Ch. 36: epilog

3K 378 78
                                    

[TURN ON DARK MODE]

"Dira?" (Y/N) membatin kebingungan, karena penasaran, dia pun membuka chattnya.

———————————————————

Dira
(Mengirimkan lokasi)
(14.00)

Dira
Pergilah ke sana. Kak Lera menunggumu, dia ingin meminta maaf padamu
(14.01)

———————————————————

Alis (Y/N) mengernyit, setelah diteliti, ternyata lokasinya adalah jalan yang curam.

"Itu kan lokasi yang jarang dilewati?"

(Y/N) mengingat kejadian dimana dia hampir diculik om mesum karena dibawa ke tempat sunyi membuatnya berpikir panjang.

Apalagi setelah mengenal persis gadis bernama Lera ini. Dia adalah perempuan yang sangat menjunjung tinggi harga diri dan selalu peduli dengan omongan orang-orang tentangnya.

Bagaimana bisa perawakan seperti itu mengucapkan kata 'maaf' padanya?

Terdengar mustahil.

(Y/N) mengerjapkan matanya lagi setelah melihat Dira mengetik sesuatu.

Sudah terkirim pada handphonenya, dia lekas membaca pesan itu.

"Dia ingin meminta maaf dengan tulus? Karena itu dia tidak ingin ditempat yang ramai, itu bisa melukai harga dirinya." (Y/N) membaca pesan itu didalam hati lalu mendengus lucu.

"Dia tulus akan meminta maaf 'kan? Itu artinya dia tidak akan menggangguku lagi? Kalau tahu dia akan begini, harusnya sejak dulu aku mempermalukannya saja haha" (Y/N) menyayangkan betapa bodohnya dirinya dulu.

(Y/N) mengantongi handphone kedalam kantong lalu berjalan keluar kamar.

Langkahnya terhenti ketika melihat pelayan menghampirinya, "anda mau kemana nona?"

(Y/N) menatap malas pelayan itu. Apa kehidupan pribadinya harus diketahui semua orang? Hei, dia punya privasi.

"Bukan urusanmu" jawab (Y/N) sarkas sambil melanjutkan langkahnya.

♦♦♦

"Sudah dua tahun sejak (Y/N) menghilang. Kami sudah menyerah mencarinya," batin Gilda menatap kalender yang tertempel di dinding. Dia meletakkan cangkir berisi teh hangat yang ia pegang tadi keatas nakas.

"Mike bahkan tidak mendapatkan informasi apapun mengenai (Y/N)" Gilda menghela nafas panjang. Dia harus merelakan temannya.

"Setelah kami memutuskan menghentikan pencarian, emosi Ray tidak terkendali." Gilda menoleh pada Ray yang mencoba sibuk dengan bukunya walaupun Gilda tahu kalau itu untuk pengalihan pikirannya.

Perasaan belum terungkap dan cinta pertamanya, (Y/N) selalu menghantui pikiran Ray bahkan saat dirinya memejamkan mata.

Ray menyesal karena belum mengungkapkan isi hati pada sang pujaan. Dia menyesal tidak memeluk (Y/N) untuk terakhir kali.

Dia menyesal tidak menikmati setiap senyuman (Y/N) untuk terakhir kali.

"Harusnya aku melarang (Y/N) untuk tidur pada hari 'itu'" Ray mengigit bawah bibirnya.

Lagi-lagi, terlarut dalam penyesalan tak berujung.

Kepada penguasa alam semesta, tolong sampaikan pesan Ray teruntuk gadis paling manis yang menetap dihatinya, kalau laki-laki ini..

Fight Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang