TIDAK tau bagaimana awal pertemuan mereka, dan sudah berapa lama mereka bertujuh bersama-tapi seinget Jungkook mereka sudah bersama untuk waktu yang sangat lama.
1 tahun?
3 tahun?
Atau lima tahun, ya?
Ah, Jungkook ingat ini tahun ke delapan mereka bersama. Kalo dikatakan begini, Jungkook jadi merasa sedikti malu. Seperti mengingat tahun aniversary saja. Walau begitu, sungguh delapan tahun adalah waktu yang sangat lama. Dan mereka sudah selama itu bersama. Sangat menakjubkan malah kalau bisa dibilang.
Dan tidak terasa, waktu berjalan begitu cepat sekarang.
"Jung, udah kepikiran mau ambil kuliah jurusan apa?"
Itu pertanyaan yang dia dapat saat berumur lima belas tahun. Hari pertama masuk SMA. Pertanyaan yang bahkan orang tuanya sekalipun belum pernah menanyakan hal ini padanya—tapi orang ini, pria berkulit putih dengan gitar di kedua tangannya, menanyakan hal ini padanya dengan nada paling serius yang pernah Jungkook dengar darinya.
"Kalo boleh saran nih ya, gue pikir lo paling cocok buat ambil jurusan seni. Gambar lo, anjir gila keren banget." Pria itu kembali bersuara, tapi kali ini suaranya lebih ringan, dengan kekehan kecil dia kembali melanjutkan, "Jangan kayak namjoon, jurusan pendidikan ekonomi, minat di sastra. Sesat tuh anak. Mau jadi apa coba."
"Nggak boleh ngomong kasar depan Jungkook," sela pria yang entah datang dari mana. "Jungkook masih kecil, udah lo ajarin yang nggak-nggak."
"Perasaan gue nggak ada ngomong kasar," bantah Yoongi tidak terima.
"Eleh... "
Yoongi mendengus, "Tanya Jungkook noh, kalo nggak percaya."
Seokjin menatap Jungkook, lalu kelinci jadi-jadian itu pun mengangguk—membenarkan ucapan Yoongi. Melihat itu, Seokjin hanya berkata 'oh' lalu melenggang pergi. Yoongi mendengus, suudzon mulu jadi orang. Lalu setelah beberapa saat, Yoongi kembali menatap Jungkook dengan alis terangkat—bermaksud meminta jawaban atas pertanyaannya tadi.
Mengerti itu, Jungkook memiringkan kepalanya, menimang sejenak, baru setelahnya dia menjawab dengan kekehan kecilnya, "Nggak tau bang. Lagian baru juga lulus, masa udah mikirin kuliah aja."
"Lah Jung, jangan salah... " Tiba-tiba terdengar suara yang menginterupsi mereka lagi.
Yoongi yang akan membalas pernyataan Jungkook, hanya bisa menelan perkataannya sambil menatap sosok yang baru saja datang ini.
Ada aja yang ganggu, heran gue.
"Nih ya, Bang Gi mah emang udah langganan nanyain gitu-gituan. Pas gue baru masuk SMA juga, gue dapet pertanyaan kayak gitu." Setelah mengatakan itu, pria yang masih mengenakan seragam di tubuhnya duduk di samping Jungkook, "Lo juga dapet kan, Jim?"
"Dapet lah, plus ceramah yang panjang buanget. Apalagi, pas gue bilang gue nggak bakal kuliah, serius mukanya Bang Gi langsung serem banget—udah kek mau makan orang." Jawaban hiperbola ini berasal dari pria mini, yang sedang sibuk dengan ponsel di tangannya. Lalu dia terdiam—menyadari perkataanya, tak lama kemudian matanya melirik kecil Yoongi yang juga menatapnya. Jimin cengegesan, "Bercanda, bang."
"Kok gue nggak dapet." Hoseok yang dari tadi menyimak akhirnya bersuara, "Padahal gue udah berharap bakal ditanyain."
"Wah bang, lo nggak dapet?! Pilih kasih nih Bang Gi."
Yoongi mengacak rambutnya, pusing dia. "Berisik buset! Gue lagi tanyain Jungkook juga, ikut-ikut aja lo pada."
Hoseok yang masih tidak terima, kembali berkata dramatis, "Nggak bisa bang, ini penting. Jalan hidup gue selama ini bakal dipertanyakan."
"Gue puyeng lama-lama."
"Bang... "
Lalu seperti itu saja, pertanyaan Yoongi dan jawaban Jungkook berakhir dengan pergelutan dia antara mereka—sementara Namjoon duduk di pojok bersama laptopnya, dengan sesekali matanya menatap ke arah mereka sambil tertawa.
Masa-masa yang indah.
Setelah mereka tumbuh semakin besar dan dewasa, Jungkook menyadari satu hal.
Waktu ternyata sangatlah terbatas, dan berharga.
Karena kalo boleh jujur, mereka yang sekarang... sangat sibuk, tapi Jungkook tidak akan menyalahkan itu semua. Hanya ada saat di mana, Jungkook berharap bisa mengulang saat-saat dulu—saat di mana mereka masih memiliki banyak waktu, hanya untuk sekedar bertemu dan saling mengejek.
Jungkook juga menyadari satu hal lagi—ternyata waktu yang lama ini, tidak bisa menjamin bahwa Jungkook akan mengetahui semua tentang mereka.
Orang-orang yang tumbuh bersamanya.
Jungkook merasa payah.
Karena saat dia mengerti dan tau, dia sudah terlambat.
Sangat terlambat.
[]\
YOU ARE READING
about us - bts
FanfictionMereka yang berbeda dengan permasalahannya masing-masing. Lalu, mereka juga yang saling melengkapi satu sama lain. "Bang, kalo lagi cape gue boleh ke rumah lo?" *** bts lokal au - harsword - ot7 with oc (original character) - ooc (out of characte...
