🎬#KELAI TEROS!

Start from the beginning
                                    

"Keluar!" ketus Sea saat di ambang pintu sambil berkacak pinggang. Macam mak ngusir anak.

Alankaa meringis. Mengerucutkan bibirnya, mengharapkan Sea luluh setelah itu. Targetnya Sea, malah Gita yang terpesona menatap wajah Alankaa yang memasang wajah lucu. Ia tidak pernah melihat sebelumnya.

"Ini rumah aku, Se. Masa tuan rumah diusir sama tamu sih!"

"Rumah tuannya itu Om Ankaa bukan kamu."

"Tuan rumah kali ah!" kata Alankaa meralatkan kalimat Sea.

Sea mendekat ke arah Alankaa, berniat untuk berbisik. Namun, Alankaa malah menutup matanya, membuat cewek itu bingung.

"Buruan!" desak Alankaa, membuat Sea semakin bingung. Jangan-jangan-Alankaa pasti berpikiran yang aneh-aneh. Dikira Sea mau cium dia apa?!

Sea tersenyum licik. Diam-diam ia meninggalkan Alankaa di luar, lalu menutup pintunya. Tidak lupa menguncinya. Merasa tidak ada pergerakan dari Sea, Alankaa membuka matanya perlahan. Miris. Tidak ada orang di sekitarnya.

"SEA BUKA PINTUNYA!"

"MAKANYA JADI ORANG PIKIRANNYA DIBERSIHKAN DULU!" balas Sea dari dalam.

"PAKE APA?"

"PAKE KESET KAKI!"

"DI SINI NGGAK ADA KESET KAK-"

"PAKE AIR SELOKAN!"

Alankaa mengusap dadanya. "Astagfirullah."

Alankaa duduk di atas bangku taman rumahnya. Menikmati udara yang begitu sejak pada sore hari.

"Gini amat nasib gue diusir sama sahabat sendiri," lirih Alankaa.

Tiba-tiba Alankaa memikirkan sesuatu. "Kenapa gue tadi pede banget ya mau dicium sama Sea? Aishhh!" Alankaa mengacak rambutnya sendiri, lupa jika ada pacarnya juga di rumah. Sudah menjadi kebiasaan di rumah Alankaa sifatnya sangat bobrok dengan Sea.

"Turun harga diri gue diliat pacar gue," ringisnya membayangkan Gita memikirkan yang aneh-aneh.

Ia beralih pada pintu yang masih tertutup tanpa celah.

"DEDE BUKAIN SAOLOH!"

Frustasi.

....

Gita menggaruk tengkuknya, "Um, gue duluan ya."

"Iya, Kak Gita. Semoga bisa ketemu di lain waktu," ujar Zulfa melambaikan tangan.

"Yang-Git, nggak mau dianter?"

"Nggak usah hehe. Gue ke depan komplek ya, takutnya ayah gue sudah nyampe."

Baru saja melangkahkan, kaki Gita kembali berhenti melihat laki-laki tampan keluar dari mobil. Pria itu juga berhenti dan tersenyum kecil. Si bapak negara pesonanya tidak bisa hilang walau umur sudah hampir kepala empat.

"Eh, nunggu papa?"

"Idihh ... papa geer deh." Zulfa segera memeluk Ankaa.

Ankaa terkekeh sembari menerima tangan para remaja itu. Ia baru sadar ada cewek yang baru ia lihat di sini. Ankaa menatap Alankaa dengan tatapan bertanya-tanya.

"Apa sih, Pa? Alan nggak ngerti bahasa mata."

"Ck, bukan nggak ngerti, tapi nggak peka." Alankaa hanya bisa menghela napas. Ankaa beralih pada cewek cantik yang sedari tadi terdiam.

"Namanya?"

"Gita, Om."

"Oh, Saya Ankaa, papa Alankaa."

Aku di Sini, Se!Where stories live. Discover now