Prolog

13 2 0
                                        

"To-tolongg"
Ucap pelan anak perempuan dengan nada yang bergetar ketakutan.

"Hai adik manis jangan takut dong, kita kan mau berteman aja sama kamu."
Ucap seorang anak laki-laki yang umurnya dua tahun di atas anak perempuan itu.

"Kamu cantik banget sih, kamu mau ga jadi pacar kita?"
Tanya salah satu anak laki-laki sambil menyentuh pipi anak perempuan itu.

Anak perempuan itu pun menghindar dan berusaha pergi dari dua anak laki-laki yang memiliki usia dua tahun di atasnya.

Namun, usahanya untuk pergi gagal. Tangannya di tahan dan juga dirinya hadang oleh tubuh besar mereka.

"Kamu mau kemana? Kamu ga boleh pergi"
Ucapnya.

Mereka terus saja menggoda bahkan menyentuh anak perempuan itu.

Anak perempuan itu tidak tahan lagi, dia takut tapi dia tidak mau terus terusan di goda oleh mereka. Dia pun akhirnya memberanikan dirinya.

"TOLONGGGG!!"
Teriaknya sangat keras hingga membuat kedua anak laki-laki itu marah.

"Kenapa kamu teriak?!"
Bentak salah satu anak laki-laki itu, membuat anak perempuan di depannya menjadi sangat takut.

"Dasar payah!"

Tiba-tiba ada dua buah batu yang tepat mengenai kepala anak laki-laki itu hingga berdarah, dan membuat dirinya mengerang kesakitan.

"Woi!"
Teriak salah satu temannya melihat ke arah datangnya batu itu.

"Kenapa bang, kok marah?"
Tanya anak laki-laki yang seusia dengan anak perempuan itu.

"Orang dewasa itu ternyata pengecut ya. Berani nya goda anak perempuan yang umurnya di bawah kalian. Dasar payah!"
Lanjutnya.

Anak laki-laki itu tidak terima, dia pun menghampiri anak yang melempar temannya dengan batu tadi dan berniat untuk memberinya pelajaran.

Tapi sebelum anak laki-laki itu menghampiri anak itu, anak itu memberikan hadiah yang sama dengan temannya, yaitu melempar batu ke arahnya dengan ketapel yang anak itu pegang dan tepat mengenai dirinya hingga berdarah.

Kedua anak laki-laki itu pun menyerah, mereka berdua akhirnya pergi meninggalkan kedua anak itu.

"Kamu ga kenapa-kenapa?"
Tanya anak laki-laki itu.

Anak perempuan itu menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
"Terima kasih ya"

"Oh iya! Nama ku aksa biru"
Ucapnya sambil menjulurkan tangannya.

"Aku nana wijaya"
Ucapnya sambil menggegam tangan aksa dan tersenyum.

Melihat senyum di wajah nana,  aksa menjadi tertegun melihatnya.

"Ka—kamu sekolah di sd makmur nusantara juga ya?"
Tanya aksa sedikit grogi.  Dan nana menjawab dengan anggukan kepalanya.

"Kita satu sekolah ternyata"
kata aksa sambil tersenyum.

"kamu mau pulang?"

"Iya aku mau pulang"
Jawab nana.

"Kalo gitu ayo pulang bareng aku supaya kamu ga di ganggu sama abang-abang tadi"
Ajak aksa sambil menarik tangan nana.

Aksa pun mengajak nana pulang bersamanya. Di dalam mobil, aksa menceritakan kejadian tadi kepada mamahnya.

"Bagaimana kalo kalian jadi sahabat, kalian bisa melindungi satu sama lain"
Usul mamah aksa.

Aksa sedikit berpikir, dan kemudian dia tersenyum.
"Ide bagus mah,  gimana na kamu mau kan jadi sahabat aku?"

"Aku mau sa"
Ucap nana.

Mendengar itu aksa menjadi semangat.
"Oke kalo gitu kita sahabat selamanya!"

 
 
 

TBC..

Di tunggu ya kelanjutannya😊
Jangan lupa untuk like nya supaya saya bisa semangat buat lanjutin cerita ini.
Terimakasih 😊

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 17, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Langit : Rasa yang terpendamWhere stories live. Discover now