yang sedang menari di fikirannya sebelum Tuan Abimanyu kembali.
  "Ah.. Sangat kebetulan"

Tuan Abimanyu langsung duduk di hadapan dua manusia mirip rupa itu. Ia membuka kacamata rangkapnya, meletakkannya di saku bajunya dan menatap mereka berdua dengan raut yang sulit di tafsirkan.
 
   "Kenapa pa? "
"Kalian mulai besok bertukar kehidupan. Papa mau kalian bisa memahami kehidupan di luar zona kalian. Ini simulasi juga untuk menghadapinya"
"Maksud papa? " Ucap Aksa bingung
"Aksa, kamu ke kampungnya Fakhri. Kamu bakal jadi Fakhri disana dan Fakhri kamu tetap di sini dan kamu jadi Aksa"
"Kok mendadak? "
"Yah... Untuk memikirkan ini aja perlu waktu lama"
"Yodah, lo pake aja fasilitas gue. Gue mau packing dulu. Besok kan pa? "
"Yup. Baiklah Fakhri kamu besok sudah bisa bersekolah"
"Terima kasih, tuan"

  Tuan Abimanyu mengangguk dan langsung bubar ke kamar masing-masing

                                 ☄
"Fakhri, ini seragam sekolahnya. O ya sekarang mapelnya Kimia, PPKN, Matematika wajib, Matematika Peminatan. Bukunya udah gue siapin"
"Terima kasih, Aksa"
"Sama-sama, yodah gue berangkat dulu sama bang Adnan. Lo ama bang Rangga sini"

  Perlahan Aksa meninggalkan kamarnya, rumahnya yang nyaman dan megah untuk bertukar kehidupan. Untung saja Bang Adnan sudi menolongnya untuk membantunya beradaptasi di kampung nantinya.

  "Sekarang mandi dulu, trus bikin sarapan lalu pergi"
                                .

  "Bisnya yang mana si? " Tanya Aksa
"Itu yang bis kecil gambar mickey mouse"
"Unik juga bisnya"
"Bis legend itu. Gue dari jaman SD ampe sekarang itu bis awet bener dan sayangnya emang cuman bis ini satu-satunya di kampung gue"

Aksa mendapati sebuah bis bergambar mickey mouse itu bertengger di sana, ia langsung menarik Adnan untuk naik.
"Lo Nape tarik gue sik, Dek bos? "
"Gamau ketinggalan bis. Gih duduk"
"Okey, tasnya lo gendong aja gamuat pantat lo duduk ntar" 

   Aksa melihat sekeliling bis itu yang berserba-serbi merah, ada pengharum mobil beraroma stoberi yang menggantung di atas. Banyak yang memasuki bis itu, ada yang menjadi penumpang, pengangkat barang dan jualan jajanan seperti telur puyuh rebus, buah nangka yang sudah di bersihkan getahnya dan di keluarkan, dan kerupuk kecil-kecil yang warna merah yang pekat.

   "Bang! Nangka ama telor puyuh trus aer mineral dua" Pinta Adnan
"Oke bang bentar"
"Ini duitnya bang"
"Makasi bang."

   Adnan menampilkan raut rindu akan beberapa telur puyuh yang di bungkus plastik kecil itu. Sudah lama ia tak memakannya. Matanya berseri-seri dan langsung menikmati telur puyuh nya dengan senang hati.

  "Ih elo enak banget telur puyuh"
"Mau ga lo, Dek Bos?"
"Ih gamau gaenak. Ntar gue muntah"
"Kalo muntah lo nih gue bawa kresekan gede tinggal buang aja ntar ke semak"
"Hiii jorok" Ucap Aksa dengan raut jijik.
"Yaela gitu gitu kan di buang orang pengumpul sampah kali"
"Tetep aja jorok"
"Nih ada nangka enak banget, Dek bos"
"Selera lo aneh"
"Aneh apanya Dek Bos, selera lo terlalu kota banget. Gimana mau makan lo coba?. Asal lo tau ye Dek bos. Di sono lu bisa makan ayam sekali seminggu, kalo lo makan ikan patin, ikan mujaer, ikan nila, ikan lele sekali dua minggu, lo kudu makan ikan asin, sambel terasi, singkong rebus sampee telor" Ucap Adnan sambil melahap telur puyuh nya.

  Seketika Aksa bingung. Bagaimana cara mengkampungkan seleranya?.

Tidak ada seafood, ayam, ikan patin, daging sapi, daging kambing, apalagi daging domba. Sungguh susah.
"Telornya apa aja? "
"Ya kayak di kota lah, telor bebek telor ayam"
"Justru gue shock culture ama makanan rumah lo. Sopir aja berasa makan resto mahal" ujar Adnan
"Sumpah deh kalo gini gue makannya apa? "
"Mengkampungkan selera makan lo. Sebulan bisalah. "

  Di tengah putus pembicaraan karena Adnan sibuk makan jajanan favoritnya, ada beberapa pengamen masuk bis dan meminta sumbangan. Aksa langsung mencari uang kecil

"Assalamualaikum semua selamat siang, kali ini kami mau bernyanyi untuk menghibur para penumpang disini"

Jrenggg

  Saya suka chiki
Kamu suka chiki
Chiki kesukaan kita semua~

"Bang, malah nyanyiin iklan etdah" Komentar Aksa
"Wkwkwkwkw kalo pengamen itu emang kebiasaan nyanyiin iklan, katanya biar orang-orang yang ga nonton tv tau iklan tv"
"Yatapi gosah jadi bahan ngamen kali "

Jrenggg

Ini teh kantong bundar sari murni
Yang rasanya enak sekali
Semua suka aromanya enak
Bikin kita jadi semangat~

Jrengg

Bayangkan ku beri oreo
Tuk Si Vampire yang menyeramkan
Akankah dia berubah dengan susu segelas
Kurasa semua kan jelas menyenangkan
Karena cream nya sangat nikmat
Dalam  sandwich coklat
Bila si hiu datang ku beri oreo lagi
Bisakah dia bersahabat dan berbagi
Bayangkan ku beri oreo
Dunia penuh keajaiban
Kalau ku beri oreo untuk kamu

Bayangkan ku beri Oreo

Aksa terpaksa menahan ketawa begitu pengamen itu bernyanyi. Tak lupa ia memberi uang kepada seseorang yang mengarahkan tangannya untuk di beri uang.

  "Terima kasih semua, kita semua pamit"

   Setelah pengamen itu turun. Bis berhenti. Ia tak tau sekarang berada dimana.

"Bang ini terminal Kampung? "
"Eh iya skuy turun"

  Aksa mengangguk dan akhirnya mereka turun dari bisa bergambar mickey mouse itu

                                      ☄

See you in next chapter gais~

Aksa & FakhriWhere stories live. Discover now