Bab-2

7 2 0
                                    

Ceklek

Risa menutup pintu uks dan berjalan menuju kelasnya. Entah mengapa senyum manis Dhefin terbayang-bayang di pikirannya. Tanpa sadar senyumnya terukir, namun tipis benar-benar tipis.

"Iihh apa an sihhh" ucap Risa mencoba menghilangkan pikiran anehnya. "Kok sepi banget ya, padahal masih jam istirahat" ucap Risa bingung. Pasalnya koridor lantai satu benar-benar sepi, biasanya ada beberapa siswa yang berlalu-lalang.

Sampai di lantai dua menuju kawasan kelas 11. Tiba-tiba

Brak!!

Setumpukan kertas dan beberapa map jatuh berbarengan dengan seseorang yang tidak sengaja menubruk Risa. Untungnya Risa hanya terhuyung ke depan. Tapi tidak dengan cowok yang menubruknya, ia jatuh terduduk.

Melihat tersebut, Risa langsung membantu cowok itu membereskan kekacauan tersebut.

"Maaf ya, tad-" ucapan cowok itu terhenti kala ia dan Risa tidak sengaja bertatapan, ia terpaku sebentar.

"Iya, nggak apa kok" jawab Risa seramah mungkin. Ia sangat tidak menduga bahwa yang menabraknya tadi adalah Wisnu. Iya, Wisnu orang yang ia jauhi selama setahun ini.

"Makasih Ris" ucap Wisnu seraya menatap Risa dengan lekat. Risa yang ditatap pun sedikit risih. "Duluan ya kak" pamit Risa seraya berdiri dan melangkah pergi. Namun ia terhenti karena tangannya dicekal oleh Wisnu. "Boleh bicara sebentar?" Tanya Wisnu yang membuat Risa menatapnya bingung. "Maaf kak, gue ada udah ada janji sama temen" tolak Risa sehalus mungkin sambil menarik tangannya dari cekalan Wisnu.

Wisnu pasrah dengan penolakan Risa. Ia masih bingung kenapa Risa menjauh dari nya, mengapa Risa menjaga jarak dengan dirinya. "Duluan kak" ucap Risa seraya berjalan pergi meninggalkan Wisnu yang masih termenung dengan pikirannya.

*****

"Maksud lo apa sih Fin?" Tanya Ervin yang tidak mengerti dengan ucapan Dhefin yang seakan-akan ia ingin pergi. Dhefin mengembuskan nafas panjang dan ia berdiri dari duduknya. "Nanti kalian pasti paham" jawab Dhefin seraya melangkah menuju pintu rooftop.

"Gue duluan, udah mau masuk" pamit Dhefin, setelahnya ia pergi meninggalkan kedua sahabatnya yang masih bertanya-tanya.
"Gue curiga sama dia, kayaknya ada yang dia sembunyi in dari kita" tebak David yang dijawab anggukan dari Ervin. "Dia nggak bakal kayak gini kalau masalah nya nggak berat. Dia selalu cerita kan ke kita kalau ada masalah" perkataan Ervin semakin membuat David curiga dengan Dhefin.

Pasalnya sudah seminggu ini sikap Dhefin aneh. Sering diam bahkan sudah berapa kali ia kepergok oleh David dan Ervin tengah melamun.

"Kita harus cari tahu Vid"

*****

Sampai dikelasnya, Risa langsung terduduk lesu di bangkunya. Kelasnya pun benar-benar sepi, padahal biasanya sudah ada konser setiap istirahat. Risa tidak memperdulikan hal tersebut, bersender pada tembok dan memang earphone.

Risa mulai memejamkan matanya. Namun tiba-tiba

"Ris lo kok udah disini? Kapan balik? Luka lo udah diobatin kan? Lo enggak di apa-apa in kan sama cowok itu?" Pertanyaan beruntun dari Evelin membuat Risa mau tidak mau harus membuka mata dan menjawab nya.

"Udah diobatin kok. Nih buktinya" jawab Risa seraya menunjukkan lukanya yang sudah tertutup plaster. "Dia itu baik, dia nggak ngapa-ngapain gue kok. Malah dia ramah banget" lanjut Risa seraya tersenyum, ia masih teringat dengan senyuman manis Dhefin.

"Untung deh, gue tadi khawatir banget soalnya" ucap Evelin yang tak enak dengan Risa. Risa menjawabnya dengan anggukan.

"Arta mana?" Tanya Risa yang tidak melihat kehadiran Arta. "Tadi dia dipanggil pembimbing taekwondo, katanya sih ada perlombaan lagi" jawab Evelin. Risa hanya beroh ria. Risa dan Evelin sudah memaklumi kesibukan Arta di taekwondo. Pernah kaki Arta hampir patah saat lomba, namun ia masih kukuh untuk lanjut. Mau bagaimana pun Risa dan Evelin hanya bisa mendukung.

"Guys guys, kelas mau di rombak loh" teriak Fino, ketua kelas 11D IPA. Warga kelas yang mendengar berita tersebut kaget bukan main. Pasalnya dari awal masuk, tidak ada tuh yang namanya perombakan ulang.

"Kurang kerjaan banget sih gurunya" keluh Evelin yang disetujui semua warga kelas.

"Bener tuh kata Evelin. Emang kurang kerjaan"

"Padahal seminggu lagi UAS, terus kita pisah buat kelas 12 nanti. Nanggung tahuu"

"Apa sih alesanya harus acak ulang?! Gue udah demen sama ni kelas"

"Gue nggak mau pisah sama lo, nanti kalo gue nggak nemu temen kayak lo gimana. Huhu"

Dan masih banyak lagi.
Semua gerutuan itu terhenti saat Bu Erni-wali kelas 11D IPA-masuk kekelas.

"Assalamualaikum anak-anak" salam Bu Erni, yang langsung dijawab salam oleh seluruh warga kelas. Bu Erni pun memberi tahu adanya pengacakan ulang semua kelas di SMA HANUM BANGSA. Kalimat perpisahan dari Bu Erni membuat semua warga kelas sedih. Bu Erni adalah guru paling sabar, Bu Erni juga yang membuat kelas 11D IPA tidak di cap sebagai kelas "buangan" namun sudah terganti dengan kelas "unggulan".
Rasa enggan ingin berpisah namun mau tak mau mereka harus.

"Permisi, maaf bu saya terlambat karena tadi ada kumpulan sebentar" ucap Arta kepada Bu Erni saat ia akan memasuki kelas. Bu Erni sangat paham dengan kesibukan Arta terhadap taekwondo. Bahkan bukan hanya Arta, Bu Erni ingat pada semua siswa di kelasnya.

Bu Erni mulai membagikan nomor kelas ke setiap siswa, setelahnya mereka berpamit dan tak lupa berfoto bersama, mengabadikan momen yang sangat berharga. Kemudian mereka berpencar mencari kelas baru masing-masing.

*****

11A IPA

Risa sudah berada di depan kelas barunya. Pintu kelas masih tertutup rapat, sepertinya masih belum ada yang masuk. "Heuuh" Risa menghela napas panjang sebelum membuka pintu.

Ketika tangannya terulur untuk meraih handle pintu ada seseorang yang berbicara, sepertinya kepadanya. "Hei, lo juga kelas ini?"
Refleks Risa memalingkan muka menghadap pembicara.

Hah!, dia-

*****

Bersambung

Hallo guys, aku up lagi nih. Gimana ceritanya? Bagus enggak? Masih awal awal mungkin belum kerasa ya, hehehe.

Makasih buat kalian yang baca cerita ini. Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Lop lop deh sama kalian(。♡‿♡。)

See next chapter 👋

Dari Aku Untuk Kamu [Hiatus Sementara]Where stories live. Discover now