SISTA 16 ㅡ Keributan Batin

824 141 175
                                    

Wattpad Trailer ㅡ SISTA

Usaha mengikis komunikasi.

Sebagai contoh adalah Jean dengan Arianne. Entah asal pikiran mana, sehingga Jean menyelinap masuk ke dalam kamar mandi kakak tertuanya. Dengan Arianne yang sedang berendam santai, mendengarkan musik dari headphone warna putih tulang. Orang itu tengah bersenandung dengan mata terpejam, belum peka terhadap adiknya yang tengah berdiri menunduk demi menengok rupa asli ㅡmungkin lelah kepunyaan Arianne.

Jean memanggil dengan menyentuh bahu telanjang Sang Kakak. "Mbak.."

"Astaga!" Arianne terjingkat kaget. Beberapa saat Ia menikmati kesendirian. Namun, Jean datang dengan membawa muka suram seperti Singa yang siap menerkam ㅡbagaikan sengatan listrik pada titik jantungnya. "Kamu ㅡsumpah! Kenapa buka baju?"

"Aku mau ikut, Mbak Arin." Seru Jean tanpa dosa, melepaskan segala kain yang ada di tubuh ideal perempuan itu. Arianne sendiri peduli-tak peduli. Ia mengalihkan mata ke sisi lain, lalu menarik headphone kembali pada posisi tadi.

Bahaya. Adek satu ini, nih, bener-bener susah di pinterin..

Tak lupa mencepol rambut panjang hitam legamnya dahulu. Jean kemudian masuk ke dalam air lengkap dengan gelembung busa sabun yang hampir membeludak. Jujur saja, Jean tidak suka berlama-lama dengan Arianne ㅡorang yang punya mata lebih mengintimidasi dari siapapun. Tetapi Jean mau hidup Arianne tenang tanpa gangguan orang aneh seperti tadi. Merendahkan Mama dan memaki Sang Kakak.

Beberapa waktu, Jean habiskan menatap ke depan. Lurus menghadap Arianne yang bersandar pada pinggiran bathup. Gugup. Harus cara apa untuk memulai perbincangan. Mulut Cheril dan Jean itu hampir sama

Kak, Pacarmu orang non, ya?

Tadi ada Ibu Pacarmu, deh. Marah gajelas, banget! Mana mukanya Kristiani dalem gitu. Ala-ala anak Tuhan Yesus. Nyerah aja, dah. Udahlah ngapain juga? Orang beda iman. Nyusahin ati. Seiman aja banyak jomlo..

Tega banget, njir. Apa ga usah, ya? Masuknya urusan privasi Mbak Arin. Tapi keburu nyemplung!! Masa, pamit kencing. Mampus! Plis, mau kawin sama wedhus ajalah..

Sedari tadi. Mulut Jean berkomat kamit bagaikan 'Dukun Ngundang Anak Jin', belum peka bahwa Arianne sibuk menatap reaksi aneh seperti itu. Mengundang keheranan, Arianne kemudian hendak bertanya pada adiknya.

"Kenapa, Jee-"

"KAKAK!"

Alhamdulillah! Terima kasih, Engkau datangkan segumpal Babi Penyelamat..

°°°

Anak yang belum lama ganti umur menjadi 17 tahun ini mengikuti langkah Jean yang mondar-mandir dari lemari pakaian menuju meja rias kemudian berbalik lagi dan lagi, tak lelah. Ia mau bilang sesuatu. Entah kenapa juga, Cheril perlu mengatakan pada orang yang sering ribut besar padanya.

Jean sendiri juga bersyukur ada Cheril yang mencari. Dengan begitu, Ia dengan mudah melompat keluar dari kepungan bathup dan rasa keheranan yang meliputi Arianne. Ketika dia menemukan Cheril dengan sebagian bibir menahan 2 batang pocky oreo. Tangannya langsung gemas menguyal pipi Yerim yang memang sangat lembut dan kenyal untuk diperlakukan begitu.

"Eh, Dek. Ngapain nyari?" Jean duduk di hadapan kaca meja riasnya. Sekaligus memoles kulitnya dengan berbagai macam produk perawatan kulit, seperti tempo hari.

Cheril memainkan kedua kakinya antara ragu dan malu. "Dedek, mau ganti jurusan. SOSHUM."

Satu alis Jean terangkat ke atas. Heran pada perubahan keputusan Cheril. "Hm?" Jean menatap adiknya yang masih berdiri pada tempat yang sama.

"Adek takut. Fisika susah."

Jean menarik Cheril untuk duduk dekat dengannya. Bahkan di pangkuan Jean langsung. "Kamu pikir SOSHUM gampang? Kamu, kan, udah siap-siap UTBK dari pertengahan kelas 10, Dek. Anak IPS, nih. Tiga tahun belajar, tetep kendalanya di ekonomi. Sama kayak kamu yang susah di Fisika."

"Bukan masalah kalo kamu emang pengen pindah jurusan karena mau Prodi SOSHUM. Tapi.. kalo cuma buat ngehindar dari Fisika, Kakak pikir terlalu buat apa kamu masuk IPA. Belajar segala hal bertahun-tahun. Kalo nanti banting stir ke IPS. Ya?" Lanjut Jean menyarankan ketidaksukaannya pada metode keputusan Cheril yang masih gegabah.

"Ih.. Kakak anak SOSHUM. Cici Shelee sama Mbak Arin malah lintas jurusan! Adek juga mau." Untuk Shelee, Jean tahu karena kesukaannya pada bidang seni sedangkan prodi yang ingin didapat pada Universitas dalam kota hanya untuk SOSHUM saja. Terpaksa Shelee harus mengejar seluruh ketertinggalannya di bidang IPS dalam kurun waktu setahun.

Tetapi Arianne, belum tahu kenapa dia yang sangat mimpi menjadi Dokter malah berbelok menjadi Manajemen Bisnis. Keinginannya sama seperti Cheril sebenarnya. Mereka berdua ingin memakai jas putih Dokter. Hanya Jean dan Windy yang arah hidupnya sesuai dengan alur awal. Tetapi baru Windy yang benar-benar sejati dengan anak IPA. Windy bagaikan anak kutu buku diantara begajulan dari saudarinya.

Jean mengusap puncak kepala Cheril. "Katanya mau jadi Dokter, eh?"

"Dokter enggak bisa selamatin nyawa Papanya Adek. Gimana kalo Adek gagal nolong Papa orang lain?"

Ia pikir Cheril sudah 100% ikhlas dengan kepergian Papa mereka. Ternyata Cheril masih belum juga bisa.

Jean menyerah kalau begini hasilnya.

"Oke. Adek bisa pilih apapun.."

▪︎
▪︎
▪︎

To be continued 🎫

"Kadang aku.. tiba-tiba nulis aneh, tiba-tiba juga serius. Sering maksudnya 😭"

*wedhus = kambing
*SOSHUM = (Sosial Humaniora) istilah kelompok program studi dalam perkuliahan yang kaitannya dengan IPS
*prodi = program studi

Jangan lupa dukungan kalian 🌼 Readers-nim.
Add to reading list 🧺 and your library 🛒
Comment 🧩 so much
FollowㅡEgyGom : kangseulgissi

Thanks for reading 🎠 dan maaf masih banyak kesalahan penulisan 🗑

See you

SISTA | Red VelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang