Ch. 32: ending TPN?

2K 344 56
                                    

(Y/N) membalut lukanya menggunakan perban kecil sebelum para pelayan bertanya-tanya apa yang dia lakukan.

(Y/N) membalut lukanya menggunakan perban kecil sebelum para pelayan bertanya-tanya apa yang dia lakukan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Y/N) meletakkan sisa perban dibawah lemari kayu pada pojok ruangan.

Usai dengan aktivitas singkatnya, (Y/N) menengadah keatas untuk melihat jarum jam pada jam dinding.

Kemudian dia membuka lemari baju lalu mengambil kaus berwarna putih dan celana jeans hitam.

(Y/N) mengenakan pakaian dengan telaten sambil menatap datar wajahnya dipermukaan cermin. Dia benar-benar tidak percaya kalau code solid dilehernya menghilang.

Menghela nafas lelah, setelah berpakaian dia mengambil hoodie berwarna hitam dengan garis putih yang tersangkut didepan lemari lalu digunakannya untuk menutupi kaus.

(Y/N) meletakkan handphone yang sebelumnya berada diatas meja belajar kedalam tas nevy.

Tok tok tok

(Y/N) melangkah kedepan pintu dan menariknya kedalam, menampakkan seorang perempuan berbaju maid hitam putih dihadapannya.

"Nona, untuk jadwal hari ini.." pelayan bernama 'Thalia' mengecek lembaran kertas yang ia pegang ditangan kanan.

"Anda mengikuti pelajaran memanah privat di lapangan seperti biasa. Anda ingat tempatnya, 'kan?" Thalia memiringkan kepala sedikit ragu mengingat lamanya sang nona mengalami koma.

(Y/N) mengangguk, ia menyelempangkan tas dan berjalan keluar kamar diikuti Thalia dibelakangnya.

"Ngomong-ngomong...waktu di dunia sini dan isekai terpaut lumayan jauh. Satu bulan disini mungkin setara dengan satu tahun isekai..?" Pikir (Y/N) disela langkahnya.

Thalia melirik pergelangan tangan (Y/N) lalu bertanya, "n-nona, tangan anda kenapa?"

(Y/N) tersadar dan segera menutupi tangannya menggunakan lengan panjang hoodie nya. (Y/N) mengalihkan pandangan, "bukan apa-apa"

♦♦♦

"Ray, makanlah dulu" Gilda menatap pintu kamar (Y/N) yang tertutup dengan tatapan nanar.

Daritadi, Ray tidak kunjung keluar kamar (Y/N). Teman-temannya yang khawatir meminta Ray untuk segera makan walaupun tetap tidak dijawab oleh laki-laki bersurai hitam tersebut.

Isabella mencoba mengetuk pintu sekali lagi, "Ray sayang, ayo makan" ucapnya lembut.

"Ayo makan Ray! Kau tidak makan apapun dari pagi!" Pekik Emma risau.

"Aku tidak lapar!!" Teriak Ray nyaring didalam kamar.

Hening. Tidak ada yang membuka percakapan setelah itu. "Mungkin dia ingin sendiri" Yuugo berujar pelan berusaha memaklumi sifat Ray yang kekeuh tidak ingin meninggalkan kamar (Y/N).

Fight Together Where stories live. Discover now