Putra sangat kesal pada Mirza. Saat di mobil tadi Putra hanya pura-pura tertidur. Putra memergoki Mirza yang terlihat ingin membetulkan posisi Tari yang tertidur dengan kepala tertunduk. Saat Mirza mencoba mengangkat wajah Tari, Putra batuk dengan kencang membuat semuanya terbangun kaget. Tentu saja Mirza tau itu disengaja.

Satu jam istirahat, mereka kembali melanjutkan perjalanan.

“Bang Mirza, semangat!” Bintang melongokan kepalanya ke depan, lalu menyodorkan sekaleng kopi yang tadi dibelinya.

“Wiihh Thanks, Bin" Mirza langsung meminum kopi pemberian Bintang. Tari hanya melirik Bintang, tadinya Tari juga ingin memberikan kopi kepada Mirza agar tidak mengantuk tapi malah keduluan sang adik.

Suasana perjalanan kembali sunyi. Tari menyalakan radio agar Mirza tidak ikutan ngantuk. Lalu mengambil kaleng minuman kopi yang sudah habis, membuka yang baru lalu menyodorkannya pada Mirza.

“Makasih,” Mirza tersenyum namun wajahnya tetap fokus ke jalan. Ada rasa bahagia saat Tari memperhatikannya.

“hmm," Tari menggumam sambil mengangguk.

“Kamu liburan dirumah aja, Tar?” Mirza membuka obrolan.

“Hmm.. kayanya sih iya. Nemenin Bunda juga di restoran.”

“Boleh dong nanti makan ke sana.”

“Ya boleh lah. Masa orang mau makan aku larang?”

Mirza terkekeh. Rasa penat mulai menjalar. Sesekali Mirza meregangkan tangannya untuk melemaskan otot-ototnya. Tari yang sedari memperhatikan tentu saja paham.

“Kak Nopal.. nyetirnya gantian ya.. Kak Mirza udah capek tuh," Tari menghadap belakang meminta bantuan Naufal yang dibalas anggukan dari pria itu.

“Depan minggir, Za," perintah Naufal yang langsung diangguki Mirza.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan namun posisi duduk yang sudah berubah. Bintang ingin kakaknya di sampingnya. Alasannya karena Tari duduk merapatkan kaki jadi Bintang agak sedikit nyaman. Tari juga setuju dan bisa tidur sambil menyender pada Bintang. Akan sangat canggung kalau dia tetap duduk di samping Naufal karena mereka tidak terlalu akrab.

Akhirnya mereka sampai dengan selamat di rumah masing-masing. Putra terpaksa menginap di rumah Naufal karena sudah malam, dan besok baru melanjutkan perjalanannya.

***

“Kamu kemana aja? Kok baru ngangkat telepon?”


“Maaf yang, tadi di jalan aku nyetir. Pas gantian sama Nopal aku malah tidur. Capek banget, jalanan macet.”

“Kamu kok mendadak sih pulang ke Jakarta? Katanya tiga hari lagi..”

“Tadinya sih gitu, tapi mama aku nyuruh cepet pulang. Lagi ada acara katanya," Mirza sudah berani berbohong. Tentu saja itu hanya alasan. Mirza mempercepat pulangnya hanya karena ingin bareng Tari.

“Cuma kalian berdua?” yang Yasmin tau Mirza akan pulang ke Jakarta bersama Naufal.

“Engga. Ada Putra, Tari sama Bintang.”

“Tari?” Yasmin terdiam. Kenapa Tari ikut bergabung? Yasmin mengepalkan tangannya. Dia merasa ini akal-akalan Mirza agar mereka pulang bersama ke Jakarta.

Si Mantan (End)Where stories live. Discover now