Part II

247 169 425
                                    

Gelap.

Berisik.

Kenapa semuanya berbicara di saat yang bersamaan? Berhenti menyebut namaku berkali-kali!

Berisik sekali. Suara-suara itu tidak mau berhenti.

Perlahan menjadi samar. Pandanganku tidak jelas. Semuanya terlihat kabur.

Ramai.

Orang-orang itu seperti mengelilingiku. Mereka tak hentinya bicara. Wajah mereka tak terlalu jelas, semuanya berbayang kecuali mulut mereka yang terus saja bergerak.

Kepalaku berat. Suaraku tak keluar bahkan untuk sekedar mengeluh. Riuh suara itu membuat kepalaku semakin sakit.

Ah, ada satu yang terlihat jelas. Sesosok gadis. Gadis asing dengan mata abu dan tatapan kosong. Memandangku datar seolah tak menarik. Lalu ia bergeming. Diam ditempatnya, masih dengan tatapan yang sama.

Kemudian suara-suara itu perlahan menghilang satu persatu. Siluet-siluet mereka yang sedari tadi mengelilingiku pun ikut pergi. Hingga menyisakan sosok gadis berambut gelap yang masih saja menatapku.

Mulutnya terbuka perlahan-bergerak secara lambat, tapi tak ada suara yang keluar dari sana. Entah telingaku yang bermasalah atau memang bagaimana. Aku menggeleng tanda tak paham, lalu mulut itu bergerak lagi. Kutajamkan pendengaranku dan yang terdengar hanyalah bisikan samar. Aku masih belum tau apa yang ia katakan.

"Park ...." Hanya itu yang terdengar.

Apa? Aku tidak mengerti!

"—Jay ...."

Itukah? Kau memanggilku?

"Park Jay ...."

Wajah gadis itu terlihat semakin dekat, meski tak ada perubahan dalam ekspresinya yang datar.

" J—Jay ...."

Apa? Kenapa kau memanggilku? Aku berusaha mendekat, tapi tubuhku tetap tak bisa digerakkan. Aku berusaha bertanya, tapi tak ada satupun kata yang keluar.

"Jay ...."

Suaramu terdengar semakin mengerikan ... Bitna.

"Jay!"

Pemilik nama itu terbelalak. Lalu segera menyipitkan mata kala sinar matahari begitu terik-seakan dapat membakar matanya. Jay melihat sekeliling. Ini tempat yang berbeda. Ini atap sekolah. Apakah yang tadi itu hanya mimpi? pikirnya.

Jay pun mengambil posisi duduk agar dapat lebih mudah menghadap Sunoo.

"Syukurlah kau sudah sadar," ujar lelaki itu. Ia terlihat menghela napas lega setelah mengucapkan kalimatnya.

Jay termenung sesaat. Pikirannya menerawang jauh. Apa yang terjadi? Kenapa ia bisa ada disini? Jika yang tadi itu mimpi, lalu apakah saat dimana Bitna membawanya ke depan cermin dan ia tidak menemukan bayangannya disana juga mimpi?

"Hei, kau baik-baik saja?" tanya Sunoo sedikit khawatir, yang dibalas dengan tatapan bingung dari Jay.

"Apa ... aku bukan manusia?"

Jay sendiri bahkan tak tahu kenapa ia bertanya seperti itu. Pertanyaan yang keluar begitu saja dari mulutnya.

Lantas ia melihat Sunoo mengernyit heran. Tentu saja jawabannya sudah jelas, 'kan? Ah, dasar bodoh. Kalau dirinya bukan manusia, kenapa ada Sunoo disini? Ia dapat melihatnya, bahkan berbincang dengannya. Lalu Bitna ... Oh God! Jay bahkan bisa menyentuh tangan gadis itu!

CURIOUS【END】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang