39. unpleasant incident

102 35 24
                                    

Happy reading!

---

"Jadi, tugas pertamamu adalah mengambil dokumen itu di ruang kerja Niall. Perkiraanku, ini akan mudah, karena Benjamin tidak begitu peduli dengan dokumen itu—akhir-akhir ini."

Baiklah, hari ini Summer akan menjalankan plan pertama: mengambil berkas dokumen terakhir tentang Kaprikornus di ruang kerja Niall. Yang katanya mudah. Tapi entahlah, Summer bahkan belum mencoba dan tidak mau menebak-nebak. Hanya membiarkan takdir menuntun kisah; taktik menyederhanakan hidup.

Dan, kau tahu? Timingnya sangat tepat. Tugas ini juga sangat tepat jatuh ke tangan Summer. Dua hari yang lalu, Summer dan Niall berbaikan—sebenarnya Summer terpaksa—sehingga keduanya bertingkah seperti biasa Dan sejak dulu Summer memang sering bolak-balik ke ruangan Niall. Jadi sekalipun ada yang berjaga dan Summer mengambil berkas itu secara terang-terangan, mungkin tidak akan ada yang curiga. Tentu saja, Summer bermain di tempat terang. Apalagi semua penjaga pun tahu Summer sering menjelajahi istana, mulai dari singgasana Niall sampai pembuangan air. Haha.

Tidak ada setelan hitam, tidak ada topeng hitam, tidak ada pengamatan, tidak ada akting seperti seorang spy. Summer hanya menggunakan gaun putri, seperti biasa. Dan semuanya berjalan dengan mulus. Benar-benar tugas pertama yang sempurna, jauh dari kata gagal.

Setelah sampai di depan ruangan Niall, Summer memutar kenop pintu dan mendorongnya, lantas masuk perlahan seperti ingin memberi kejutan pada siapa yang ada di dalamnya.

Tak ada respon sama sekali. Summer menatap seantero ruangan. Hanya ada tiga penjaga: dua dikedua sisi meja Niall, dan satu di depan tenggara, mengarah ke pintu sebagai penjagaan. Penjaga yang menjaga di dekat pintu membungkuk pada Summer, dan Summer membalasnya dengan anggukan disertai senyuman khasnya. Kemudian ia berjalan ke meja ayahnya untuk membuka laci.

"Aduh, di mana ya?" Summer memulai aktingnya: menggaruk kening sesaat setelah mengobrak-abrik laci tanpa mengeluarkan satu bendapun. Seolah-olah dia kebingungan.

Dan itu menarik atensi kedua penjaga yang menjaga di sisi meja. Salah satunya mendekat dan memberi hormat sebelum menawarkan diri. "Maaf, ada yang bisa saya bantu, Tuan Putri?"

Summer berpura-pura terkejut. "Eh? Engga, ga usah, gapapa. Kemarin aku ga sengaja ninggalin buku diary di sini, kayanya di simpen ayah. Aku pikir ada di lacinya." Summer terkekeh pelan. "Aku bisa cari sendiri kok. Kalau ga ketemu juga gapapa, aku bisa beli lagi."

Penjaga itu kembali pada tempatnya dan mematung.

Sedangkan Summer kembali pada pekerjaan. Omong-omong, dia tidak berbohong tadi, buku diarynya memang tertinggal di sini, tapi sudah lama sekali dan ia yakin sudah tidak ada lagi.

Membuka loker kedua, Summer menemukan map berisi dokumen tentang Kaprikornus dengan judul 'KAPRIKORNUS 003.0'.Cepat-cepat ia mengambilnya. Tidak lupa membawa map kosong dari laci sebelahnya dan satu pulpen. Summer menumpuk map Kaprikornus dengan map kosong yang warnanya sama. Kemudian bangkit dan berjalan ke depan.

"Pak, nanti tolong bilangin ayah, aku minta map kosong dua dan pulpen satu."

"Baik, Tuan Putri," ucap penjaga itu dengan gestur tegak.

Summer mengangguk sambil tersenyum kemudian keluar dari ruangan kerja Niall tanpa merasa ragu dengan gerak-gerik kalut. Mudah, bukan? Selain karena tugas pertama ini tidak berat, ia dan Profesor juga sudah menyiapkan plan b sampai plan z. Mereka memperkirakan tiap detik yang akan terjadi, deru napas yang terhembus, dan gerak-gerik yang mini. Kemudian. Rencana 1, tuntas.

KAPRIKORNUSWhere stories live. Discover now