"Well. Gue nggak terkejut ngelihat kehadiran lo disini. Orang bodoh macem lo memang gampang masuk perangkap yang udah jelas wujudnya."
Aisha terlihat mengerutkan kening bingung. Sepertinya perkataan sarkas Luvena tak mampu ditelan bulat-bulat oleh gadis itu. "Aku....aku, bukan orang bodoh. Ba--bahkan di sekolah aku selalu juara umum." Yah, pembelaan yang terdengar payah. Orang-orang bahkan tertawa mengejek akan jawaban percaya diri Aisha.
Bukan itu maksudnya sayang.
"Hahaha. Apa lo pikir kita-kita ini bakalan iri atas kepintaran lo yang selalu jadi juara umum itu?"
Pertanyaan itu kembali di balas gelak tawa.
"Asal lo tau. Otak lo yang pinter dalem pelajaran ini sama sekali nggak berguna saat lo nggak punya skill licik untuk bertahan hidup di dunia kejam ini." Luvena menjumput ujung rambut Aisha. "Dan begitu kerdil untuk berdiri diantara kami yang terlalu tinggi."
"Apa mau kamu sebenarnya?" Aisha bertanya payah.
Luvena kembali bersidekap, "Mau gue? Gue cuma mau lo sadar diri Aisha! Ini bukan dunia dongeng, tapi dunia nyata," salah! Ini dunia novel. "Jadi stop belagak sebagai putri yang diperebutkan oleh para pengeran, bangun dari mimpi lo sekarang, secepatnya juga. Karna itu, nggak akan pernah terwujud."
Aisha hanya mampu terdiam di tempatnya.
Seorang gadis yang berdiri di samping Luvena lalu maju selangkah dan mendorong bahu Aisha keras.
"Lo cuma remahan keripik yang nggak akan terpanjang apik di etalase kaca bersama kue-kue cantik lainnya, paham?"
Mata bulat Aisha berkedip polos. "Kalau aku cuma remahan keripik, kenapa para pangeran yang kalian puja malah suka sama aku, dibanding kalian si kue-kue cantik."
Oh, nice shot Aisha. Batin Danisha terpekik girang.
Balasan Aisha tadi cukup keras menampar orang-orang yang ada disana. Bisa dilihat wajah antagonis Luvena yang memerah padam sebab emosi. Danisha tau, jika detik ini gadis itu sudah tak bisa lagi menahan emosinya untuk menyembur.
"Gue suruh lo untuk tau diri! Bukan malah menyombongkan diri!" Luvena dengan emosi menarik lengan Aisha yang hanya bisa pasrah. Dia membawa langkahnya cepat ke arah kolam renang yang sudah ditebak Danisha untuk apa. Perempuan itu tetap tenang ditempat, tak pergi mengikuti orang-orang untuk mengetahui apa kejadian selanjutnya. Hanya tinggal menunggu para dayang Aisha untuk menyelamatkan gadis itu.
Byuur!
Nahkan. Sudah Danisha tebak akan mendengar suara itu. Dilihatnya Aisha yang tengah berusaha mendongakkan kepala dengan tangan yang meraih-raih, sedangkan disekeliling kolam orang-orang hanya menonton dengan cekikikan senang. Danisha bukannya bermaksud jahat dengan hanya berdiam diri. Tapi..., Perempuan itu mengangkat jemarinya, mulai menghitung untuk nenunggu adegan yang sudah terprediksi sejak awal.
1...,2...,3...,4...,5...,6..., Byurrrr!
Terdengar suara terkesiap dari mereka yang asyik menonton, setelah seseorang ikut menceburkan dirinya kedalam air. Danisha sedikit mengintip dari celah untuk melihat siapa yang barusan menyusul Aisha kedalam kolam.
Byuur...
Tak lama, suara ceburan ketiga terdengar selang beberapa detik setelah ceburan kedua. Beberapa waktu kemudian Takshaka muncul dipermukaan dengan Aisha yang berada dalam pelukannya, ah.. ternyata Takshaka lebih cepat daripada pemuda yang melompat barusan.
Diatas kolam, pemuda berkacamata yang beberapa waktu lalu bertemu Danisha sudah menunggu dengan tangan terbuka. Aisha dibaringkan dengan bentakan panik yang kental oleh emosi dan rasa khawatir.
VOUS LISEZ
The Plot Twist
ChickLitPlot Twist ; an unexpected shit Danisha ; the plot twist itself _________________________________________________ Danisha Mahiswa, Bussines Woman yang memiliki zero experience dalam hal percintaan karena terhalang prinsip 'money comes first, men com...
Part 13
Depuis le début
