Ch. 6: mata-mata

3K 486 32
                                    

...
(Y/N) membuat karangan bunga bersama Anna. Dia mencoba bersikap feminim seperti anak seusianya. Padahal aslinya barbar:/

Menyelesaikan karangan terakhirnya, (Y/N) menoleh ke arah hutan dan bangkit dari duduk sambil berucap "Anna, aku akan menyusul Emma! Dah!" Anna mengangguk tidak keberatan.

(Y/N) berlari masuk ke hutan. Semakin jauh maka semakin pelan juga langkah (Y/N) hingga dia berjalan tanpa suara.

Perlahan, (Y/N) memanjat pohon seakan tidak jera dengan apa yang terjadi padanya baru-baru ini.

(Y/N) menguping pembicaraan trio smart dari atas pohon. Lalu ia melompat turun dari pohon setelah menyimak cukup lama.

"(Y/N)! Jangan melompat dari atas pohon, kau ingin terjatuh lagi hah?!" Oceh Ray menyelipkan nada khawatir disana.

(Y/N) mengabaikan Ray yang menasehatinya bak emak-emak liat anaknya minum es teros.

Anak bersurai (H/C) itu mendekati mereka. "Istirahat makan siangnya sudah hampir habis~!"

Mengacuhkan perkataan (Y/N), Norman balik bertanya kepada Ray. "Bagaimana rencana kita menghancurkan alat pelacaknya?" Bisiknya.

Ray menoleh, "jangan khawatir. Kita membutuhkan waktu 10 hari untuk itu"

"Baiklah. Kita lakukan rencana kita dalam 10 hari. 10 hari dari sekarang kita akan menjalankan rencana pelarian kita" jelas Norman membuat Emma membelalakkan matanya.

"Sayang sekali.. mengingat kalau Norman dikirim lebih awal daripada yang mereka perkirakan" batin (Y/N) mengingat kejadian selanjutnya.

♦♦♦

"Menurutmu, siapa mata-mata nya (Y/N)?" Emma melirik (Y/N) dengan ekor matanya.

Ray menatap (Y/N) tajam seolah menyuruh (Y/N) menutup mulutnya.

(Y/N) mengedikkan bahu. "Entahlah. Tapi kemungkinan bahwa mata-mata itu memiliki skor tinggi dan memiliki kemampuan menyembunyikan ekspresi-nya" ujar (Y/N) memberikan kisi-kisi.

"Berapa skor Phil?" Tanya Ray agar Emma mencurigai salah satu keluarga mungilnya tersebut.

...

【selesai makan siang

>>perpustakaan<<

(Y/N) duduk tak jauh dari tempat Don dan Gilda hanya untuk menikmati perdebatan yang akan terjadi.

(Y/N) membalik halaman buku perlahan. Dia membaca buku karya William Minerva yang ternyata cukup menarik untuk (Y/N) yang sejatinya menyukai genre petualangan dan teka-teki.

Emma dan Norman memulai pertunjukkan drama sedangkan Ray bersandar pada rak buku. Don tertawa terbahak-bahak seakan sedang mendengar lelucon luar biasa dalam hidupnya.

"Wah, tunggu dulu, kalian bercanda, 'kan?" Don mengusap air mata yang keluar gara-gara tertawa terlalu kencang.

"Tidak" elak Ray dengan ekspresi datar.

Don meminta penjelasan lebih sambil menyangkal pernyataan Emma.

"Hentikan omong kosongmu itu! Tidak mungkin!! Mama sangatlah baik pada kita..Emma! Cepat minta maaflah!!" Teriak Don.

Gilda memasang wajah sendu, ia meluapkan emosinya dan memeluk Emma terisak-isak.

Dia menyadari keganjilan pada tingkah mereka lalu teringat sesuatu, Gilda menoleh ke pojok ruangan, mendapati (Y/N) yang memperhatikan mereka santai.

Fight Together Where stories live. Discover now