Bab 2 - Bertemu Dave

Start from the beginning
                                    

Dave memutar tubuhnya. Niatnya untuk masuk ke dalam rumah Luke gagal total. Akhirnya, dia memilih duduk di salah satu kursi yang berada di teras depan rumah.

Melihat sikap aneh Davio, Luke memilih mengekori keponakannya yang satu itu.

“Bagaimana kabar Paman selama 2 tahun terakhir?” tanya Dave berbasa-basi. 

“Baik, Dave. Kami baik. Bagaimana denganmu dan Angel?” Luke balik bertanya. Kepergian Angel yang tiba-tiba, tentu saja menjadi tanda tanya besar untuknya. Keponakan manjanya itu, biasanya tak akan bisa melepaskan diri dari keluarganya, terutama dari Jasmine, ibunya. Tapi, secara mendadak, Angel ikut Davio ke London dan menutup dirinya dari semua orang.

“Kami baik. Bibi Anna menjaga Angel dengan baik.”

Mendengar jawaban Dave kali ini, tentu saja Luke tersentak kecil. “Jadi, Angel juga tinggal bersamamu dan Anna?”

Dave tertawa pias. Pertanyaan Luke, adalah pertanyaan paling lucu yang akan sering dia dengar nantinya.

“Di mana, Jim?” Bukannya menjawab pertanyaan Luke, Dave malah mengubah topik pembicaraan.

“Dia sedang kuliah,” jawab Luke sejujur-jujurnya. Masih menjadi hal ganjil baginya, kenapa Dave malah membawa Angel bertemu dengan Anna dan tinggal dengannya. Namun, melihat bagaimana raut wajah Dave sekarang, rasanya dia tidak akan mendapatkan jawaban apa-apa sekalipun memaksa.

Dave mengepalkan tangannya dengan kuat. Gemeletak giginya terdengar, demi menahan kesal. Jawaban Luke tadi, tentu saja membuat amarahnya memuncak. Hanya saja, dia tidak bisa melakukan apa-apa karena sumpahnya pada Angel lebih dari segalanya.

"Aku pergi, Paman.” Dave pun memilih bangkit dari duduknya. Niatnya untuk memberi Jim pelajaran batal. Mungkin, hukuman untuk keberengsekan Jim akan dia lakukan suatu hari nanti agar lebih setimpal dengan penderitaan yang Angel rasakan sekarang.

“Kenapa buru-buru? Kau tidak mau bertemu Jim dulu?” cegah Luke tanpa tau, jika mempertemukan keduanya sekarang akan memantik perang dunia ketiga.

“Lain kali saja karena Paman akan menyesal jika mempertemukanku dengan pria itu sekarang.” Setelahnya Dave melangkah pergi meninggalkan Luke yang ternganga.

Dia sama sekali tak mengerti dengan maksud perkataan Dave tadi. Yang jelas, ada situasi yang tidak cukup baik kali ini.

“Selamat siang saudaraku. Apakah kau punya waktu?"

Pintu ruangan Dave yang terbuka bersamaan dengan munculnya seseorang di sana, sontak saja membuat ingatan Dave buyar. Suara yang begitu dia kenali dan tak lagi terdengar selama 5 tahun terakhir, jelas saja membuat jemarinya menyatu membentuk sebuah kepalan kuat sampai buku jarinya memutih.

Entah keajaiban macam apa yang Tuhan gariskan, sampai-sampai pria berengsek yang sangat ingin dia habisi tiba-tiba muncul di depanya.

Niatnya untuk memberi Jim pelajaran 2 tahun silam boleh saja  gagal total. Tapi sekarang, jangan harap pria berengsek itu masih berani menemuinya tanpa rasa bersalah.

Jim masuk ke dalam ruangan Dave dengan langkah jemawa kemudian menutup pintu dengan dorongan kaki belakangnya. Setelah sampai di depan meja kerja Dave, dia pun bersuara untuk kedua kalinya demi menarik perhatian Dave yang masih nampak tak peduli akan kedatangannya.

“Apa kabar, Dave? Sudah sangat lama kita tidak bertemu."

Derit kaki kursi yang bergesekan dengan lantai terdengar di sana. Suara Jim yang menggema di tengah keheningan ruangan,  tentu saja berhasil memecah konsentrasi Dave yang sedang sibuk meneliti berkas-berkas keuangan perusahaan. 

Suasana menjadi cukup mencekam saat Dave mendongak--menatap Jim di depannya kemudian meletakkan berkas di tangannya. Akhirnya, dia bisa bertemu langsung dengan pria itu. Pria berengsek yang sangat ingin dia bunuh sejak 5 tahun lalu.

“Kapan kau datang?" Dave berbasa-basi demi menahan diri untuk tak menghajar Jim yang demi Tuhan, sangat ingin dia buat babak belur.

“Aku kira kau sudah melupakan aku karena ketampananku di atas rata-rata." Kepercayaan diri Jim yang melampaui batas membuat Dave tergelak—muak. 

Dave melepaskan kaca mata bening yang membingkai wajahnya kemudian meletakkan kaca mata itu asal di atas keyword komputernya. Tanpa kacamata pun, dia bisa melihat dengan jelas tampang iblis pria di depannya.

“Kemarin, “ jawab Jim dengan spontan. Dia memang baru menyambangi salah satu perusahaan di Italia yang mengajak perusahaan ayahnya untuk bekerja sama, “tadinya aku ke mansion dan Bibi memberitahu, jika kau ada di sini. Ternyata, kau masih sama saja seperti dulu. Membosankan dengan segala kesibukanmu dan tidak ada niatan untuk bersenang-senang sesikit pun." Jim melipat tangannya dengan pandangan mengejek. Usia Dave yang jauh lebih tua 7 tahun darinya, justru masih bersikap seperti anak rumahan yang takut keluar rumah untuk bertemu perempuan.

“Bukan urusanmu, Bocah!” balas Dave dengan pandangan memicing tajam. Bocah tengil bernama Jim itu ternyata memiliki sifat yang lebih menyebalkan dari pada dulu.

“Sekarang, katakan. Ada maksud apa kau datang menemuiku?” tegas Dave, dan Jim malah tertawa tipis.

“Padahal yang kalah dalam taruhan itu aku bukan kau, Dave. Tapi kenapa, malah kau yang  hipertensi begini?” 

Kalimat candaan Jim sama sekali tidak lucu. Mengingatkan soal taruhan itu, sama saja memantik kobaran api perang di antara mereka berdua.

Dave tak menjawab, dan keterdiamannya menjadi kode untuk Jim jika bukan saatnya dia bisa mengajak Dave bercanda. Ingat. Hubungan mereka, tak akan lagi sama seperti sebelummya.

“Aku ingin meminta kuasa penuh atas perusahaan ayahku yang saat ini menjadi milikmu.”

“Kena kau!” batin Dave sembari bangkit dari kursi kekuasaanya. Tawa tipisnya pun muncul ke permukaan kala tangannya bergerak mengetuk ujung meja. 

“Aku tau, kau akan datang untuk meminta hak mu tetapi, sebelum itu kau harus menemui Daddy ku dulu. Baru setelahnya, kau bisa menemuiku lagi untuk membicarakan hal ini. Mengerti?" 

Jim mengerutkan kening. Dari raut wajah Dave yang datar, dia bisa menangkap sebuah kelicikan yang sedang Dave coba sembunyikan.

Entah kelicikan macam apa?

Yang pasti, akan ada sesuatu yang terjadi sebelum dia mengambil kekuasaan penuh atas perusahaan milik ayahnya.

***

Novel ini update berkala di karyakarsa ya. 🙏❤

Trapped By The Jerk Teacher (Sekuel jerk husband)Where stories live. Discover now