SISTA 13 ㅡ Tangan Tangan Ajaib

964 150 80
                                    

Wattpad Trailer ㅡ SISTA

Mungkin didasarkan sama-sama sedang letih. Arianne dan Jean bisa duduk bebarengan di atas sofa ruang tamu mereka. Satunya letih masalah asmara, satu lagi karena memikirkan sikap saudarinya. Belum ada yang membuka suara. Mereka hanya nyaman pada posisi bersandar secara berdampingan. Melancarkan sirkulasi pernapasan mereka yang kian terasa berat.

"Mbak.."

Arianne menoleh. Dilihatnya sisi samping wajah adiknya. Dibuat terkekeh kecil, Jean tak kunjung mengucapkan apa masalahnya. Ia menyeka keringat di dahi putih bersih adiknya kini. Entah, apakah yang dilakukan Jean? Sampai keringatnya sebanyak itu. Kemudian terhenti akibat Jean yang menyebutkan sesuatu. Jujur, Arianne tidak suka bila adiknya mengetahui tindakan yang sengaja dikunci untuk Arianne sendiri.

"Aku belum pernah liat Mbak Arin, nangis."

"Oh, kamu pengen Mbak sedih. Gitu, hm?" Jawab Arianne melanjutkan kinerja tangannya untuk membersihkan keringat adiknya.

Srap~!

Gelengan tidak percaya Jean, setelah menolak usapan Kakaknya, sempat mengejutkan Arianne. Pasalnya gadis dengan postur tubuh termasuk tinggi itu melakukan secara cepat dan tiba-tiba. "Iya. Aku mau Mbak Arin sedih. Aku mau liat orang di depan aku ini, nangis sampai manusia seperti Jean pergi buat meluk orang nangis itu. Arianne Kanaka Prabaswara, kamu manusia."

Jean merasa bukan bagian apa-apa dari hidup Arianne apabila belum melihat sisi lemah darinya.

Menangis. Satu-satunya yang belum pernah Arianne perlihatkan secara langsung. Bagi Jean, meskipun menjabat sebagai Kakak, bukan alasan; untuk terus berdiri kokoh, terlihat tangguh, dan yang paling diandalkan.

"Mulai deh.. ngawur." Masih saja, puteri sulung Keluarga Prabaswara menganggap aksi Jean hanya sebuah guyonan belaka. Tangan Arianne yang masih sedikit dipegang oleh adiknya tiba-tiba menjadi sakit ketika Jean mungkin secara alami menusukkan kukunya ke kulit kakak sulungnya. Sebetulnya, Jean tak bermaksud tetapi itu hanya respon tubuhnya secara mendadak.

Ia bukan anak pengidap jiwa psikopat.

"Sekarang, jangan salahin Adek kalau dia mulai belajar cara menjadi dewasa dan egois.."

°°°

Selama 20 tahun mendidik dan mengajarkan anak-anaknya. Belum pernah Jeseeca temukan perilaku tidak sopan puterinya kepada tamu. Ini kali pertama menemui salah satu anaknya berkelakuan tidak benar secara terang-terangan. Jeseeca marah tapi Ia harus mengontrol emosinya dengan baik.

Baru kejadian sore tadi. Dengan berani, Cheril menjatuhkan buku tebal persiapan UTBK-nya dari lantai dua. Bukan itu masalahnya. Tetapi Cheril sengaja mencari sudut terdekat pada tamu sekaligus tetangganya yang sedang menyalurkan uang arisan titipan. Jeseeca langsung minta maaf berkali-kali atas kelakuan Cheril itu. Saat itu, Cheril juga tidak mau minta maaf dengan tetangga satu kawasan komplek mereka.

"Cheril..!!"

Tanpa sengaja Jeseeca lepas kendali. Ia hampir saja menampar anak bungsunya sendiri. Berulang kali Jeseeca memberikan peringatan agar anak termudanya itu mengerti etika kesopanan. Tetapi Cheril yang sangat  mengacuhkan keseluruhan penjelasan Mamanya.

Bentakan keras dari Jeseeca membuat anak-anaknya menyusul mereka. Sehingga membuat kernyitan bingung antara satu sama lain. Mereka pernah dimarahi dengan berbagai macam nada. Tetapi untuk menggunakan fisik, bukan Mama mereka sekali. Apalagi Mamanya seorang Jeseeca Leah yang walaupun terlihat dingin diluar tapi aslinya keibuan dan lembut.

Jeseeca menyesal, seluruh puterinya belum ada yang merasakan angkatan tangan darinya. Tetapi hari ini juga, harus Cheril yang berada pada posisi paling tidak nyaman.

"Adek benci Mama!" Mata Cheril berhasil menimbulkan cairan bening yang belum sempurna untuk menetes.

"Adek.." Shelee memanggil adik bungsunya sebagai bentuk peringatan agar lebih baik menggunakan mulutnya. Bukan menurut, Cheril malah semakin terlihat kacau dengan menutup pintu kamar secara kasar. Mengunci diri dari dalam. Mengabaikan ketukan pintu dari para kakaknya yang tengah cemas pada yang termuda.

Semenjak mendengar berita simpang siur dari para tetangganya yang sedang membeli sayur kala itu. Cheril selalu ingat siapa saja yang ada disana. Dan, salah satu dari mereka hari ini datang dengan senyuman kemudian disambut ramah oleh Mamanya. Sama seperti hari kepergian Papanya, orang itu juga datang dengan raut sedih dan mengucapkan belasungkawa.

Dari sana, Cheril mulai tidak percaya dengan teori 'sosialisasi' yang ada. Ia tidak percaya. Tidak butuh teman, karena yang paling baik adalah menjauhi acara 'sosialisasi' itu.

▪︎
▪︎
▪︎

To be continued 🎫

"Yaampun Cheril aku😭 tapi bagus digituin😏
Aku update, soalnya udah janji sama beliau ListaMawarni3 😨"

"Kalo ada yang mau ikut collab nulis, boleh DM yak.. collabnya kumpulan cerita oneshot"

Jangan lupa dukungan kalian 🌼 Readers-nim.
Add to reading list 🧺 and your library 🛒
Comment 🧩 so much
FollowㅡEgyGom : kangseulgissi

Thanks for reading 🎠 dan maaf masih banyak kesalahan penulisan 🗑

See you

SISTA | Red VelvetWhere stories live. Discover now