43. through the night

126 35 9
                                    

Happy reading!

---

"Bersiap-siaplah malam ini, jangan lupa bawa barang yang aku suruh, juga stok makanan. Perjalannya akan panjang dan melelahkan. Ingat, Summer, jangan berharap yang lain selain kesembuhan Winter dan kepulangan kalian dengan selamat. Besok sebelum matahari terbit, keluar dari kamarmu dan pergi membawa ransel ke kandang kuda belakang, yang paling pojok. Aku akan berada di sana bersama Winter. Mengerti?"

Itulah keputusan Profesor. Pria itu menyarankan Summer bersiap-siap sementara Winter memulihkan dirinya. Rencana-rencana itu sudah disiapkan dua hari yang lalu. Oh ya, Profesor juga bilang, Winter hanya sakit kepala biasa karena efek obatnya—meski ia tak yakin begitu. Tapi tidak ada siapapun yang ia percaya selain Winter, Isabella dan Profesor.

Menuruti perintah Profesor, Summer bersiap-siap sore itu, tepat setelah pulang dari ruangan Profesor. Rencananya, setelah bersiap-siap ia akan makan malam dan tidur cepat, karena besok ia akan berangkat pagi-pagi sekali.

Dia tersenyum, mengkhayal tentang ia dan Winter yang akan pergi ke Procyon untuk menjemput kesembuhan Winter. Kemudian pulang dengan selamat dan bahagia. Summer tidak berpikir panjang tentang apa yang terjadi setelah itu berakhir, tidak mau. Biar kisah ini mengalir sendiri. Summer tak mau ikut campur. Tapi, yang ia harapkan adalah ketika Winter sembuh dan mereka kembali ke istana, Niall akan percaya bahwa Winter adalah anaknya, kemudian Niall pun menyayangi Winter dan menyuruhnya tinggal di sini. Lantas kisah berakhir bahagia. Haha, enyenangkan sekali berkhayal.

Summer menggeleng. "Astaga, kegiatanku sampe terhenti." Dia menepuk jidatnya sekali dan melanjutkan aktivitasnya—menyiapkan ransel untuk besok. Tangan Summer bergerak memasukkan lima kantung makanan ringan ke dalam ransel, dilanjut memasukkan dua botol minum. Tak lupa memasukkan kompas, dan peta.

Namun kemudian bayangan perkataan Profesor Hudson beberapa menit yang lalu menyadarkannya. "Jangan banyak bawa makanan! Kalian hanya akan menempuh perjalanan satu hari. Jangan membawa banyak barang. Cukup makanan untuk tiga sesi, dua botol air penuh, kompas, dan peta. Itu sudah cukup."

Itu sukses membuat Summer urung memasukkan barang-barang itu ke dalam ransel dan mengeluarkan kembali semua barang bawaannya.

"Ah, gapapa deh, siapa tau di sana tersesat kemudian menarik waktu, kan?" monolognya, mengangkat bahu. Lantas memasukkan kembali tiga kantung makanan tersebut, hanya tiga. Karena ranselnya tidak muat.

Belum sempat Summer memasukkan semuanya ke dalam ransel, tiba-tiba panggilan alam datang, dia ingin buang air kecil. Untuk itu Summer melangkahkan tungkainya ke arah toilet.

Sementara itu, di luar kamarnya, Vivienne sedang berjalan mendekati pintu kamar Summer. Wanita itu berniat mengajak Summer makan malam. Dia mengetuk pintu sebanyak dua kali, namun tidak ada respon dari Summer. Inisiatif untuk masuk pun muncul di kepala Vivienne. Ia pun mendorong pintunya perlahan, kemudian masuk. "Summer?" panggilnya. Tidak ada jawaban lagi.

Vivienne berjalan mendekati ranjang yang terdapat sebuah ransel, beberapa kantung makanan, kompas, dan kertas peta.

Tangan Vivienne terjulur mengambil kertas itu. "Peta ... Procyon?" Vivienne mengerutkan dahi, terkejut begitu menyadari tempat tujuan dari peta tersebut. Vivienne tahu tempat ini, lantas ia melirik seantero kamar anaknya. Setelah matanya menangkap beberapa barang di atas kasur Summer, Vivienne langsung tahu apa maksud semua ini. Tentu saja Summer akan pergi ke Procyon. Vivienne tidak selambat itu untuk berpikir apa gunanya persediaan makanan, kompas dan peta selain untuk pergi ke tujuan dalam peta.

Perasaan geram muncul dalam hati Vivienne yang berapi-api. "Sangat berbahaya untuk pergi ke Procyon, Summer," gumam Vivienne pelan, menyayangkan kenapa Summer tidak pernah mendengarkannya. Selalu saja begini. Selain karena Summer, Vivienne pun merasa kecewa dengan Profesor Hudson, sang biang kerok

KAPRIKORNUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang