Ch. 33: teman

1.8K 337 67
                                    

[TURN ON DARK MODE]

"(Y/N)!" Adrianne tiba-tiba membuka pintu yang tidak (Y/N) kunci.

"Ini sudah jam 10 malam! Kenapa kau belum tidur?!" Adrianne mengernyit heran ketika dia berjalan menaiki tangga ia melihat lampu kamar (Y/N) masih menyala.

(Y/N) segera menekan tombol pause pada episode TPN yang baru setengah ia tonton. Maniknya terbelalak melihat sang bunda menemuinya.

"A-apa sekarang dia meng-khawatirkanku???" (Y/N) menatap berbinar melihat raut kesal Adrianne.

"Kau ini bodoh atau apa sih?! Kau mau membuatku malu karena kau mengantuk saat jam pelajaran nanti?!" Adrianne memegang tangan (Y/N) kasar. Dia menarik paksa pergelangan kiri (Y/N) yang diperban hingga mau tak mau (Y/N) berdiri.

"Apa ini?! Kau mau menipuku seolah tanganmu sakit??!" Adrianne memutar-mutar lengan (Y/N), membuat gadis bersurai (H/C) itu meringis kesakitan.

"Ini beneran sakit bangs*t" umpat (Y/N) tertahan.

Adrianne melepas tangan (Y/N) dan mendorongnya hingga terjatuh terbentur kasur. "Sana tidur! Aku tidak mau kau mengecewakan kami!"

(Y/N) menunduk, ia berusaha berdiri.

Adrianne mengambil laptop (Y/N) dan menentengnya. "Jangan harap bisa memakai laptop sebelum kau memperoleh peringkat satu diujian kali ini!!" Ancamnya nyaring.

Iris (Y/N) membola, "ta-tapi itu kan kubeli dari hasil kerja kerasku memenangkan lomba!!" (Y/N) memegang lengan baju Adrianne tanpa takut.

Adrianne menepisnya kasar, perempuan paruh baya itu berbalik dan membanting pintu kamar dengan keras.

(Y/N) mengacak rambut gusar, "argh sialan" dencaknya.

"Belajar, belajar dan belajar. Kenapa semua orang lebih peduli pada nilai sih?!"

♦♦♦

"Ray, aku yakin (Y/N) akan kembali kok!" Hibur Nat tersenyum senang.

Ray melirik Nat tidak berminat, "kau sudah mengatakannya ratusan kali Nat, tapi mana buktinya? Empat bulan berlalu dan (Y/N) masih belum kembali" Ray membuka lembaran pada buku yang ia bawa.

"E-ehehe.." Nat menggaruk pipinya canggung. Sebenarnya dia hanya ingin menghibur Ray yang masih terpukul atas menghilangnya (Y/N).

Isabella berdiri disamping Ray lalu mengelus rambutnya pelan. "Jika (Y/N) pergi selamanya, kau harus mengikhlaskannya Ray" pasalnya, Isabella pun tidak tahu apakah (Y/N) masih hidup atau tidak.

Ray mendesis tidak suka. "Hah?! Apa maksudmu mengatakan (Y/N) sudah mati?!" Gertaknya.

Suara Isabella melembut, "Ray... aku mengerti perasaanmu, aku pernah merasakannya" Isabella memeluk Ray hangat.

"Aku sudah siap! Ayo berangkat ke sekolah!" Emma berlari riang, semangat memulai harinya.

Walaupun dia merindukan (Y/N), Emma harus tetap terlihat baik-baik saja agar tidak menambah beban keluarganya. Dia sedih karena penampilan Ray seperti tidak terawat.

Emma menggandeng tangan Gilda dan Anna, menuntun mereka keluar kediaman diikuti oleh beberapa anak dibelakangnya.

...

【lokasi (Y/N)

(Y/N) melangkah menuju kelasnya, diperjalanan dia bertemu Lera yang menghalanginya.

Fight Together Where stories live. Discover now