*****

Sore yang dingin ini, Bumi, Ellgar dan Cahya berdiri berjejeran dengan mimik muka bingung di teras. Mereka heran mengapa ada mobil pick up hitam yang masuk ke halaman rumahnya.

"Papa pesen apa, sih?" tanya Cahya dijawab gelengan oleh Bumi.

"Papa nggak pesen apa-apa."

Mobil itu mendekat. Sopirnya juga langsung menghampiri Bumi. Rasa penasaran ketiga orang itu membumbung tinggi lalu mengintip apa isi di dalam mobil pick up itu.

"JANDA BOLONG?!" seru ketiganya kompak begitu mengamati isi mobil. Janda bolong, tanaman yang diidamkan oleh ibu-ibu. Tidak tanggung-tanggung, tanaman janda bolong itu ada banyak di dalam mobil pick up. Puluhan pot!

Tak hanya itu ternyata, satu mobil pick up hitam datang lagi memasuki halaman. Lagi, ketiga orang itu langsung memanjangkan leher untuk melihat apa isinya. Bahkan sopir tadi hanya diam memperhatikan mereka.

"BUNGA EDELWEISS?!" seru ketiganya lagi secara bersamaan. Ketiganya beradu pandang. Seolah pemikiran mereka sama. Tiga orang itu memikirkan satu nama penyebab semua ini, yaitu RIVAL!

"Maaf, Pak. Ini kiriman dari atas nama Rival untuk nyonya di rumah ini," ujar sopir tadi lalu menyuruh orang-orangnya untuk menurunkan tanaman.

Nah, kan benar. Semuanya ulah Rival. Ayah dan dua anak itu menghela napasnya lelah. Tak percaya Rival benar-benar menepati janjinya untuk membelikan sang nyonya di rumah ini janda bolong dan bunga edelweis.

Sebenarnya, mereka tidak apa-apa Rival membelikannya. Tapi masalahnya, ini terlalu banyak dan berlebihan. Bayangkan, dua mobil pick up.

"Rival bener-bener edan!" maki Ellgar yang tak habis pikir dengan bahasa Jawa yang artinya gila.

"Astaga Rival, lama-lama saya hapus juga dari gelar mantu," lirih Bumi sambil memijat pelipisnya. Pusing akan kelakuan Rival. Benar-benar anti-mainstream.

"Kayanya gue butuh ke psikiater deh. Siapa tau gue punya sakit jiwa. Kan aneh bin mau punya pacar kaya dia," timpal Cahya yang sama pusingnya.

Tangan Cahya mengambil ponsel yang ada di sakunya karena terasa getaran. Sudah pasti ada pesan yang masuk. Cahya langsung membuka pesan itu ketika tahu nama Rivalgembels tertera.

Rivalgembels

Janda bolong ekspor dari Kanada itu. Dan bunga edelweis dari puncak gunungnya langsung😎 hebat kan gue?

Cahya yang membaca pesan itu langsung melenguh kesal. Ia lalu memperlihatkannya ke kakak dan ayahnya.

"Ni bocah sombong amat," nyinyir Ellgar.

"Hm." Bumi menanggapi singkat.

Cahya langsung mengetikkan balasan dengan cepat. Ia ingin segera mengomeli manusia ini.

Anda

Lo gila ya? Ini 2 mobil pick up! Kira-kira dong kalo beliin.

Rivalgembels

Gue abisin duit ratusan juta buat beli itu, Cay. Kaum kentangers kek lo mana paham sih?

"Minta digores sama pedang ya kayanya," komentar Bumi begitu melihat balasan Rival yang terlampau sombong.

Baru saja ingin mengetikkan balasan, pesan dari Rival masuk lagi.

Rivalgembels

Bilang makasih coba. Kalo nggak lo gue hukum. Hm ... Antara hukum peluk sampe sesek napas? Atau hukum lo nyuapin gue?

RIVAL (End) Revisi Where stories live. Discover now