BAB LXXVII: D-Day

Start from the beginning
                                    

Alex, tanpa aba aba langsung meraih lengan kiri Erza. Mengangkat lengan pakaian gadis itu keatas hingga perban penuh rembesan darah yang terlilit ditangan gadis itu terlihat olehnya.

"Siapa yang melakukannya?" tanya Alex menggertakkan giginya marah.

Bagaimana bisa gadis itu terluka separah ini saat ditinggalnya beberapa hari saja, dan kenapa tidak ada satu orang pun yang melaporkan hal ini kepadanya.

"Bukan apa apa" ucap gadis itu dengan nada lesu sambil menarik lengan kirinya kembali.

Menggeram, Alex tidak suka dengan sikap pendiam gadis itu sekarang. "Kubilang, siapa yang melakukannya?" tanya Alex lagi sambil mencondongkan tubuhkan kearah gadis itu.

"Ini hukuman" Erza bangkit dari duduknya, melewati Alex yang berniat tetap menahannya disini dan berjalan menghampiri pintu.

"Memang, apa yang kau lakukan?" tanya Alex menatapnya tajam, melihat luka parah ditangan Erza dia dapat menyimpulkan jika itu adalah bekas cambukkan. Tapi apa yang gadis itu lakukan, tidak mungkin jika gadis itu mencuri.

"Menggantikan Celin juga Celina yang mendapatkan tuduhan mencuri benda yang terjatuh"

"Aku hebat, bukan" imbuh Erza sambil melempar senyum kecil sebelum keluar dari ruangan.

Meninggalkan Alex yang terdiam setelah mendengar jawaban darinya, Erza menutup pintu ruangan itu kembali memasang wajah datarnya saat menyusuri lorong.

Apa yang pria bernama Luis katakan itu benar, jika dia ingin segera pergi dari sini maka buatlah Alex menuruti semua ucapanmu. Dan apa yang barusaja dia lakukan adalah untuk memberi hukuman kepada seseorang tentu saja, Erza ingin melihat apa yang akan terjadi esok pagi setelah dia meminta posisi gamma nanti malam.

Dimana yang Erza tau setelah membaca peraturan pack, pencabutan gelar sama dengan hukuman mati.

.

.

.

Duduk diam disebuah sofa kulit dengan semangkuk cemilan juga minuman, pria itu mengunyah biskuit manis miliknya sambil menatap jengah kepada seorang pria lainnya yang terus berjalan kesana kemari tanpa tujuan yang jelas.

"Apa yang kau lakukan, tidak bisakah kau duduk diam" protes Javier, terganggu dengan tingkah Reon yang seperti mengkhawatirkan sesuatu. Tapi walaupun begitu, haruskah dia melakukannya tepat dihadapannya dan saat dirinya makan.

Reon menghentikan kegiatannya dan menoleh kearah kakaknya itu sejenak, tanpa mengatakan apapun Reon pergi dari sana sesegera mungkin.

"Apa gadis itu lagi?" guman Javier bertanya tanya setelah melihat kepergian adiknya.

Memutuskan untuk bangkit melihat apa yang akan Reon lakukan, Javier terdiam diambang pintu saat adiknya itu mengatakan. "Juan, katakan kepada Werry jika aku tidak akan pulang beberapa hari ini"

"Berapa hari yang kau maksud?" tanya Juan tidak melepaskan pandangan dari game diponselnya.

"Enam hari, mungkin" jawab Reon tampak berpikir, dan disaat itulah Javier seketika mencekal Reon.

"Kemana kau akan pergi?" tanya Javier memasang wajah tidak setuju jika Reon pergi hanya untuk menemui gadis itu lagi.

"Bukan urusanmu" jawab Reon ketus sambil melepas paksa tangannya.

Berjalan pergi melewati Javier yang melirik Reon penuh amarah, dia tersenyum sinis. "Memang, apa yang akan kau dapatkan setelah menyelamatkannya? Dia tiba tiba akan menjadi matemu?"

Reon seketika menghentikan jalannya mendengar Javier mencecar Erza, lagi. "Apa kau tidak ingat, kita kehilangan banyak kawanan karena gadis itu"

"Kau pikir gadis itu akan berterima kasih setelah kau selamatkan"

Javier tertawa sinis berjalan kehadapan Reon yang terdiam membisu. "Betapa lugunya adikku, aku bisa mencarikanmu gadis lain yang lebih baik dari dia. Dan jika beruntung, mungkin kau akan menemukan matemu"

Tersenyum kecil, Reon menghela nafas. Berpikir, jadi inilah yang selama ini Javier lihat dari Erza. "Kau mungkin benar juga salah, Erza bukanlah gadis seperti yang kau ucapkan. Dia tersenyum dalam kesepiannya, dan dia selalu mementingkan keselamatan orang yang disayanginya dari nyawanya sendiri"

"Kakak tau kenapa, karena gadis itu bodoh dan tidak tau apapun. Selalu berpikir dia bisa menyelamatkan seseorang apapun caranya. Mengorbandan diri kepada orang yang belum tentu akan membalas kebaikannya. Aku ingin sepertinya, aku ingin melindunginya"

"Itulah kenapa aku menyukainya, menyukai gadis bodoh yang selalu mengatakan dirinya kuat. Dan aku harap aku bisa menjadi sepertinya setelah kita membangun pack baru" ucap Reon untuk yang terakhir, dia tidak tau bagaimana cara mendeskripsikan Erza yang sebenarnya.

Setidaknya itu bisa menjadi poin pertimbangan Javier yang tampaknya tidak menyukai Erza.

'Ikuti Reon' mindlink Javier kepada seseorang.

.

.

.

Tbc

Hallo kalian para pembacaku yang sabar:') sekedar memberi tahu kalau trouble bahasaku terjadi lagi. Sedari kemarin aku stuck hanya untuk merevisi, jadi kalau kata kata yang agak aneh mohon maklumi:') Belum aku revisi soalnya. 

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now