Part 8 . Siapa Polisinya?

8 7 4
                                    

Bestie SungSun¹ itu pulang, tapi betapa terkejutnya saat mereka melihat Ni-Ki sudah tergantung mati karna kain yang melilit lehernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bestie SungSun¹ itu pulang, tapi betapa terkejutnya saat mereka melihat Ni-Ki sudah tergantung mati karna kain yang melilit lehernya. Tubuh Ni-Ki sudah jelas kaku di atas sana. Sunoo membantu menurunkan mayat tersebut walaupun takut. Sunghoon hanya terpaku melihatnya. Harusnya di salah satu antara mereka yang merupakan pelaku malah senang, tapi kenapa sekarang Ia sedih? Oh mungkin karna tak akan ada yang mentraktirnya lagi.

¹= Sunghoon Sunoo

"HWANG YENA!! NI-KI KENAPA BISA GINI HAH?! GUE UDAH DUGA KALAU LO YANG BUNUH DIA!!" Teriak Sunoo menarik rambut Yena yang sedang tidur secara kasar.

Jambakan Sunoo membuat Yena terduduk di teras yang berbatu kerikil. Tentu jelas akan meninggalkan bekas luka di lututnya. Yena meringis, "Lo apa apaan sih narik narik gue hah?!" Bentaknya.

"Lo nanya apa?! Lo harusnya liat Ni-ki mati di depan mata kepala lo sendiri! Lo yang bunuh dia kan?!"

"Bangsat.." umpat Yena melihat dua keadaan yang berbeda. Terkejut karna melihat Ni-ki dan ingin marah karna Sunoo menuduhnya yang tidak tidak.

"Hp lo siniin." Sunoo merebut paksa handphone yang ada di tangan Yena. Mengecek aplikasi pesan yang tertera.

Satu warga telah mati lagi. Oh polisi, dimanakah kamu? Kami semua butuh bukti darimu.

Yena seketika menangkap sesuatu di kepalanya.

"Mafia? Bukannya kita sering mainin ini dulu?"

"Tapi permainan ini kan ga boleh di mainin lagi gara gara kasus waktu itu yang di berita."

"Kasus apa? Kok gue ga tau sih!"

"Masa lo gatau si Ning Ning? Kan dulu di berita tiga tahun lalu pas kita masih SMP ada yang meninggoy gara gara mainin game ini, sejak itu kita ga di bolehin mainin game ini."

Yena menjentikkan jarinya. "Gue sadar sesuatu, Sunoo, gue yakin disini lo berperan jadi dokter. Secara waktu itu lo sehat kan? Dan tiba tiba pesannya bilang kalau dokter berhasil nyembuhin korban. Dan sekarang gue bingung siapa pol–"

"Sunghoon! Lo kan? Ah..gue yakin polisi itu Sunghoon. Lo kan kekar gini yakali posisi lo bukan polisi. Dan Yena, gue yakin lo mafianya! Lo pikir gue bodoh huh?" Ujar Sunoo memotong perkataan Yena.

Yena yang tak terima dengan perkataan Sunoo langsung menyahut. "Heh kerak panci! Lo jangan asal nyebut orang aja, gue ga percaya deh kalau posisi Sunghoon itu polisi. Secara lo itu diem diem bae, Hoon, ga ada membantu nya sama sekali."

"Polisi itu diem diem benar, mereka tuh geraknya diem diem, ga diliat liatin gitu. Sunghoon kan pinter." Bela Sunoo lagi.

"Bego banget sial! Kalau emang Sunghoon itu polisi, harusnya dari awal dia udah bilang semua bukti bukti yang ada di kepalanya. Bukan diem kayak sekarang." Yena menatap Sunoo geram.

"Bisa jangan bertengkar?" Ujar Sunghoon dingin.

"Answer me, apa yang bisa lo jadiin buat bukti siapa yang jadi mafia, Hoon?" Tanya Yena seakan menantang Sunghoon untuk mengaku.

"Gue gatau posisi gue apa, bisa jadi aja gue tuh cuma warga biasa. Dan polisi nya udah mati karna di pesan itu katanya kita butuh bantuan dari polisi. Sementara polisi nya udah mati, gitu. Mungkin aja Jake, Jay, atau Heeseung." Jelas Sunghoon.

"Tapi jelas jelas semuanya mereka tuh warga! Lo ga baca semua pesannya hah?"

Kicep. Sunghoon tak tau mau berbicara apa kalau menantang Yena. Sejak dulu tata bahasa Yena memang bagus. Itulah sebabnya Ia sering menang dalam kompetisi debat antar sekolah. Itu hanya sekedar informasi, bahwa Yena sulit untuk di tantang, baik fisik maupun batinnya. Yena jago bela diri karna di ajarkan oleh mereka bertujuh. Bisa saja Ia disebut mental baja.

"Jawabannya ada di antara kita bertiga. Di antara kita adalah semua peran penting yang ada di permainan. Dokter, polisi, dan mafianya. Dan di antara gue sama Sunghoon pasti dia mafianya." Sebenarnya Yena takut jika posisinya adalah yang terburuk. Tapi Ia tak pernah melakukan rencana pembunuhan apapun. Mungkin sampai bisa bersumpah kalau bukan Yena pelakunya.

Lagi lagi Sunoo menyahut. "Gimana kalau pelakunya bukan salah satu di antara kita? Gimana kalau pelakunya itu mereka berlima kemaren?"

"Lo kok hobi banget oot² si anjir? Gue benci banget dah yang beginian asli. Caper tau gak?!"

"Lah gue cuma nanya, kenapa lo yang ngamuk sih?" Seketika jiwa Yena yang sebelumnya sudah mulai pulih, kini kembali lagi. "PERTANYAAN YANG HARUSNYA GA LO TANYAIN! SATU KATA BUAT LO! BEGO!"

Yena memilih pergi karna tak ingin murka lebih lama lagi. Bisa bisa Ia tenggelam oleh dosa karna memarahi anak orang.

Tinggalah Sunghoon dan Sunoo yang shock melihat Yena marah sebesar itu. Pasalnya, itu baru pertama kalinya Yena benar benar marah sambil menunjuk Sunoo dengan tangan kiri. Bisa dibilang menunjuk dengan tangan kiri adalah menunjuk sebuah kesialan.

"Yena, Yena, apa lo yang harus gue singkirin dulu?"

—holidie.

—holidie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Holidie ft. EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang