Author ~ 2.1

191 14 1
                                    

'Kami semua hanya bisa menyesal tiada guna dan tak berujung.'

All ( - Han Jisung )















"Papa, kenapa dirumah kita ada bendera kuning?"

  Han Seungwoo, suami Han Seohee menggeleng. Keduanya berjalan memasuki rumahnya dan melihat banyaknya orang di rumahnya, dan bisa ia lihat jika mereka mengelilingi sesuatu yang ditutupi kain.

"Ini ada apa ya?"

"Kenapa diem?"

  Seohee menatap sekeliling dan hanya mendapati dua anaknya, tidak ada Jisung disana.

"Hannie mana?"

  "Brian, Jihye, bilang ke Mama! Adik kalian mana!" sentak Seohee.

  "Mohon maaf, tapi silahkan lihat siapa dibalik kain itu. Kami disini sengaja menunggu anda untuk melakukan pemakaman," ujar salah satu warga.

"P-pemakaman?"

  Seungwoo membuka kain itu dengan Seohee yang dibelakangnya. Dan keduanya terkejut melihat jasad didepannya. Wajah yang dulu selalu tertawa ceria, kini pucat dan dingin.

  Keduanya tau siapa jasad di depannya ini.

"Kenapa bisa gini? Apa yang terjadi! Kalian gak bisa jaga Hannie dengan bener?" tanya Seungwoo.

"M-maaf Om, ini semua salah kita."

  Minho berdiri dan menggeleng pelan sembari menatap mayat Jisung, "Ini semua salah saya, Om. Saya gak bisa nyegah Hannie buat gak ngelakuin permintaannya. Saya juga gak tau kalo selama ini dia sakit."

  "... Entah sakit fisik, batin atau mental, semuanya. Dia berkali-kali teleponin kita semua, tapi berkali-kali kita tolak karena waktu yang gak tepat ditambah kita ada masalah sama Hannie. D-dia bahkan ngirim pesan suara sambil nangis tapi kita abai karena ego kita."

  "Hannie... Meninggal karena diperkosa dan disiksa oleh beberapa orang dan itu setiap hari, ngebuat beberapa organ dalamnya luka parah. Bahkan d-dia maksa saya buat donorin jantungnya buat anak angkat kita, Lee Jihan."

  Karena Minho tak sanggup melanjutkan ucapannya karena air matanya yang kembali mengalir, ia kembali duduk dan menundukkan kepalanya, tak sanggup menatap wajah pucat Jisung.

"Apa? H-Hannie.."

   Sepasang suami-istri itu menatap kembali mayat anaknya dan memeluknya sembari menangis bahkan hingga sesegukkan. Brian dan Jihye menghampiri kedua orang tuanya dan memeluknya lalu kembali menangis melihat mayat Adiknya.

  Seisi ruangan itu hening, hanya terdapat suara-suara tangisan pilu dari orang-orang terdekat yang penuh penyesalan. Hingga akhirnya mereka merelakan Jisung dan membiarkan pemakaman dilangsungkan sebelum hari mulai sore.

...

  "Jihan sayang, pulang yuk? Tante Jihye nya lagi sibuk dan gak bisa diganggu."

  Jihan mengerucutkan bibirnya, "Yaudah kalo gitu Jihan mau main di kamarnya Mama Hannie! Kalo Mama Jihye udah gak sibuk, Jihan mau sama Mama Jihye."

The Author Couple [✓]Where stories live. Discover now