🎬# BERGELUD

Začít od začátku
                                    

Kening Gita berkerut bingung. "Kenapa?"

"Lo jangan ngelantur deh."

"Gue serius."

"Hei, itu nggak benar. Buang jauh-jauh pikiran lo itu, Gita."

"Tapi-"

"Alankaa itu setia. Dia nggak akan menduakan perasaannya. Gue kenal dia, Git. Dan ya, lo cantik, pintar, dan berbakat, nggak mungkin Alankaa bisa oleng ke orang lain ...."

"Apalagi ke gue yang tomboi begini? Nggak mungkin," tambah Sea.

Gita menghembuskan napasnya. "Perasaan dia, hanya dia yang paling mengerti."

Sea tersenyum menatap Gita yang kini telah gundah. Ia menggenggam erat tangan perempuan itu. "Gue dan Alankaa saling menyayangi, tapi hanya sebagai sahabat."

Gita menatap miris Sea, "But, I see more."

"Git, gue sama Alankaa cuma sahabat."

"Fine, gue pegang kata-kata lo."

Jelas, Sea bingung mengapa Gita yang dihadapannya seperti berbeda dari yang ia kenal. Di sini, Sea seperti menjadi orang ketiga.

"Gue boleh minta sesuatu?"

Sea mengangguk dengan ragu.

"Jaga jarak dengan Alankaa, bisa?"

....

Matahari hampir terbenam, OLLUX menyudahi latihan mereka hari ini. Seluruhnya duduk dengan formasi acak di atas lantai yang bersemen. Gadis bernama Sea itu tengah menatap kosong botol minumannya, sampai ia tidak mendengar panggilan Alankaa.

"Sea." Alankaa mendekat pada Sea. "Sea!" Kali ini suaranya lebih keras, tapi Sea tidak kunjung merespon.

"Anjir keserupan!" jerit Woo yang duduk bersebrangan dengan Sea, langsung berlari entah ke mana.

"Sea Alessara Seema!"

"SEA!"

Sea tampak salah tingkah mendengar suara seperti ledakan dari mulut Alankaa. Jantungnya berpacu kuat, melihat kehadiran Alankaa yang sudah berada di dekatnya.

"Kamu kenapa?"

"Hah?" tanya Sea masih dalam setengah sadar. Ia melihat ke sekelilingnya dengan acak.

"Kamu kenapa ngelamun sampai nggak dengerin aku?"

"Em-emang kamu ngomong apa?"

Alankaa memutar bola matanya malas. "Aku ajak kamu latihan bela dirinya sekarang."

"Sekarang?"

Alankaa menggangguk.

Cewek itu melirik ke arah Gita yang tengah membuang wajahnya. Tampak ada ekspresi cemburu dan tidak suka. Alankaa kembali memanggilnya dan membuat Sea menatap kepada cowok itu. Tangan Alankaa terdorong ke depan Sea, menunggu cewek itu menggenggamnya. Namun, apa yang dilakukan Sea berbeda dari ekspetasinya.

"Nanti aja, Kaa." Sea menepis pelan tangan itu.

"Tadi situ yang paling semangat mau bela diri," cibir Alankaa pada akhirnya mendaratkan pantatnya ke lantai, samping Sea.

"Belajar aja, Se. Lumayan loh. Setidaknya lo bisa lawan orang jahat yang mau mencelakai lo," dukung Raka dan diangguki oleh teman-temannya.

"Mumpung ada waktu luang, Se," tambah Alankaa membuat Sea gundah. Sea ingin sekali belajar bela diri sebagai benteng pertahanannya.

Aku di Sini, Se!Kde žijí příběhy. Začni objevovat