40. pick happiness up!

115 33 22
                                    

Happy reading!

---

Pukul 17.45. Summer masih ada di ruangan Profesor. Tadi itu bukan acara belajar sama sekali. Setelah kejang Winter berhenti, Profesor datang dan menyelesaikan semuanya. Summer yang kalut menangis setelahnya, melihat Winter yang sudah tertidur kembali setelah kejang-kejang menegangkan membuat detak jantung Summer berdegup tak karuan. Summer menangis selama 3 jam.

Baru setelah itu, Profesor dan Summer bisa kembali membahas rencana-rencana mereka.

Profesor mengambil buku Summer dan membuka kertas dokumen Kaprikornus. Membacanya sampai habis. Namun setelah itu, dia mengangkat kepala dan menatap Summer dengan tatapan keheranan.

Sebuah keanehan terjadi.

"Ada apa?" tanya Summer dengan suara gemetarnya—sisa menangis tadi— kemudian mengusap wajah sembapnya.

Isi dokumen itu ....

Isinya—tidak seperti yang Profesor perkiraan. Profesor hanya bisa menganga setelah melihat dokumen. Ini buntu.

Kemarin, saat mereka membahas tugas pertama, Profesor berkata bahwa dia memperkirakan jika benar salah satu gems Kaprikornus hilang, kemungkinan paling besar Isabella mengambil Chrysoprase. "Chrysoprase memiliki elemen sains manipulation. Itu pasti untuk menghilang dari sini. Salah satu yang bisa dilakukan Chrysoprase adalah menghilang. Dalam artian sesungguhnya. Isabella menggunakan Chrysoprase untuk menghilang, dan memanipulasi alat pendeteksi titik presensiku.

Tapi dokumen itu menghancurkan semuanya. Bagaimana bisa ....

"Isabella mengambil Aventurine ...."

"Aventurine?" salin Summer. Dia pun melotot, terkejut dengan fakta barusan. Bagaimana bisa? Oh Tuhan, plan a-z yang kemarin dibuat jauh dari kata gagal.

"Bagaimana ini bisa melenceng dari perkiraanku ...," gumam Profesor. "Aventurine?" Kemudian reflek menatap ruangan Winter dari jauh. Summer pun ikut menengok.

Mengingat apa fungsi Aventurine.

"Menyembuhkan dan menangkal, kan?" Summer menebak isi pikiran Profesor, dan pria itu mengangguk. "Maksud Profesor, Winter yang menggunakan gems Aventurine itu?" Profesor mengangguk sekali lagi. Summer menghela napas. "Tidak masuk akal. Winter masih bayi saat itu, dia tidak bisa apa-apa."

Profesor kembali fokus pada Summer. "Tidak, bukan Winter yang mengambil maksudku. Isabella yang mengambil ... untuk Winter."

Dahi Summer berkerut.

"Winter terancam mati kala itu, mungkin saja Isabella mengambil Aventurine dari Kaprikornus, untuk Winter."

Summer mengangkat kepala. "Apakah itu sebabnya Winter masih bertahan dari racun Thrómvos ... sampai sekarang."

Profesor mengangguk yakin.

Oh, masuk akal—sedikit. Yang mereka butuhkan saat ini adalah validasi. Dan semoga semuanya berjalan lancar seperti apa yang mereka pikirkan.

"Kita harus tanya Winter—"

Baru saja saat Summer ingin bangkit, Profesor kembali menahannya. "Besok saja. Dia masih tidur, istirahat setelah kejang-kejangnya. Lagipula, sebentar lagi waktu makan malam untukmu. Kembali ke kamarmu sekarang dan beristirahat."

Summer menghembuskan napas, kemudian menuruti Profesor, berjalan ke pintu dengan langkah lunglai. "Baiklah ...."

***

KAPRIKORNUSजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें