‗ ❍ [page 012] ¡! ❞

1.7K 334 65
                                    

"maaf, gue gak punya jas hujan. sini pake jaket gue aja." hyunjin langsung memakaikan jaket navy blue nya ke arah felix. hyunjin berani sumpah felix terlihat sangat menggemaskan tenggelam dalam jaketnya.

felix takut. ia tak pernah menyangka akan berdua naik motor dengan hyunjin secepat ini. felix tidak tahu apa yang harus dilakukan sehingga hanya diam di emperan sekolah.

"ayo, gue gak akan nunggu lebih lama lagi" sahut hyunjin yang sudah duduk di atas motor. tangannya menggenggam payung di sebelah kiri.

grep

detak jantung hyunjin melompat sedetik merasakan tangan mungil yang menyentuh tangan kirinya. tangan itu terasa dingin dan lembut dan hyunjin menyukainya.

"aku saja yang pegang payungnya" kata felix tersenyum kecil kemudian duduk di belakang hyunjin.

dada hyunjin berdegup kencang merasakan felix merengkuh pinggangnya tanpa disuruh. sejujurnya ia tak menyangka, hyunjin pikir felix hanya akan memegang ujung seragamnya namun itu tidak terjadi.

hyunjin melajukan motornya perlahan karena hujan yang membuat jalanan menjadi licin. itu cukup menguntungkan karena ia bisa menghabiskan waktu lebih lama bersama felix.

keduanya sama sama diam. tidak ada yang berniat membuka suara.

felix perlahan menyandarkan diri di badan hyunjin.

"...l-lix?" panggil hyunjin takut anak itu tertidur.

"hmm... dingin..." gumam felix lembut.

"sabar ya. sebentar lagi kita sampai." kata hyunjin merasa tidak enak.

hyunjin ingin mengajaknya bicara untuk membunuh rasa bosan. lagipula ada banyak hal yang ingin ia sampaikan kepada pemuda manis itu.

tetapi, ia tak lagi mampu mengatakan apapun. hanya terdiam merasakan punggungnya menghangat karena suhu badan felix. terasa nyaman dan ... entahlah tapi ini terasa pas sekali untuk hyunjin.

"hyunjin, omong omong terima kasih ya" sahut felix memecah keheningan diantara rintik hujan.

"mhm. gue gak masalah kok mumpung baru isi bensin kemaren malem" felix segera menjitak kepala hyunjin dari helm nya.

"goblok, maksudku tentang permintaan maafmu hari sebelumnya." seru felix merengut kesal yang bisa hyunjin tebak walaupun ia sekarang melihat ke arah jalanan.

"oh tentang itu.. gue emang salah jadi itu semua terserah lu mau maafin gue atau enggak. gue cuman pengen lu tau gue bener bener minta maaf sama perbuatan gue selama ini"

"you know what... kamu nggak sejahat yang aku kira, jin." ujar felix tersenyum simpul mendengar penuturan hyunjin.

"gue biasa aja lix. mungkin kita aja yang selalu musuhan sampai nggak bisa lihat kebaikan satu sama lain." hyunjin terkekeh.

felix bisa melihat semua itu dari spion motor. cara hyunjin tersenyum juga mata bulan sabitnya yang terbit ketika tertawa cukup menggetarkan hati felix.

"kalau gitu aku juga minta maaf..." kata felix mengeratkan rengkuhannya di badan hyunjin.

hyunjin menggelengkan kepala, "lu nggak pernah salah di mata gue, lix. maksudnya.. gue emang selalu ngatain dan ngejekin elu tapi lu nggak pernah salah."

"sebenci apapun gue yang dulu, gue tetep nggak bisa menyangkal kalau gue suka sama musuh gue selama ini. gue masih nggak bisa lupain cowok manis empat tahun yang lalu..."

felix membeku. bukan karena hawa dingin hujan namun karena kata kata hyunjin.

"hahaha.. lu kaget ya? maaf, gue baru bilang sekarang. lu gak harus bales perasaan gue lix. cukup lo tau aja itu sudah cukup banget buat gue."

"kaget.. kaget banget.." racau felix. ia mungkin juga tak sadar mengucapkannya dengan keras.

"tenang aja. ini gak akan ganggu pentas drama kita. gue bakal tetep bersikap senormal mungkin. yahh meskipun gak bohong gue lumayan bersyukur jadi pemeran pangeran philip" hyunjin tertawa kemudian dibalas pukulan pelan di pundaknya.

"don't be ridiculous. pangeran philip berakhir dengan cinderentong bukan dengan felix." hyunjin menyeringai, ucapan felix terdengar seperti tantangan untuknya.

"gue tahu. dan gue juga bakal berusaha juga buat berakhir dengan felix sebagai hyunjin"

"do whatever you want" kata felix memutar matanya.

hyunjin tersenyum dibalik helm. tidak apa apa walaupun felix belum membalas perasaannya sekarang. toh, felix tidak melarang dia pdkt, iya kan?

"btw, gue juga mau bilang sesuatu, jin" ucap felix mengetuk pundak lebar di depannya.

"bilang aja." felix tersenyum teduh menatap lelaki jangkung itu.

"i like you too..."

BLARRR

"apa?" tanya hyunjin mengangkat layar helm nya. sedikit menoleh ke belakang untuk mendengar ucapan felix yang tenggelam karena suara petir barusan dan bunyi hujan yang berisik mengenai payung.

"nggak jadi deh. kapan kapan aja" dan dengan itulah mereka berdua sampai di rumah felix.

© PARFAIT, 230621

waktunya hyunlix meroket wiiii 🚀🚀🚀

❪ 恋 ❫ PARFAIT • hyunlix ✔Where stories live. Discover now