Be Mine

3.6K 392 62
                                    

✔ RATE️✔ Coment️✔️Share✔️ Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RATE
️✔ Coment
️✔️Share
✔️ Happy Reading

11. Be Mine

  "Bagaimana? Indah, bukan?" tanya Samuel sambil mengarahkan kameranya ke arah Paris yang duduk di bagian depan perahu.

Paris menganggukkan kepalanya. Tatapan matanya tampak berbinar dengan indah.
"Kau pasti ingin kembali ke sini untuk menikmati hanami lagi tahun depan," kata Samuel dengan nada meyakinkan.

"Sepertinya."

"Aku akan menemanimu," kata Samuel sambil terus mengarahkan kameranya kepada Paris.

"Aku tidak ingin lagi bertemu denganmu," ucap Paris tetapi bibirnya tersenyum manis.

"Astaga," gerutu Samuel.

Paris tidak menanggapi Samuel yang menggerutu, ia benar-benar menikmati sensasi menaiki perhu kecil di atas sungai yang tidak pernah ia rasakan seumur hudupnya. Ia kembali mengarahkan kameranya ke arsh Paris, ia merasa bunga Sakura sungguh serasi dengan kecantikan Paris. Untuk pertama kalinya ia merasa mendaptkan kepuasan yang luar biasa dari jepretan kameranya.

"Kenapa kau sangat cantik?" tanya Samuel tiba-tiba.

Mendengar pujian Samuel membuat wajah Paris tanpa terasa merona. "Kau orang ke seratus ribu yang mengatakan itu," jawab Paris dengan nada sangat santai menyembunyikan kegugupannya yang diam-diam merayapi perasaanya.

Tak terhitung banyaknya pria yang memuji kecantikannya tetapi pujian yang terlontar dari bibir Samuel rasanya berbeda.

"Oh, ya?"

Paris menyeringai. "Simpan saja pujianmu itu," ucapnya.

Samuel menaikkan sebelah bahunya. "Tuhan tidak adil, mengapa kita baru di pertemukan."

Paris telah mengenakan sepatu running yang di beli oleh Samuel saat mereka singgah di pusat perbelanjaan terdekat dari tempat wisata yang mereka kunjungi. Ia telah berlarian ke sana-kemari sambil tangannya menyeret Samuel, melupakan rasa permusuhannya. Ia bahkan melupakan bahwa ia telah terpisah dari ketiga pelayannya, ia melupakan dompet dan tasnya.

Melupakan bahwa gaun yang ia kenakan tidak sesuai dengan rencana awal, karena gaun yang telah ia persiapkan untuk berfoto hari itu berada di tangan ketiga pelayannya. Ia juga tidak menggerutu lagi meski harus turun naik kereta untuk menuju tempat wisata. Ponselnya bahkan ia serahkan kepada Samuel.

Samuel membawa paper bag yang berisi sepatu milik Paris dengan penuh kesabaran, sebenarnya Paris telah mengatakan untuk membuang sepatunya yang ia kenakan tadi pagi karena telah mendapatkan sepatu baru yang lebih nyaman ia kenakan. Tetapi, Samuel tidak mengindahkannya.

Sexy Paris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang