Tidak menyadari Barms yang memandangnya kecewa, Lina tetap melanjutkan lamunannya hingga pria itu pergi dari hadapannya tanpa mengatakan apapun.

Satu kesalahan yang Lina buat adalah tidak membuat barrier agar pria itu tidak meninggalkan rumah tanpa sepengetahuannya.

Maka disanalah Barms pergi meninggalkan rumah sendirian mencari barrier yang sering Lina kunjungi bersama Reon. Tapi naasnya dia bertemu dengan Alex diluar barrier, sedang membersihkan pedangnya setelah membunuh seekor rusa. Pria yang tidak lain sudah menculik Erza denngan mengirimkan foto edit dirinya yang terluka.

Menautkan alisnya marah, Alex menoleh kearahnya sebelum melempar sebuah senyum. Tidak ada sedikitpun raut bersalah yang dapat Barms lihat diwajah pria itu setelah menculik putrinya.

"Aku tidak pernah menyangka akan bertemu dengan calon ayahku sekarang" ucap Alex menyambut kedatangan Barms dengan basa basi.

"Kembalikan putriku" ucap Barms mengatakan langsung maksud dari kedatangannya.

Tertawa kecil Alex mengalihkan pandangannya sebelum menjawab. "Sepertinya tidak bisa, putrimu itu sangat cerdas dan kuat. Red moon pack milikku membutuhkan Luna sempurna seperti Erza"

Menggertakkan giginya tidak terima setelah mendengar penjelasan Alex, pria itu berniat menjebak putrinya dalam sebuah pernikahan diatas sebuah keuntungan. Alex menginginkan putrinya hanya karena dia sangat berguna untuk pack miliknya dimasa mendatang.

"Aku tidak pernah memberimu izin untuk menikahi Erza"

Jleb

Alex menarik pedangnya yang tertancap dalam diperut Barms, dalam sekejap raut wajah Alex berubah datar, menggambarkan ketidak setujuan atas apa yang pria itu katakan kepadanya. "Sayang sekali, aku bahkan tidak membutuhkan izinmu untuk menikahinya" ucap Alex dengan nada arogannya.

Ia menatap Barms yang masih mencoba untuk bangkit dengan perutnya yang mengucurkan banyak darah, dia berniat untuk pergi meninggalkan pria itu tetap disini, namun apa yang pria itu katakan menyulut emosinya saat itu juga.

"Pria sepertimu bahkan tidak pantas untuk menikah" imbuh Barms yang seketika membuat Alex menancapkan pedangnya keleher Barms.

Mengatur nafasnya yang menggebu ngebu, Alex menahan dirinya untuk tidak memotong motong tubuh pria itu sambil membersihkan pedangnya lagi.

'Lancang sekali pria tua ini datang kemari berteriak teriak marah kepadaku, sekarang rencanaku kacau' Alex menoleh sambil tersenyum saat menyadari aroma manis Erza sudah berada tepat dibelakangnya.

"Kau datang rupanya" ucapnya lembut.

Menatapi Erza yang berdiri disana memandangi mayat Barms didekatnya, dia yakin setelah ini Erza akan lebih gencar melakukan aksi kaburnya. Terlebih dia sudah memiliki gelar gamma, dia mengetahui waktu dan tempat yang tepat untuk melancarkan aksinya.

"Apa yang kau lakukan pada papaku!" teriak marah gadis itu sambil menangis.

'Betapa manisnya dia saat menangis' Alex tetap diam mengamati Erza yang sepertinya menyadari jika dirinya berada disisi lain barrier.

"Shhht, ini adalah hari baik jadi tidak sepatutnya kau menangis" ucap Alex masuk kedalam barrier dengan sangat mudah, berniat mengusap air mata gadis itu namun tangannya ditepis dengan kasar.

"Keluarkan aku dari sini!" marah Erza mengusap pipinya kasar.

Tertawa, Alex menggeleng kecil sebelum menjawab. "Untuk apa, tempatmu adalah disini. Ayo kita pulang sekarang" Alex yang berniat membawa gadis itu kembali ke pack lagi lagi harus diam saat gadis itu merampas pedangnya dengan begitu cepat.

'Alex!' mindlink Cain tiba tiba.

"Keluarkan aku, sekarang!" teriak Erza mengarahkan pedang yang dibawanya kepada Alex, membuat pria itu seketika merubah raut lembutnya menjadi dingin.

'Pedang itu tidak akan melukaiku, Cain' sahut Alex menunggu gadis itu untuk menyerangnya.

'Aku merasakan firasat buruk' peringat Cain agar tidak terus memancing Erza yang membawa sebilah pedang.

"Tidak akan" jawab Alex tegas membuat gadis itu seketika tersenyum remeh.

'Alex!' teriak Cain kembali memperingatinya dan mencoba mengambil alih tubuhnya.

"Baiklah" setelah Alex mendengarnya, bukan hanya dia tetapi seorang warrior yang barusaja datang menghampiri mereka terkejut melihat Erza menusuk dirinya sendiri dengan pedang yang dibawanya.

Alex segera menangkap tubuh Erza yang jatuh begitu saja dengan wajah panik. 'Panggil dokter, sekarang!' mindlink Alex dengan segera kepada warrior yang berada dipack, mencabut pedang itu dari dada Erza dia segera membawa gadis itu kembali.

Apa yang gadis itu lakukan kali ini sungguh diluar perkiraannya. Bagaimana bisa gadis itu tiba tiba menusuk dirinya sendiri sambil tersenyum seperti itu.

.

.

.

Dilain tempat Amon terdiam berdiri dihadapan hutan kabut, menatapnya ragu. Dia ingin pergi dari tempat ini, dia ingin melihat dan tau bagaimana keadaan Erza sekarang.

Akan tetapi dia takut tidak bisa kembali masuk kedalam tempat ini, karena baginya bisa bediri disini adalah sebuah keberuntungan. Kedatangannya kemari hanya untuk membangunkan Farks, walaupun terlihat sia sia Amon sudah melakukan segala cara untuk membangunkannya.

Menghela nafas pria itu berjalan menjauhi hutan kabut, lebih memilih duduk disebuah batu lalu menatap kearah jam tangan yang dipakainya. Amon ingat saat Luis datang kemari beberapa hari yang lalu, dan dia meminta tolong kepada pria menyebalkan itu untuk melihat keadaan Erza.

Tapi apa yang didapatkannya, Luis belum juga kembali hingga sekarang. Dia bahkan tidak memberikan kabar apapun kepadanya, membuat Amon beberapa kali harus berdecak kesal saat memikirkannya.

Jleb

Amon menoleh kebawah saat merasakan sesuatu seperti menusuk dadanya, tidak ada apapun disana namun rasa sakit itu menjalari tubuhnya tanpa aba aba. Terjatuh kebawah, dia mengatupkan gigi menahan sakit. Sekalipun Erza terluka parah, dia tidak pernah merasa sesakit ini.

Perlahan Amon tidak bisa merasakan tubuhnya sendiri, kepalanya terasa lepas dari tempatnya. Sebelum kesadarannya menghilang sepenuhnya, dia baru menyadari apa yang terjadi sekarang bukanlah karena Erza. Melainkan Barms.

.

.

.

Tbc

:')kesal aku, setiap mau kirim no internet. Ternyata habis dipakai main game sama bocil:')

Udah? beginikah endingnya?

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now