SISTA 22 ㅡ Ketika Ada Degem

1.2K 156 93
                                    


Pukul 03.05 dini hari.

Gadis dengan tinggi badan 167 sentimeter ini mendorong pintu kamar adiknya setelah meninggalkan koper di tempat yang sama. Ketika melihat si bungsu tidur memeluk gundukan selimut secara tak teratur. Sehingga anak itu tidak menyelimuti dirinya sama sekali.

Jean membenarkan posisi tidur sekaligus baju tidur bermotif domba milik adiknya. Dengkuran halus menemani kesunyian kamar itu. Tangan Jean menyingkirkan rambut Cheril yang menutupi sebagian pipi.

Lalu dengan kelembutan, Jean menciumnya sekali dalam durasi lama. Ia melihat adiknya tak terusik sama sekali. Maka dirinya menangkup salah satu pipi Cheril, kemudian ibu jarinya dia usap memutar berulang kali pada permukaan pipi adiknya yang tertidur.

"Eungh~!"

Cheril membuka mata sedikit demi sedikit kemudian dia menangkap kakaknya yang tersenyum menatapnya dalam suasana temaram ini.

Secepat kilat, Cheril segera memeluk Jean dengan tenaganya yang kuat. Sampai tubuh kakaknya tak bisa menyeimbangi pelukan adiknya dan sekarang Jean berakhir tidur di atas Cheril yang membenamkan wajah di pundaknya.

"Kakak..!" Teriaknya tanpa mengeluarkan suara. Hanya bisikan. Cheril tahu tentang Jean yang marah habis-habisan di siaran langsung. Karena videonya juga tersebar luas. Ketika Jean marah sungguhan, Cheril bahkan tidak punya nyali menatap wajah kakaknya sebelum orangnya sendiri datang kepadanya.

"Kakak.. Cici Windy.."

Jean mengatupkan bibir Cheril dengan satu telunjuknya dan desisan. "Shht.. hei, maafin Kakak nggak pernah cerita. Bukan sayangnya kita ke kamu itu kurang. Tapi.. ini terlalu... nyakitin perasaan Cici Windy. Jangan takut sama Cici, oke?"

Dia mengangguk 2 kali. Setelah berhasil duduk berhadapan dengan Jean.

"Adek marah?"

Cheril menggeleng, tentu Ia paham kalau sebenarnya yang ditutupi juga demi kebaikan Windy dan juga dirinya. Entah ada apa di masa lalu Windy. Sepertinya itu sangat menyakitkan, sampai Cici mereka tak keluar sama sekali dari kamarnya.

"Kenapa baju Kakak begitu?" Tanya Cheril melihat pakaian yang dikenakan Jean dengan heran. Meskipun bukan rapi sekali, tapi Jean terlihat semacam ingin pergi keluar? Dengan masker di dagunya.

"Mau pergi sebentar."

Cheril menunduk dan memainkan telunjuknya pada punggung tangan Sang Kakak. "Sebentar setengah jam?"

"Apa setengah bulan?" Sambung Cheril, yang membuat Jean tersenyum masam. Hal itu membuat Cheril mengerti, acara pergi Jean bukan sebentar yang seperti hari biasa.

"Nanti Adek aduin Mbak, loh. Kakak marah sama Mama? Mama pasti marah, soalnya khawatir sama Cici."

Nyatanya bukan tentang Jeseeca yang membentak Jean. Tetapi..

Karena Arianne yang membuat Jean kecewa berat.

Jean berdiri menghembuskan napasnya kasar, lelah. Dia lelah dengan kabar miring yang menimpa keluarganya. Dianggap keluarga tanpa adap, melangkahi kodrat, tidak terhormat dan lain sebagainya. Padahal semua ini hanya karena nasib dan takdir.

Ketika dia marah, semua akan jadi pelampiasan. Mungkin melempar barang, menghancurkan sesuatu atau mungkin dengan ngebut saat berkendara. Semuanya hanya akan berdampak buruk.

"Dek.."

Cheril mendongak. "Iya, Kak?"

Ketika Jean sedang kacau, dia hanya tidak bisa membiarkan adik kecilnya sedih. Seburuk apapun yang Jean dapat. Yang terbaik itulah untuk Cheril. Terserah dengan apa yang terjadi.

Tapi menjaga Cheril adalah sebuah kewajiban.

"Mau ikut Kakak?"

Jika dia hanya menyetir sendirian. Jean akan lebih leluasa melampiaskan emosi tanpa memandang keselamatan diri sendiri. Tetapi ketika Cheril bersamanya, Jean akan selalu berhati-hati karena dia dalam posisi seorang Kakak yang menjaga Adik.

°°°

"Kakak punya rumah sendiri?"

"Punya."

Setelah jawaban singkat Jean tersebut, Cheril hanya duduk diam. Dengan kaki terbuka dan tangannya disimpan di antara kaki tersebut. Ia membaca label digital berjalan, harga untuk perliter bensin pada sebuah tempat pengisian bahan bakar. Kakaknya turun menggunakan masker tanpa bilang apa-apa dulu padanya.

Cheril melihat Kakaknya dari jendela mobil. Sehebat apapun mobil yang dimiliki, entah tutup tangki bensinnya bisa otomatis terbuka atau tidak. Jean akan tetap turun dan keluar. Menghormati orang yang lelah berdiri untuk mengisi bensin mobilnya.

"Adek, katanya kebelet pipis. Sana, Kakak tungguin." Jean bertanya setelah Cheril membuka kaca jendela mobil.

Mata Cheril membulat seketika, melihat tempat kamar mandi umum SPBU terlihat menyeramkan saat malam tiba. Sepi pula. Jadi Cheril menggeleng dengan wajah tak menduga situasi seperti itu datang padanya.

"Takut? Nanti Kakak temenin."

"Enggak usah. Pipisnya Adek juga petak umpet gini. Mendingan cepet ke rumah Kakak. Biar sebelum subuh udah sampe."

Jean meredam tawanya dengan kuluman bibir. Kenapa Cheril jadi kegirangan melihat rumahnya? Ya, memang dia juga terlalu kejam tak memberi tahu siapapun kalau ternyata diam-diam dari penghasilannya. Jean berpikir untuk rumahnya sendiri.

"Permisi, Mbak ini sudah." Sela pegawai SPBU sesudah mengembalikan selang bensin kembali ke tempatnya.

Dalam suasana tenang pembayaran tunai, pegawai pria tersebut menyeletuk tentang hubungannya dengan Cheril yang ada di mobil. "Adeknya ya, Mbak?"

"Oh, iya. Kenapa?"

Pegawai dengan baju merah tersebut tersenyum tapi seperti ada yang salah dengan jawaban Jean. Memang dia dan adiknya kenapa?

"Saya kira bukan."

Heh? Emangnya mikir apaan ni manusya? Buset dikira degem gue kali, ya?

Masker gue tembus pandang apa gimana, deh? Dia ga tau gue Jean Youtuber, kan?

Ah, bangsuy~

Gara-gara Ara seTan mindset orang Indo begini, nih.

"Terima kasih, Mbak. Semoga selamat sampai tujuan."

▪︎
▪︎
▪︎

To be continued 🎫

"Cie malem-malem."

"Cuman SISTA aja, abis emosional langsung terjun ke laknatonal"

Jangan lupa dukungan kalian 🌼 Readers-nim.
Add to reading list 🧺 and your library 🛒
Comment 🧩 so much
FollowㅡEgyGom : kangseulgissi

Thanks for reading 🎠 dan maaf masih banyak kesalahan penulisan 🗑

See you

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 23, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SISTA | Red VelvetWhere stories live. Discover now