episode 3~ different feel

17 6 1
                                    

Langit berwarna oranye , bintang belum menunjukkan diri, di sinilah Aida berada. Meluangkan sisa waktu sehari nya untuk menunggu Fakhri. Ia tak tau motivasi apa yang ia gunakan untuk menunggu lelaki tampan itu. Bis mickey mouse belum menunjukkan tanda tanda akan muncul yang membuatnya semakin resah, dan menyerah untuk menunggu

Tin tin

Senyum Aida merekah begitu bis mickey mouse itu menunjukkan diri. Aida bergegas berlarian mendekati bis. Ia melihat satu persatu manusia-manusia dalam bis itu turun sampai akhirnya sosok lelaki tampan jangkung berambut panjang blonde menghampirinya. Langsung saja ia berpelukan dengan lelaki itu.

  "Fakhri... Saya sangat rindu sama kau. Jangan tinggalkan saya lagi"

  Sejurus kemudian Aida menangis. Aksa hanya membeku begitu ia di peluk, apalagi yang memeluknya orang asing bukan orang terdekatnya.

  "Aida" panggil Adnan

  Seketika Aida menyudahi pelukannya dan segera menyeka air matanya. Ia tersenyum canggung yang membuat Aksa tak berhenti menatap perempuan bermata sipit itu.
   "Selamat datang Fakhri, Bang Adnan. Saya merasa senang akhirnya kalian pulang kemari. Saya kira Fakhri tak akan kembali kesini dan lebih tertarik akan gadis kota"

"Ni cewek keknya ngecrushin Fakhri. Walau anak kampung mantep juga bikin orang naksir, palagi yang ngecrush modelan gini" Gumam Aksa dalam hati.
"Terima kasih sambutannya, Aida. Sebaiknya kau pulang, sudah petang. Tak baik gadis masih berkeliaran disini"

  Aida mengangguk dan langsung pulang ke rumahnya.
"Bang,ntu cewek sapanya Fakhri si? " Tanya Aksa penasaran.
"Gatau. Tapi dia sering ke kebun Fakhri buat ngasi makanan. Lu langsung ke rumah Fakhri ae"
"Besok aja berarti bayar utang Fakhri? "
"Iye besok aja, lo sekolah ye besok. Pas pulsek ke kebun"

  Aksa mengangguk dan terpaksa dengan Adnan berpisah begitu sampai di sebuah rumah batu yang bertembok semen yang merupakan rumah Fakhri.
  "Assalamualaikum"

Langsung saja pintu terbuka. Menampilkan wanita muda penuh perhiasan emas dengan balutan daster hijau daun.
  "Pulang juga kau, mak kira kau lupa balik pasalnya kau pasti jadi pengangguran disitu"

   Sambutan yang sangat tak beretika. Terlalu meremehkan Fakhri.

  "Saya balik kampung memang saya tak dapat uang jadi saya menyerah" Ucap Aksa sembari memakai nada mengejek.
"Saya lelah"
 
   Aksa langsung memasuki kamar Fakhri tanpa melihat ekspresi kesal emak.
                                  ☄

"Sekarang Kamis.... Olahraga, PKWU, Sejarah Wajib, Matematika Peminatan" Ucap Fakhri sembari memasukkan buku ke dalam tasnya Aksa.
   "Kontak pensil, baju olahraga, hmm lengkap"

Fakhri bergegas ke meja makan. Disana sudah tersedia roti bakar dengan segelas susu dan..... tak ada keberadaan tuan Abimanyu.
  "Tuan lagi sibuk ya?. Tapi siapa bikin sarapannya ya?. Saya makan saja soalnya masuk setengah delapan"

   Fakhri langsung melahap sarapannya lalu bergegas ke sekolah

                                  ☄

Ia sampai di sekolah dengan motor sportnya Aksa. Ia kira caranya berbeda dengan motor becak,ternyata sama. Jam tangannya menunjukkan 07:00 ,Fakhri tersenyum puas. Begitu ia turun dari motor, ia berpapasan dengan perempuan yang menatapnya sinis sembari tercengang.

  "Kenapa?" Ucap Fakhri terheran.
"Tumben cepet. Biasanya lo telat. "
"Karena terbiasa jam segini pergi"
"Hello seorang Aksa Abimanyu sangat anti tepat waktu. 07:45 dia baru nongol. Sekarang tujuh tepat! "
"Apa itu salah?. Btw saya tak tau nama kalian"

  Kedua perempuan ini bingung. Kenapa Aksa memakai bahasa formal?.
"Gue Amanda, ini Nana, haters lo "

"Aksa di benci dua perempuan. Wow" Gumam Fakhri dalam hati

"Salam kenal. Boleh bareng?. Maaf kelihatannya sangat aneh tapi aku tak tau kelas Aksa dimana? "

"Psstt Amanda. Keknya ini cowok bukan Aksa dah. Karena cowok ini vibenya glamor banget dan juga dia cowok baik" bisik Nana
"Bener Na. Sangat tolak belakang dengan Aksa" Bisik Amanda
"Eh?..M-maksudku lupa kelasku.. Yah gitu" ucap Fakhri di akhiri dengan nyengir kuda canggung nya yang membuat kedua perempuan itu menahan kegemasan melihatnya.

"Ayuk"
Mereka bertiga berjalan menuju kelas. Fakhri tak berhenti terengah, sekolahnya begitu mewah. Sangat high level.
   "Luas sekali... "
"Kenapa, Aksa? " Ucap Amanda
"Ah.. Anu.. Aku hanya baru sadar ternyata sekolah ini luas sekali. Hehehe kelihatan norak ya? " Ucap Fakhri canggung.
"Ga juga, Sa. Jadi kita jadi temen? Bukan musuhan? "
"Iya.Kalian teman pertamaku" Ucap Fakhri sembari menunjukkan senyum dengan eye smile yang mengesankan buat mereka berdua.

  "Gila, Man. Manis banget sial"
"Beneran deh gawaras kita lama-lama liat dia senyum"
"Ah iya Aksa, ini kelas kita"

XII MIPA 2

   Fakhri di sambut oleh Lintang, Arga, Bagas, dan Galang. Mereka terheran melihat Fakhri bareng Amanda dan Nana.
  " Wes Aksa tumben lo bareng mereka berdua"-Arga
"Damai lo? "-Bagas
" Wah keknya kehidupan kelas ini mengalami pertukaran era"-Galang
" Hah? Damai? " Ucap Fakhri.
"Lo lupa?. Sejak kelas sepuluh lo musuhan sama Amanda. Trus sekarang gada angin gada ujan jalan bareng"-Galang
" Itu... Kebetulan kok, soalnya ak- gue perginya cepet hehehe"
"Tumben, kek bukan Aksa"-Lintang
" Gih duduk"-Arga

       Fakhri merasa canggung tapi ia sangat bersemangat, akhirnya ia bisa bersekolah lagi.
                             ☄

"FAKHRI! BANGUN! INI SET-"

"Apa emak?. Saya mau pergi sekarang. Jalan kaki kan? " Ucap Aksa dengan tatapan datarnya.
"Tapi ini setengah tujuh?" Ucap emak terheran.
"Ya.. Masalahnya apa?. Tidak ada uang jajan kan? Yasudah"
"Tapi ada sepeda di luar. Pakai saja"

   Aksa hanya mengangguk dan langsung melenggang ke sepeda pakai sepeda Fakhri. Untung saja ia bawa black card, jadi ia tak perlu merasa miskin sama keadaan. Sesampainya di sekolah, ia memarkirkan sepedanya dan langsung memasuki sekolah. Tak seluas sekolahnya di kota tapi tak begitu buruk.

"Fakhri"
"Oh halo" Ucap Aksa canggung
"Kau tak pangkas rambut? "
"Saya lupa hari pekan di sini kapan" Ucap Aksa berusaha menormalkan jantungnya.
"Oh iya lupa hari pekan kan hari minggu. Tapi tetap saja warna rambutmu melanggar aturan sekolah"
"Oh.. Saya nyaman dengan rambut ini"

  Sesampainya di kelas, ia di sambut oleh Cinta dengan menatap sinis ke arah Aksa dan menarik Aida ke dalam kelas.

Apa sik ni cewek sinisin gue

    "Ck"
Aksa langsung mengambil bangku tepinya, yaitu kebetulan bangkunya Fakhri. Aksa langsung mengeluarkan buku dan mengikat rambut gondrongnya. Semua perempuan langsung terpesona akan Aksa dan kelihatan berbeda, dengan kharismatik beraninya.

     "Aida, Fakhri sejak di kota kelihatan sangat tampan" Bisik Cinta.

   Seketika senyum Aida merekah, terlihat sangat berkali-kali lipat tampannya. Dadanya menghangat bagai di dalam pelukan. Begitu membuat jantungnya berpacu kencang.

"Iya. Saya tak tau dampaknya sangat besar"
"Aih, kau jangan naksir Fakhri. Utang dia tak selesai-selesai. Kalau kau nikah dengan apa kau hidup? "
"Selagi dia kerja dan menghasilkan uang apa salahnya? "
"Tetap saja nama dia tercoreng sebab hutang. Ingat. "

   Aida kelihatan tak peduli. Lebih baik ia membaca buku saja. Karena debat sama Cinta tak ada guna sama sekali

                                     ☄

   See u next chapter guys <3

        

Aksa & FakhriWhere stories live. Discover now