SPECIAL CHAPTER

1.6K 194 53
                                    

Hai epribadeh!
Udah lama ya aku nggak update, hehe (tabok aja gapapa T_T)

Terima kasih untuk seribu pengikutnya. Semoga dengan adanya dukungan dari kalian para readers, author-author di sini bisa makin semangat nulis ceritanya, aamiin. Makasih juga karena kalian udah mau dukung kami. Maafin aku yang gak konsisten ini ya, huhu.

Semoga ‘Special Chapter’ ini bisa membuat kalian terhibur.

Happy reading, guys♡

♉♉♉

Bel berbunyi nyaring ke seluruh penjuru sekolah. Para siswa bersorak dalam hati ketika guru pengajar berjalan meninggalkan ruang kelas. Mereka semua dengan segera membereskan buku dan alat tulis yang berserakan di meja.

Berbeda dengan teman-temannya, seorang gadis berambut coklat bergelombang menatap luar jendela dengan malas. Ia mengucek-ucek matanya dan menguap lebar.

“Altea, kalau nguap ditutup dong! Nggak sopan tahu,” protes teman sebangkunya.

“Berisik, ah. Suka-suka gue kali,” balas gadis bernama Altea itu dan menguap lagi setelahnya.

“Lo nggak pulang?”

“Gue ngantuk banget pengen tidur.” Altea merebahkan kepalanya di meja dengan tas sebagai bantalan.

“Tidur di rumah sana. Gue mau balik, nih.”

“Balik tinggal balik, sih, apa susahnya?” sahut Altea malas.

“Yakin nggak mau gue temenin piket?” tanya sahabatnya. “Ya udah gue balik.”

Spontan Altea menenggakkan badannya sambil berteriak, “Eh, Vera tunggu!”

“ Hari ini gue piket? Bukannya besok, ya?” Altea menggaruk leher belakangnya yang tiba-tiba gatal.

Gadis bernama Vera itu menghela napas panjang, mencoba sabar menghadapi sahabatnya yang pelupa. “Besok gigi lo gundul! Lo kan piket hari kamis, sekarang.”

“Oh iya, gue lupa, hehe,”  ucap Altea cengengesan. “Anak yang lain mana? Kok tinggal gue sendiri?”

“Anak perempuan lagi bersihin alat pel, anak laki-laki lagi buang sampah.”

“Terus gue ngapain dong?”

“Angkatin bangku aja.”

Altea cemberut. “Nggak bisa besok aja, ya? Gue malas banget.”

“Ketahuan Gara mampus lo.” Altea mendengkus. Dengan terpaksa ia menaikkan semua bangku ke atas meja.

Altea menoleh ke bangkunya seraya bertanya, “Terus gue harus nga—“

“Lah, si Vera mana?” heran Altea ketika melihat Vera sudah tidak ada di dalam kelas. Baru saja akan mencari sahabatnya di luar kelas, notifikasi di ponsel Altea berbunyi. Di sana terdapat pesan dari Vera yang ternyata sudah pulang duluan karena ada acara keluarga.

Altea melongo menatap layar ponselnya. “Gue pulang sama siapa dong? Dasar Vera jahat!”

Tanpa semangat Altea menyapu seisi kelas dan beranjak pulang sebelum teman-temannya kembali. Altea berjalan pelan menuju gerbang sambil terus berharap masih ada orang yang sekiranya bisa dia ajak pulang bareng.

Seakan doanya terkabul, di tempat parkiran motor Altea melihat seseorang yang ia kenal. Langsung saja ia berlari menghampiri orang itu.

“Hei, boy. Nebeng dong.”

TAURUSWhere stories live. Discover now