(#2) Bagian 5

3.2K 269 27
                                    

Makanan sudah datang, kini semua anggota Cakrawala yang ada disana tengah menikmati makanan hangat di hujan yang deras ini.
Hujan diluar bukannya menjadi reda malah tambah deras.

Mereka semua duduk dibawah, diatas karpet tebal yang sedikit jauh dari Alvaro dan Ayla. Ruangan ini memang sangat luas, Ayla sendiri yang mendesainnya. Agar muat untuk banyak orang jika akan berkumpul santai.

Ayla yang tengah menyiapkan makanannya dan minumannya menatap Alvaro sebentar. Suaminya itu tengah duduk dengan kedua kaki yang bersila diatas sofa. Ia sedang memainkan game di ponsel Ayla.

"Al mau makan nasi goreng atau soto?" tanya Ayla lembut.

"Soto aja, yang."

"Oke."

Tanpa banyak tanya lagi, Ayla langsung menyuapi Alvaro yang masih saja fokus pada ponselnya.
Sesekali Ayla juga akan menyantap nasi goreng spesialnya.

"Baby Al. Makannya disuapin kok masih aja ada yang belepotan gini." Ayla mengusap pinggir bibir Alvaro dengan lembut.
Sedangkan sang empu menyengir lebar dengan mulut yang penuh makanan.

"La! Sumpah deh! Lu kayak Ibu-anak, bukan suami-istri!" seru Aryan yang disambut gelak tawa beberapa dari mereka.

"Jelas, suami gue kan gemoy."
Jawaban dari Ayla itu membuat sebagian orang bersiul menggoda.

Ayla terkekeh kecil dan terus menyuapi suaminya itu sampai makanan habis.

"Minum dulu, Al." Ayla juga membantu Alvaro meminum minumannya.

Setelah membereskan bekas makannya, ia duduk di sebelah Rachel, lesehan di karpet.

"Perhatiannya teman-teman! Sambil makan juga gapapa, santai aja. Gue cuma mau nanya beberapa hal."

"Ada apa, La?" tanya Arga mewakilkan.

"Disini ada yang baru lulus SMA sederajat, 'kan?" tanya Ayla.

Beberapa dari mereka ada yang mengangguk, sekitar sepuluh orang. "Nah bagus. Kalian udah dapet kerja?" tanya Ayla.

Delapan dari mereka menggeleng, membuat Ayla mengangguk. "Nah buat kalian berdelapan, kalo mau bisa kerja di perusahaan keluarga gue. Kalian nanti bakalan dilatih tentang segala hal perusahaan sama orang kepercayaan keluarga gue. Terus kalo kalian udah mulai paham dan lancar, baru kalian nanti terjun ke perusahaan."

"Beneran Buk?" tanya mereka antusias.

"Bener."

"Buk Bos serius?"

"Serius."

"Wah! Terimakasih banyak Buk Bos!"

Ada seseorang diantar mereka berdelapan mengangkat tangannya, "Izin tanya Buk Bos. Kalo ajak temen atau keluarga boleh apa nggak?" tanyanya.

Ayla mengangguk, "Boleh. Syaratnya minimal lulus SMA sederajat dan punya ijazah."

"Terimakasih banyak, Buk Bos!"

Ayla tersenyum, "Sama-sama."

Rachel yang sedari tadi memperhatikan pun tersenyum bangga, "Sahabat gue nih!" serunya.

"Sahabat kita semua!" teriak mereka bersamaan.

Ayla tertawa kecil, "Nah! Nanti tinggal buat daftar nama, pokoknya data diri. Terus kasih ke Arga, biar Arga kasih ke gue nanti."

"Siap Buk Bos!"

"Gue abis ini mau pulang," kata Ayla.

Rachel menatap Ayla, "Mau kemana sih La? Masih siang gini, masih ujan juga. Baru juga sebentar disini."

"Ini udah mulai sore, ujannya juga udah reda dikit walau masih gerimis."

"Mau kemana?" tanya Rudi penasaran.

"Mau jalan-jalan," jawab Ayla.

"Pacaran teruss!" seru mereka yang membuat Ayla lagi-lagi terkekeh.

"Kayaknya disini gue banyak senyum sama ketawa, ye. Mana sekarang tambah cerewet lagi, guenya."

"Pengaruh status kali," sahut Aryan.

"Bisa jadi sih."

Tiba-tiba Alvaro datang dan langsung duduk di pangkuan Ayla.
Wanita itu juga tak keberatan, begitu juga teman-teman anggotanya yang hanya diam karena sudah terlampau biasa dengan tingkah ajaib Alvaro.

"Gue pulang dulu ya? Bye!"

"Bye! Makasih Buk Bos udah beliin makanan!"

"Makasih Buk!"

"Thanks La!"

Ayla mengangguk kecil, "Sans aja kali."

Kemudian Ayla menggendong Alvaro menuju mobilnya. Dan duduk di kursi kemudi. "Pulang dulu, atau mau kemana?" tanya Ayla dengan suara yang lembut. Tangannya pun mengusap punggung suaminya lembut.

"Pulang, Ay! Nanti sore jalan-jalannya."

"Oke, baby."
Ayla melajukan mobilnya menjauhi markas Cakrawala nya itu, ia akan pulang ke rumah lebih dahulu.

_______

"Yang!"

"Kenapa, hm?" tanya Ayla tanpa mengalihkan pandangannya.

"Ayang!"

"Kenapa, sayang?" Tanpa mengalihkan pandangannya lagi.

"Yang, ih!" kesalnya. Ia menendang-nendang selimut yang membungkus tubuhnya dengan brutal.

Ayla menghela nafas, menaruh laptopnya di nakas dan mengangkat Alvaro ke pangkuannya. "Kenapa sih? Rewel terus sih hmm."
Dengan gemasnya Ayla menciumi pipi berisi Alvaro.

"Mau dipelukkkkk~," rengeknya dan langsung memeluk leher Ayla. Menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Ayla.

Wanita itu terkekeh, lalu menggoyangkan sedikit badannya ke kanan dan ke kiri, tak lupa membalas pelukan suaminya dengan sangat erat. Bibirnya pun tak berhenti untuk mengecup pelipis atau puncuk kepala suaminya.

"Besok berangkat."

"Berangkat kemana, yang?" tanyanya dengan bergumam. Bibirnya mengerucut juga matanya terpejam.

"Kamu Al, ngantor. Aku juga mau ke kantor."

Alvaro memajukan posisinya, sehingga ia semakin masuk ke dalam dekapan Ayla. Mencari kenyamanan di rengkuhan istrinya. "Ditemenin Ay ya," balasnya dengan tetap bergumam.

Ayla turun dari ranjang, berdiri dengan membawa Alvaro di gendongannya. "Ay banyak kerjaan. Al sendiri aja ya, nanti Ay anterin."

"Enggak mau! Al mau sama Ay!" rajuknya. Kepalanya menjadi bersandar manja di bahu sempit Ayla.

"Nggak bisa Al. Kamu harus ke kantor, begitu juga Ay." Ayla mencoba memberi pengertian.

"No!"

"Harus, baby Al. Nggak ada penolakan, besok harus berangkat kantor."

Alvaro tak menjawab pernyataan dari Ayla lagi. Mau sekalipun ia menolak seribu kali, Ayla akan terus membujuknya juga seribu kali. Jadi diamkan saja, tinggal susun rencana, besok dijalankan.

Yah, Alvaro hanya akan menggunakan salah satu jurusnya untuk membuat Ayla luluh besok.

0o0

Annyeong!

Aku kembali bersama Al dan Ay. Kalo digabung jadi AlAy🤗

Lanjutannya mau bagaimana nih?

>Salam sehat<

[25/6/21]

Possessive Girl. [COMPLETED]Where stories live. Discover now