Part I

286 181 420
                                    

╭━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━╮
Tidak semua hal mesti
diperlihatkan pada dunia
Sisakanlah sebuah misteri.
╰━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━












Gadis itu masih saja berdiri di bawah pohon rindang. Wajahnya menengadah dan memandang dedaunan rimbun diatasnya. Matanya terlihat kosong. Masih tetap berdiri disana meskipun angin mulai nakal memainkan helaian rambutnya yang berwarna gelap.

Gadis aneh.

Jay masih menatap sosok itu sampai akhirnya ia merasakan sebuah tepukan di bahunya. Lantas ia menengok, mengalihkan pandangannya pada si pelaku.

"Sedang apa?" tanya sosok itu dengan nada ceria.

Jay mendengus, lalu mengambil langkah menjauh. Meninggalkan dia yang masih berdiri di tempatnya.

"Jeon Bitna, ya?" tebak si menyebalkan itu dengan nada menyindir.

Seketika Jay menghentikan langkahnya dan berbalik. Dilihatnya dia yang tengah menatap jendela sambil mengernyit heran. "Gadis itu sangat misterius, tidak punya teman. Bahkan aku mendengar kabar kalau dia bisu."

Kim Sunoo, nama sosok menyebalkan itu mengalihkan pandanganya pada Jay. "Selera yang aneh," sindirnya.

Sebenarnya bisa saja Jay membantah ucapan tersebut. Namun ketika melihat tatapan nyalang Sunoo, tiba-tiba saja ia tak dapat membuka suara. Entah bagaimana, sebuah firasat muncul begitu saja ... dimana ia harus menjauh dari gadis itu.

- CURIOUS -

Hujan seakan menghalangi langkah Jay untuk meninggalkan sekolah. Membuatnya berdiri terpaku di depan loker sambil memandang keadaan di luar sana yang amat basah. Mungkin mulai hari ini Jay harus rajin melihat ramalan cuaca yang disiarkan televisi setiap pagi.

Cukup lama Jay termenung disana, hingga ia menyadari bahwa dirinya tidak sendirian. Bitna, si gadis yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya, berdiri tidak jauh dari tempatnya. Memandang kosong ke arah langit—lewat jendela, seolah tidak peduli dengan sekitarnya.

Manik berwarna abu gelap itu sama sekali tidak berpaling. Sesekali bulu matanya yang panjang dan lentik bergerak menawan kala ia berkedip. Tapi hanya sebatas itu. Tak ada lagi yang bergerak—seakan ia mematung di tempat. Bahkan tidak untuk menggerakkan kaki yang sepertinya lelah akibat terlalu lama berdiri statis.

Rupanya air langit tak kunjung habis, bahkan mulai memasuki ke pertunjukkan utama. Semakin deras. Semakin bising suara yang ditimbulkan akibat permainannya dengan angin. Menimbulkan badai kecil.

Langit kelabu itu pun semakin suram. Sesuram suasana yang ada disini.

Menyadari bahwa dirinya telah mengamati sosok itu terlalu lama, Jay pun akhirnya mengalihkan kembali pandangannya ke luar sana. Namun disaat yang bersamaan, suara sepatu yang terketuk pada lantai terdengar memasuki indra pendengarannya.

Kembali ia perhatikan gadis itu yang kini tengah berjalan, perlahan, dengan tenang menuju lapangan sekolah.

Mengindahkan rintik-rintik air yang begitu deras menghantam tubuh mungilnya. Mengacuhkan bagaimana angin badai mempermainkan seragamnya. Tak peduli pada seluruh tubuhnya yang kini telah basah kuyup. Bitna terus berjalan dengan tenang seolah tak ada hujan sama sekali.

Risih melihatnya berjalan seperti seorang idiot, risih melihat gadis aneh itu seolah tidak peduli pada pakaian dalamnya yang hampir terlihat akibat angin yang terlalu bersemangat memainkan roknya, membuat Jay berjalan cepat kearahnya. Menangkap tangannya. Lalu menariknya.

CURIOUS【END】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang